Minggu

Ekspor Dangdut vs Impor Miss World

Ekspor Dangdut Yes, Impor Miss World No

Riforri - Indonesia berlimpah sumber pangan dan sumber sumber lainnya. Di negara ini, setidaknya memiliki 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 buah-buahan, 75 sumber lemak dan 232 jenis sayuran. Sayangnya, sebagian pangan malah masih dipenuhi dari impor. Kondisi di lapangan, komoditas-komoditas unggulan pangan ini sebagian besar masih tergantung impor. Sebut saja, impor beras pada tahun lalu mencapai 1,95 juta ton, jagung 2 juta ton, kedelai 1,9 juta ton, dan gandum 7 juta ton. Lalu, daging sapi setara 900 ribu ekor, ayam indukan 900 ribu ekor, gula 3,06 juta ton dan  teh US$11 juta. Termasuk garam, ikan, susu, buah-buahan dan sayuran.
 
Ekspor Dangdut vs Impor Miss World | Riforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran Politik
Tejo Wahyu Jatmiko, Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS) mengatakan, hingga saat ini, kebijakan mengatasi masalah pangan selalu mengambil jalan pintas dengan impor. Padahal, negeri ini menyediakan sumber pangan melimpah. Padahal, lanjutnya, keragaman hayati menyediakan sumber pangan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang dapat mencukupi kehidupan rakyat. Dan ironisnya, bukan hanya di sektor pangan. Di bidang seni dan budaya, budaya impor juga merajalela. Lihat saja betapa banyak promotor yang mendatangkan artis artis luara ke Indonesia, bahkan artis Korea atau musik musik Korea yang lebih dikenal dengan K-Pop lebih bannyak digandrungi dibandingkan dengan musik local. Yang terakhir yang cukup mengundanng kontroversi penyelenggaran Miss World. Budaya pamer tubuh ini didopsi dan digelar di Indonesia. Kontes kecantikan yang sudah digelar sejak 1951 ini mereposisikan diri sebagai ‘kecantikan dengan sebuah tujuan’. Namun, dalam beberapa kali penyelenggaraan, umbar aurat adalah salah satu sesi yang memperoleh penilaian. Meski di Indonesia tidak ada sesi berbikini, Majelis Ulama Indonesia tetap berkeberatan dengan penyelenggaraa kontes kecantikan tersebut.
"Kontes itu hanya alasan untuk memperlihatkan bagian-bagian tubuh perempuan yang seharusnya ditutup," ujar Mukri Aji, ulama dari MUI Jawa Barat.
Fakta fakta ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari kita justru bangga saat menggunakan atau memakai budaya orang lain.
Padahal, kata HS Dillon budaya impor, apakah impor pangan atau impor lainyya hanya menguntungkan sekelompok pihak, karena menciptakan praktik kartel.
"Selain itu, impor kartel sangat bertentangan dengan filosofi bangsa Indonesia," kata HS Dillon yang juga utusa Khusus Presiden untuk Penanggulangan Kemiskinan.
Menurutnya, dahulu bangsa Indonesia maju dalam bidang pertanian, karena memiliki people power. Namun saat ini, kondisinya terbalik. Ia menilai, hal tersebut tak terlepas dari peranan para pemimpin negeri ini yang justru tak berpihak pada rakyat. Berbeda dengan Malaysia, kondisi masyarakat di sana lebih baik karena pemimpinnya berpihak pada rakyatnya.
 
Di luar negeri, lanjutnya, banyak kekuatan politik yang bisa memberangus praktik kartel agar negara ekonomi tidak rusak. Namun, lagi-lagi ia melihat kondisi yang terbalik di Indonesia, karena kekuatan politik tidak melakukan hal tersebut. Ia menilai, Kadin sebenarnya punya peranan dan bisa mendesak presiden agar melaksanakan kebijakan yang menguntungkan pemerintah serta rakyatnya dalam rangka memberantas praktik kartel.
Kenaikan harga pangan yang terjadi akhir-akhir ini merupakan permainan para kartel yang sudah terjadi sejak bertahun-tahun. "Kartel besar ada di balik semua ini. Pedagang-pedagang besar yang memiliki kekuatan menentukan harga," katanya. Permainan kartel juga melibatkan birokrat maupun instansi tertentu sehingga mereka mendapatkan keuntungan dengan tingginya harga. Menurut dia, Bulog selaku instansi yang diberi kewenangan untuk mengontrol harga di pasar pada kenyataannya tidak mampu melakukan fungsinya tersebut dan akhirnya harga  diserahkan ke pasar.
Padahal, tambahnya, tak ada satu pun negara di dunia berpenduduk besar yang pemerintahnya menyerahkan urusan pangan kepada pasar, sedangkan di Indonesia yang terjadi justru sebaliknya. Dirinya juga menyayangkan kebijakan pemerintah yang menjadikan Bulog sebagai Perusahaan Umum (Perum) sehingga peran lembaga tersebut untuk melindungi rakyat kecil berubah sebagai lembaga pencari keuntungan. Dillon mengakui, kenaikan harga pangan saat ini bisa dijadikan sebagai legitimasi pihak tertentu seperti Bulog maupun para pedagang dari luar negeri.

Dillon menambahkan, penyebab terjadinya gejolak harga komoditas pangan saat ini akibat ketidakmampuan dan rendahnya pola pikir pejabat-pejabat di Kementan dan Kemendag. Mereka dinilai hanya memikirkan rencana jangka pendek, sehingga tidak bisa merealisasikan program jangka panjang yang bertujuan mewujudkan swasembada pangan. Dikataka bahwa beberapa tahun lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memerintahkan kepada Menteri Pertanian untuk melakukan restrukturisasi sektor pertanian secara luas, tetapi instruksi ini tidak dijabarkan dalam program dan kebijakan yang konkret dan jelas. Akibatnya, hingga kini tidak terlihat ada keberhasilan dalam program ini. Untuk itu diperlukan pemikiran yang cermat dalam membereskan sistem tata niaga pertanian, serta keberpihakan kepada petani. Jika tidak, bukan tak mungkin ketergantungan RI akan produk pangan impor akan semakin berkepanjangan. Parahnya lagi, lanjutnya, importasi pangan tak hanya terjadi pada satu komoditas saja namun hampir di seluruh komoditas pertanian yang sanggup diproduksi di dalam negeri juga impor.


Ekspor Dangdut Yes

Dangdut adalah musik  yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan musik yang awalnya dipandang sebelah mata ini mulai unjuk gigi di dunia Internasional.
H. Rhoma Irama saat menghadiri acara peluncuran Album "Dangdut in America" yang menampilkan penyanyi muda asal Maryland AS, Arreal Tilghman, di Jakarta,beberapa waktu lalu mengatakan,  bahwa sejak revolusi dangdut yang pertama pada dasawarsa 1970 an, musik dangdut terus berkembang dan bahkan diminati masyarakat dunia. Saat ini tak kurang dari 70 negara mempelajari musik ini.
 
Kehadiran Arreal Tilghman sebagai penyanyi dangdut tentu saja merupakan kejutan yang besar bagi insan dangdut Indonesia. H. Rhoma Irama mengatakan bahwa suara Arreal Tighman sudah memenuhi spesifikasi untuk penyanyi dangdut. Arreal Tilghman merupakan juara audisi "Dangdut in America"   yang digelar selama 2 tahun di negara paman Sam tersebut. Saat ditanyakan mengenai ketertarikannya untuk mengikuti audisi, Arreal mengatakan bahwa lagu dangdut merupakan musik yang belum pernah ada di AS.
"Saya tertarik mendengar dangdut, karena musik ini tidak ada di negara saya. Saya mempelajari lagu "Dara Muda" ciptaan Rhoma Irama, dan saya menang. Lagu itu luar biasa, membuat orang asyik bergoyang," kata Arreal.

Promosi peluncuran album Arreal Tilghman di Jakarta merupakan kegiatan kedua, setelah peluncuran pertama kalinya di negara asalnya sendiri, Amerika Serikat November 2008 lalu. Saat ditanyakan mengenai antusiasme masyarakat Amerika Serikat mengenai album dangdut pertamanya, Arreal mengatakan bahwa sambutan masyarakat Amerika Serikat sungguh luar biasa. "Saya tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang. Tetapi peluncuran di Amerika kemarin mendapat sambutan luar biasa," ujar Arreal.
Sebelum memenangi acara audisi ‘Dangdut in America', Arreal Tilghman berprofesi sebagai petugas pemadam kebakaran. Luar biasa bukan???. Ada satu lagi, budaya Indonesia yang dikenal oleh negara-negara lain di penjuru dunia ini, tidak hanya di satu negara, tetapi 70 negara. Bersyukurlah karena Tuhan atas segala rahmatNya menaruhkan kita ada di bumi yang kaya akan kebudayaanIndonesia.
 

Dangdut Dipelajari 70 Negara

Rhoma Irama mengungkapkan, musik dangdut asal Indonesia telah dipelajari di 70 negara di dunia, dan 75 universitas di seluruh dunia. Rhoma melontarkan fakta tersebut, dalam sebuah acara yang digelar di sebuah kafe di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (3/2) sore. Angka-angka tersebut, kata Rhoma, didapatkannya dari sebuah riset yang dilakukan Profesor Andrew Weintraub dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat (AS).
Menurut Andrew, dangdut ternyata telah dipelajari di hampir 70 negara di dunia, di 75 universitas di dunia. Itu sebabnya saya diundang beberapa waktu lalu ke Pittsburgh, dimana saya diminta untuk memberikan sebuah makalah," ujarnya.
Weintraub, lanjut Rhoma, adalah salah seorang penerus musik dangdut yang berada di AS melalui kelompok musik dangdut yang didirikannya di Pittsburgh, Dangdut Cowboy. "Para pemainnya adalah para profesor dari University of Pittsburgh," tambahnya.
Rhoma menyatakan, dulu sempat terjadi sebuah revolusi dangdut yang berimbas pada sebuah perubahan pandangan terhadap industri tarik suara maupun musik dangdut. "Ada semacam sense of universalitas yang jadinya, ada yang bernuansa universal yang terdapat di dangdut itu. Sehingga, dangdut itu bisa diterima di mancanegara," katanya.
Hal tersebut telah terbukti dengan ditemukannya Arreal Tilghman, seorang pria berkulit hitam yang menjuarai kontes "Dangdut in America", yang di negeri Paman Sam tersebut pada beberapa waktu lalu.
Menurut rencana, untuk menjembatani kelangsungan musik dangdut antara Indonesia dan AS, Rhoma bakal menduetkan Tilghman dengan putranya, Ridho Rhoma, untuk sebuah proyek musik. 
 

Dangdut Adalah Indonesia

Jika menilik sejarahnya, dangdut berasal dari kulturisme musik India dan Melayu yang mengendap dengan irama dang dan dut (asal kata dangdut) yang dipadukan dengan harmonisasi aransemen dengan nada dicengkokan. Indonesia adalah dangdut, dan dangdut adalah Indonesia Begitulah kira-kira orang menyebut keakraban diantara keduanya. Padahal jika ditilik lebih jauh, dangdut bukanlah produk asli kebudayaan Indonesia, melainkan musik yang berasal dari India.Namun karena sudah disukai maka  dangdut telah menjadi  milik Indonesia.
 
Dangdut adalah jenis musik yang sangat unik. Dangdut dapat dipadukan dengan berbagai musik lain (bersifat konservatif) misalnya ketika rock didangdutkan berubah menjadi rockdut, pop didangdutkan menjadi popdut, dan musik jawa seperti keroncong didangdutkan menjadi campur sari, yang diperkenalkan oleh Didi Kempot. Dangdut memiliki birama 4/4 dan jarang ditemukan lagu dangdut yang memiliki birama3/4 kecuali pada berbagai lagu dangdut tahun 1960-an seperti burung nuri dan seroja. Musik dangdut dinilai sangat miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Walaupun demikian karena kekurangan itulah musik dangdut berbeda dengan aliran musik lain seperti pop, rock, keroncong dan mengandalkan ketukan tabla dan singkep. Musik dangdut dibawakan dengan nada dicengkokan, dan hal inilah yang menjadi daya tarik utama dangdut yang membawa penikmatnya dengan tanpa sadar berjoged. Dan saking nikmatnya, sebagian orang berpendapat stress dikepala hilang sesaat  apabila mendengar dan berjoged dangdut.

Dangdut Mulai Masuk Tahun 1940

Dangdut masuk ke Indonesia sekitar tahun 1940-an ketika musik melayu kontemporer masuk dan berpadu dengan unsur-unsur India (seperti penggunaan tabla) serta cengkok dan harmonisasi Arab. Perkembangan dangdut mulai matang tahun 1950-an sampai 1960-an ketika banyak bermunculan orkes-orkes melayu di Jakarta yang memainkan lagu Deli dari Medan. Dan bersamaan dengan masuknya musik India kedalam dangdut yang dibawa oleh  Eliya Kadam dengan lagu boneka Indianya dan Husein Banafie (salahsatu penulis lagu ratapan anak tiri)  yang berhasil membius masyarakat kita dengan nada-nada indahnya.  Gaya musik dangdut terus berkembang ditahun 1970-an dengan kemunculan Soneta Group yang dimotori Rhoma Irama.
Penyanyi yang memperoleh sebutan King of Dangdut, inilah yang akhirnya banyak mempengaruhi perkembangan musik dangdut. Bersama  Elvie Sukaesih yang disebut  ratu dangdut, dan A. Rafiq si Elvisnya dangdut, diaroma dangdut di Indonesia makin berwarna.   Mereka membawa musik dangdut menjadi musik yang digemari masyarakat Indonesia  khususnya kaum marjinal. Apalagi, pada tahun itu perkembangan musik Barat sedang panas-panasnya dan membawa angin segar bagi musik dangdut dengan kemunculan gitar listrik, mandolin, orgen listrik dan perkusi.  Nada dangdut yang lemah gemulai dan merayu-rayu serta sangat terbuka terhadap pengaruh musik lain mulai dari keroncong, laggam, rock, pop, bahkan house musik  makin menancapkan eksistensi dangdut pada waktu itu. Sebut saja lagu ‘adu domba’ ciptaan Rhoma Irama yang berhasil membius dan mengetarkan pinggul orang Indonesia untuk bergoyang.
 
Seiring perkembangan pemerintahan Soeharto dangdutpun makin melahirkan anak turunan. Ada Meggy Z, Kristina,  Mansyur S, Iis Dahlia, Evi Tamala, Ikke Nurjanah dan kawan-kawan.  Dangdut mulai meramaikan jagad hiburan dan industri musik tanah air sehingga Indonesia mulai terserang wabah dangdut. Bahkan  virus dangdut sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, beberapa negara Eropa, hingga negara adikuasa yaitu Amerika Serikat. Di negaraa negara wabah dangdut, terus merajalela.  Maka pada tahun 80-90 an  Rhoma Irama sang Raja dangdut menegaskan  bahwa Indonesia sudah swasembada dangdut.dan sampai akhir tahun 90-an saat runtunya rezim soeharto dangdutpun mulai tergerus dan mengalami masa reformasi dangdut.
 

Musik Dangdut Memang Fantastis.

 Dangdut  telah melewati berbagai kondisi yang berbaur dengan kultur masyarakat Indonesia. Dangdut adalah musik kebanggaan bangsa, karena melalui dangdut kita dikenal dunia dan melalui dangdut juga kita memiliki karakter musik tersendiri yang dimiliki bangsa lain. Fanatisme akan dangdut juga menjadi fenomena yang ajaib bahkan beberapa tokoh musik dunia menyebut itu sebagai the miracle of dangdut.
Fanatisme itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia saja, bahkan negara-negara lain seperti Arab Saudi, Qatar, Belanda , sampai negara adidaya yaitu Amerika Serikat tak luput dari fanatisme dangdut. Hal itu dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain,  lirik musik dangdut yang unik dan mudah dimegerti;  dangdut adalah musik rakyat, tidak ada pembeda baik sikaya atau si miskin; aransemen musik yang  familiar dan mudah mengajak badan untuk bergoyang, dan musik dangdut yang dipercaya dapat menghilangkan stres adalah faktor penentu kenapa dangdut sangat digemari .Dangdut juga kerap kali digunakan sebagai alat politik. Partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan musik dangdut untuk menarik massa.

Setelah reformasi dangdut mulai menapaki perjalanan baru  yaitu dangdut  yang lebih demokratis, dangdut menjadi lebih berani dan agresif. Media masa dan TV menjadi lebih sering mengadakan acara-acara dangdut yang dibumbui goyang erotis. Hal itu diawali dengan kemunculan Ainul Rokhimah atau lebih  familiar dipanggil Inul Daratista dengan goyang ngebornya merubah wajah musik dangdut menjadi sangat variatif dan kadang dicap murahan. Hal ini adalah evolusi dari berbagai  goyang dangdut di berbagai daerah yang memunculkan jiwa erotisme ini. Perlu disadari dangdut diberbagai pelosok dapat dikatakan sangat erotis, jika  Inul bergoyang dengan pantatnya, di daerah ada yang lebih seronok lagi. Ironis memang kondisi dangdut saat ini. Pasalnya setelah kemunculan goyang ‘ngebor’nya Inul, muncul ‘goyang ngecor’, ‘goyang gergaji’, ‘patah-patah’, ‘sedot tembok’ dan goyang perkakas bangunan lainnya. Bahkan banyak pihak yang menyebut dangdut adalah makanan pokoknya, dan erotis adalah lauknya.  Keadaan ini memaksa sang raja dangdut Rhoma Irama turun tangan dan ‘mencekal’  goyangan seronok milik Inul.
Pasca Inul, muncul goyang lain dan melahirkan idola lain yang juga ‘kontroversi’ seperti  Trio Macan, Duo San San dan lain lain. Akibatnya cekal- mencekal terjadi kembali, bahkan Dewi Persik dicekal walikota  Tanggerang karena dinilai goyangannya mengundang nafsu.
Di era sekarang  ini dangdut mengalami erosi karakter. Dangdut sekarang dipandang sebagai musik ‘murahan’, aliran musik orang kampung  dan musik dengan tampilan sensualitas yang mempertontonkan aurat khususnya kaum hawa. Tidak bisa dipungkiri hal ini telah menjadi paradigma baru  masyarakat saat ini. Mereka lebih senang menyayikan lagu berbahasa Jepang atau hip-hopnya orang Barat ketimbang dangdut is the music of my country. Kalangan musisi dangdutpun terkesan ‘apatis’ dan membiarkan sensualitas dangdut terus berjalan. Bahkan para penyayi dangdut kontemporer saat ini merasa bangga dan tidak ada rasa malu sedikitpun ketika ia mempertontonkan goyangan sensualitasnya. Banyak musisi dangdut yang berpendapat dangdut tanpa goyang itu bagai sayur tanpa garam. Tapi yang menjadi pertanyaan sekarang ini apakah goyangan yang berlebihan dengan sensualitas itu boleh. Jika itu dilegalkan bahkan dilumrahkan dimana letak moral orang timur dengan adat-istiadatnya. Benar, dangdut sedang mengalami krisis karakter?


Dangdut Merupakan Kebanggaan Indonesia

Dangut berkembang menjadi sangat Indonesia. Bahkan,  Dangdut ditampilkan sangat instan dan  ingin cepat sukses. Muncul berbagai kontes dangdut yang memunculkan bintang-bintang dangdut karbitan yang dipaksa untuk popular sebelum waktunya. Akibatnya, eksistensi mereka pun meredup tatkala kontes dangdut itu selesai. Dangdut juga dibuat dengan apa adanya. Banyak musisi dangdut saat ini cenderung membuat musik dangdut dengan nada seronok dan lirik yang sebetulnya tidak patut untuk dibuat lagu. Misalnya keong racun, jablai dan kucing garong yang sebetulnya tidak pantas diperdengarkan. Bahkan banyak anak- anak yang menyayikanya. Ironis memang. Dangutpun terkesan ‘munafik’ dan mengharapkan belas kasihan orang. Dangdut digunakan sebagai media penyayi untuk merauk rupiah dengan saweran yang memperontonkan erotisme. Jika melihat  fakta itu, maka wajar bila dangdut mendapat cap ‘murahan’ dari masyarakat.
Dangdut yang dijadikan media dakwah oleh H Rhoma Irama berubah menjadi dangdut sebagai media penyalur erotisme. Jauh  sebelumnya, dangdut juga mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan sekaten, karena penyayi dangdut wanitanya terlalu terbuka dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi sekaten. 
 
Terdapat berbagai alasan yang mengangap dangdut dinilai  sebagai musik ‘murahan’. Pertama, dangdut adalah musiknya orang marginal sehingga dipandang musik rendahan. Kedua,  Dangdut sekarang dipertontonkan dengan goyang-goyang yang aneh dan mengumbar hawa nafsu sehingga kerapkali dipandang dangdut adalah makanan pokok dan erotis adalah lauknya.Ketiga Dangdut terkesan ‘munafik’ dan mengharap belas kasihan orang lain, dangdut ditampilkan erotis hanya untuk meraup sedikit rupiah oleh penyayinya. Ke empat, banyak lagu dangdut yang sebetulnya melanggar norma kesusilaan baik dari aransemen maupun liriknya dan Ke empat Dangdut dipandang tidak indah lagi karena tidak bersifat mendidik lagi.

Dalam kondisi seperti ini, siapa yang harus disalahkan ? Pemerintahannya, pelakunya atau masyarakatnya?
Padahal musik dangdut sudah menjadi bagian dari warga Indonesia? Ingat bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta akan karya anak bangsanya. Memang dangdut bukan berasal dari Indonesi, akan tetapi dangdut telah menjadi ruh bangsa dan dapat dimasukan kedalam budaya bangsa. Dan ketika dangdut dicap murahan apakah kita sebagai bangsa Indonesia akan membiarkannya? Tentu tidak kita harus melakukan proteksi terhadap musik kebanggaan kita ini. Kita harus mengambil berbagai langkah seperti; menghapus Erotisme musik dangdut karena melanggar norma kesusilaan dan dapat menjadi racun bagi anak bangsa. Kedua  Pembibitan musik dangdut harus diperbaiki dari sifat instant. Ketiga, organisasi musik dangdut yang professional dan bila perlu buat undang undang khusus tentang dangdut.

Apalagi musik  Dangdut telah mewarnai relung hati rakyat Indonesia dari berbagai kalangan dan  Dangdut terbukti kerap kali mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar negeri. Perlahan tapi pasti, dangdut akan menjadi musik yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Sekarang Dangdut ada dimana-mana dan didengarkan kalanngan apa saja. Maka tak salah, jika   Project Pop menyebut Dangdut, sebagai  Dangdut is The Music of My Country.

Siapa tidak mengakui perbedaan
Tidak pernah diajari di skolahan
Semua orang macam2 diciptakan
Cakep atau jelek smua punya perasaan
Ada orang Batak, ada orang Jawa
Ada orang Ambon, ada juga orang Padang
Ada orang Menado, ada orang Madura
Ada orang Papua, nggak disebut jangan marah
* Apakah yang dapat menyatukan kita
salah satunya dengan musik
Dangdut is the music of my country

Reff :
Dangdut is the music of my country, my country, of my country
Dangdut is the music of my country, my country, of my country
Aaaaa, oh my country

Kalo ngaku ngerti tentang persatuan
Mengapa adu domba mudah dilakukan
Kenapa smua mudah hilang kesabaran
Kenapa smua mudah diprovokasikan
Ada kulit hitam, ada kulit putih
Ada rambut panjang, ada juga rambut keriting
Ada mata besar, ada mata sipit
Ada orang kaya ada juga orang miskin
(Project Pop)


Miss World, Jatuhkan Martabat Perempuan

Front Pembela Islam (FPI) menilai Miss World yang digelar di Bali merupakan ajang untuk menjatuhkan harkat dan martabat perempuan. Karena itu, Sekretaris FPI Kaltim, Masnari, mengajak semua kaum hawa untuk menolak ajang tersebut dan tidak menonton setiap tayangannya.
“Seperti fatwa Majelis Ulama Indonesia, ajang Miss World tidak sesuai dengan ajaran Islam yang mewajibkan Muslimah menutup auratnya. Ajang itu adalah ajang yang banyak mudaratnya. Hendaknya dijauhi dan tidak digelar di Indonesia,” tegasnya.
Ormas FPI juga mengatakan, dalam pelaksanaan Miss World di Bali banyak ditemukan pelanggaran Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi. Sebab, semua model berfoto menggunakan bikini. Bahkan, tuding Masnari, ada juga sesi foto bugil di kamar mandi.
“Ini merusak moral bangsa. Agama pun dilanggar. Kalau sudah begini siapa yang disalahkan?” ketusnya.
Di tengah polemik penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia, yang  ditolok oleh Umat Islam sebuah ajang bertajuk Miss World Muslimah 2013 telah digelar di Jakarta
Acara Miss World Muslimah 2013, dihadiri perwakilan dari 6 negara, yaitu Indonesia, Iran, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, serta Brunei.
Kegiatan ini adalah penyelenggaraan ketiga kalinya, yang mensyaratkan pesertanya mirip dengan penyelenggaraan Miss World, tetapi harus beragama Islam, mampu membaca Alquran, serta menggunakan kerudung dan menutup sebagian tubuh tertentu.
"Kita tidak meng-exposure (mengeskploitasi) kaum wanita, tapi kami ingin memperlihatkan kaum wanita Islam itu juga talented (berbakat),skill-nya (keahlian) juga ada, dan kami berharap ini bisa menjadi contoh yang baik buat kaum muslimah lainnya," kata Muhammad Reza Irawan, juru bicara Miss World Muslimah 2013.
Ditanya tentang kewajiban semua peserta harus menggunakan kerudung dan menutup sebagian tubuhnya, Muhammad Reza mengatakan bahwa kerudung itu merupakan kewajiban bagi kaum muslimah, menginngat wanita tidak boleh terlihat wajah dan telapak tangannya. Dia juga menegaskan bahwa penyelenggaraan Miss World Muslimah bukanlah untukmenandingi Miss World  2013.


MUI Sesalkan Miss World Digelar di Indonesia

 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan penyelenggaraan Miss World di Indonesia, karena dipandang bertentangan dengan Pancasila, ajaran agama dan budaya di Indonesia. Miss World, menurut MUI, menganut paham kebebasan, terutama dalam cara berpakaian yang diindustrialisasikan sehingga menguntungkan beberapa pihak.
"MUI menolak secara tegas terselenggaranya Miss World di Indonesia, karena bertentangan dengan agama dan Pancasila Sila ke dua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab," ujar Ketua Bidang Perekonomian dan Produk Halal MUI Amidhan di Jakarta, Sabtu (14/9).
Amidhan mengatakan, penyelenggaraan Miss World merupakan budaya barat yang sekuler, liberal dan kapital, karena secara keseluruhan, acara tersebut bermuara pada materi dan mencari keuntungan semata.
Untuk itu, katanya,  MUI berharap pemerintah dapat menghentikan acara tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi sebagian masyarakat dan komunitas yang menolak penyelenggaraannya.
Sementara, Ketua MUI Pusat Ma`ruf Amin mengatakan, MUI tidak mempermasalahkan demonstrasi yang digelar beberapa organisasi masyarakat untuk menolak penyelenggaraan Miss World di Indonesia, asal tetap menjaga ketertiban umum.
"Menurut kami, demo itu tidak masalah, asalkan tidak anarkis dan menjaga ketertiban. Kami juga berharap agar pemerintah mendengarkan aspirasi tersebut," ujar Ma`ruf.

0 komentar:

Posting Komentar