Tampilkan postingan dengan label Edukasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Edukasi. Tampilkan semua postingan

Selasa

Rhoma Bikin Ahok Sadar Berhenti Berjudi

Rhoma Bikin Ahok Sadar Berhenti Berjudi 


Riforri - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku banyak lagu dari Rhoma Irama yang mengilhami perjalanan hidupnya. Salah satunya adalah lagu berjudul 'judi', yang membuatnya sadar akan bahaya bermain judi saat masih sekolah dulu.

Rhoma Bikin Ahok Sadar Berhenti Berjudi : "Dulu waktu sekolah sempat tertarik ikut-ikutan teman main judi. Tapi karena saya ingat lagunya Rhoma Irama enggak jadi. Karena benar judi itu meracuni kehidupan, meracuni keimanan," kata pria yang akrab disapa Ahok di acara Diskusi yang bertema Membangun Karakter Positif Remaja di Sekolah Asisi, Tebet, Sabtu (23/11/2013).| http://www.ri-for-ri.com

"Dulu waktu sekolah sempat tertarik ikut-ikutan teman main judi. Tapi karena saya ingat lagunya Rhoma Irama enggak jadi. Karena benar judi itu meracuni kehidupan, meracuni keimanan," kata pria yang akrab disapa Ahok di acara Diskusi yang bertema Membangun Karakter Positif Remaja di Sekolah Asisi, Tebet, Sabtu (23/11/2013).

Ahok melanjutkan, remaja dan anak-anak memang belum bisa menentukan perbuatan baik dan buruk. Oleh sebab itu, orang tua mesti berperan mengarahkan remaja. Mereka tak perlu alergi menjatuhkan hukuman kepada remaja.

"Bukan berarti tidak sayang, tetapi itu supaya mereka bisa jadi orang," ujarnya.

Berbagai kasus tawuran dan kekerasan yang dilakukan siswa sekolah memang masih sering mewarnai Jakarta. Terakhir, ada kisruh karena SMA Negeri 46 mengeluarkan puluhan muridnya yang terlibat pembajakan bus.(bay)

Jumat

lagu Rhoma dipelajari ratusan universitas di dunia

lagu-lagu karya Rhoma Irama dipelajari di ratusan universitas di dunia 


Riforri - Prof Andrew Weintroup, Guru Besar Musik pada Pittsbergh Univ AS, baru saja mengirim email ke Surya Aka. Dia memberikan testimoni bahwa lagu-lagu karya Rhoma Irama dipelajari di ratusan universitas di dunia.

Prof Andrew Weintroup, Guru Besar Musik pada Pittsbergh Univ AS, baru saja mengirim email ke Surya Aka. Dia memberikan testimoni bahwa lagu-lagu karya Rhoma Irama dipelajari di ratusan universitas di dunia | http://www.ri-for-ri.com
Prof Andrew:
Mas Aka, berikut saya lampirkan contoh buku-buku pelajaran yang termasuk biografi dan analisa lagu Rhoma Irama. Memang ada lebih dari ini! Yang saya scan dan lampirkan adalah yang sering dipakai dalam kuliah universitas:

1. Broughton, Simon, and Mark Ellingham. 2000. Rough Guide to World Music; Volume 2: Latin and North America, the Caribbean, Asia and the Pacifi c . London: Rough Guide.

2. Capwell, Charles. 2004. “The Music of Indonesia.” In Excursions in World Music , edited by B. Nettl. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

3. Manuel, Peter. 1988. Popular Musics of the Non-Western World . New York: Oxford.

4. Sutton, R. Anderson. 2002. “Asia/Indonesia.” In Worlds of Music , edited by J. T. Titon. Belmont, CA: Schirmer, Thomson Learning.

5. Sweeney, Philip. 1991. The Virgin Directory of World Music. New York: Henry Holt and Company.

6. Taylor, Timothy. 1997. Global Pop: World Music, World Markets . New York: Routledge.


Pada buku literatur Nomor 2 dan nomor 4 sangat sering dipakai dan dianggap pelajaran wajib di ratusan universitas di dunia.
Yang kedua ini (dan nomor 3) ini termasuk sebagai kurikulum World Music.
Misalnya di Universitas Pittsburgh adalah kuliah "Introduction to World Music" setiap semester (bagian waktu pelajaran). Padahal di setiap semester 300 mahasiswa daftar/ikut kuliah. Kalau kita hitungi jumlahnya 600 mahasiswa per tahun. Itu di satu universitas. Bayangkan berapa mahasiswa yang sudah pernah belajar lagu Rhoma Irama melalui buku-buku ini!

Prof Andrew Weintroup, Guru Besar Musik pada Pittsbergh Univ AS, baru saja mengirim email ke Surya Aka. Dia memberikan testimoni bahwa lagu-lagu karya Rhoma Irama dipelajari di ratusan universitas di dunia | http://www.ri-for-ri.com

Salam,

Andrew N. Weintraub
Chair and Professor of Music
University of Pittsburgh

Rabu

WaliKota Yogyakarta Terinspirasi Rhoma Irama

Wali Kota Yogyakarta Terinspirasi Rhoma Irama


Riforri - Mirasantika merupakan sebuah judul dari syair lagu yang populer dinyanyikan Raja Dangdut, Rhoma Irama pada 1997. Pesan moral yang ingin disampaikan dari lagu itu mengajak semua kalangan untuk menjauhi berbagai jenis minuman keras dan narkotika.

Pesan itu terniang dalam pikiran Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. Dia mengajak agar semua kalangan, khususnya pelajar di Kota Yogyakarta supaya menjauhi minuman keras serta narkoba.

Ajakan itu bukan tanpa dasar, sebab efek dari menengak miras maupun mengonsumsi narkotika lebih banyak buruknya.

"Jauhi miras dan narkoba, Yogya harus bisa bebas Miransantika," pinta Haryadi saat memberi sambutan dalam pemusnahan barang bukti di halaman BMX Track Gembira loka Zoo, Yogyakarta, Rabu (13/10/2013).

Sedikitnya ada 883 botol miras berbagai merek, 10 gerigen miras oplosan. Untuk narkoba jenis ganja ada 11 kg, 94 ons, dan 708 gram yaang dimusnahkan dengan cara dibakar. Begitu juga dengan obat-obatan berupa Ekstasi 268.656 buti, sabu-sabu sekira 2,608 kilogram, putau sebanyak 1,75 kilogram, serta puluhan alat bantu seks serta obat-obatan vitalitas yang tidak mengantongi izin edar.

Haryadi juga meminta tegas Kapolresta Yogyakarta, AKBP Slamet Santoso, yang hadir dalam kesempatan itu untuk menindak siapapun yang bermain dengan narkoba. Pihaknya mengaku sudah terus memerintahkan jajaran Sat Pol PP, khususnya penindakan terhadap peredaran miras ilegal.

"Tidak boleh ada yang main main dengan mirasantika, kalau ada camat maupun pegawai pemkot terlibat, tindak tegas," pintanya kepada polisi.

Puluhan pelajar dari perwakilan di beberapa sekolah tinggat pertama dan atas turut hadir dalam kesempatan itu. Masyarakat serta tokoh agama juga terlihat dalam moment pemusnahan barang bukti hasil operasi selama awal tahun hingga November 2013 ini.

Penggalan syair Mirasanika sempat dinyaikan Haryadi saat akhir memberikan sambutan. "Mirasantika, No Way," pungkasnya.

Berikut ini merupakan penggalan lagu Mirasantika yang memiliki pesan moral agar menghindari narkoba karena bisa merusak semuanya.

Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka (Ya-ya-ya).
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila. 

Minuman keras (miras), apa pun namamu
Tak akan kureguk lagi
Dan tak akan kuminum lagi
Walau setetes (setetes)
Dan narkotika (tika), apa pun jenismu
Tak akan kukenal lagi
Dan tak akan kusentuh lagi
Walau secuil (secuil)

Gara-gara kamu orang bisa menjadi gila
Gara-gara kamu orang bisa putus sekolah
Gara-gara kamu orang bisa menjadi edan
Gara-gara kamu orang kehilangan masa depan

Mirasantika... (no way...) . (Prabowo/oke)


Selasa

Pendidikan Anak dalam Islam

Pendidikan Anak dalam Islam


Riforri - Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung.

Pendidikan Anak dalam Islam | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat
Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung jawab mereka dihadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.

Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Untuk itu tidak bisa tidak, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beberapa tuntunan tersebut antara lain:

· Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48)

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita,

“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.

Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid.

Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang di mana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit. Dalilnya antara lain,

“Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy” (Thaha: 5)

Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in.

Adapun dari hadits,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. Beliau bertanya pula, “Siapa aku?” budak itu menjawab, “Engkau Rasulullah”. Rasulllah kemudian bersabda, “Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

· Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah

Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).

Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.

· Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak

Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain.

· Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia

Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.

Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

· Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian

Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.

Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada orang-orang kafir. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

· Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i

Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)

Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka.

Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab.

)* Diringkas oleh Abu Umar Al-Bankawy dari kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Hadi. (wiramandiri.wordpress.com)

Bermain Musik Mencerdaskan

Bermain Musik Dapat Mencerdaskan ?


Bermain Musik Dapat Mencerdaskan | Riforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran PolitikRiforri - Pernah dengar Mozart Effect? Jika seorang bayi diperdengarkan beberapa komposisi karya Mozart maka bayi tersebut akan tumbuh menjadi seorang bayi yang cerdas. Inilah yang disebut Mozart efek. Akibatnya, banyak orang tua yang memperdengarkan musik karya Mozart saat usia balita,  bahkan sejak dalam kandungan. Padahal penelitian tentang efek Mozart pada balita belum pernah dilakukan. 

Penelitan mengenai soal ini pertama kali dilakukan pada 1993 untuk mengukur efek dari mendengarkan musik Mozart terhadap penalaran spatial. Penelitian ini  bukan untuk mencari tahu apakah mendengarkan musik Mozart bisa membuat pintar. Objek penelitian yang dilakukan oleh Rauscher, Shaw, dan Ky ini bukan anak-anak,  apalagi bayi. Mereka melakukan penelitian pada sekelompok mahasiswa. 

Dari hasil penelitian menunjukkan, mendengarkan musik Mozart bisa meningkatkan kecerdasan spatial yang sifatnya hanya sementara. Namun, hasil penelitian tersebut kemudian disalahpahami. Yang benar adalah,  tempo musik yang teratur memberi pengaruh sama seperti meditasi. Tempo yang menenangkan, membuat anak merasa tenang dan bahagia. Sebaliknya tempo musik yang  terlalu cepat dan keras membuat anak tidak nyaman. 

Musik bisa menimbulkan rasa dicintai, senang dan terlindungi yang membantu bayi merasa nyaman. Karena itu  sering dikatakan bahwa musik klasik itu baik untuk bayi,  karena sebagian besar musik klasik memiliki tempo yang tenang. Tapi bukan hanya musik Mozart saja, senandung lembut atau nyanyian yang Anda ciptakan juga bisa membuat anak menikmati musik.

Musik memang punya kekuatan luar biasa, yang berdampak besar bagi kejiwaan, termasuk bagi balita. Lihatlah ketika seorang anak mulai bisa tertawa  atau saat sudah bisa berjalan, sedikit bergoyang, maka bisa mengikuti irama yang ia suka.

Musik dan Matematika 

Banyak penelitian membuktikan, janin menunjukkan reaksi tertentu jika diperdengarkan musik. Ibu hamil merasakan gerakan janin yang semakin cepat atau justru lebih santai. Banyak juga yang berpendapat musik klasik yang diperdengarkan pada ibu hamil, dan juga janinnya, dapat mencetak anak dengan kecerdasan tinggi.

Psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine, Amerika Serikat, pada tahun 1994 melakukan penelitian yang membuktikan bahwa erat kaitan antara kemahiran bermusik dan penguasaaan level matematika yang tinggi dan keterampilan-keterampilan sains. Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar Amerika ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan program pendidikan musik meningkat inteligensi spasialnya sebesar 46 persen dibandingkan anak-anak yang tidak diekspos oleh musik.

Musik dan Permainan

Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D. mengatakan bahwa dalam otak kita, jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. Dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi. Namun, bukan berarti kita  harus buru-buru beli piano atau alat musik lainnya. Yang penting, biasakanlah musik menghiasi ruang di sekitar anak-anak.. 

Bernyanyilah Bersama. 

Melalui kegiatan bermain, anak memperoleh manfaat dari musik.Dr. Dee Joy Coulter (1995) pendidik neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections: The Journal of Music and Movement-Based Learning, mengklasifikasikan lagu-lagu, gerakan dan permainan anak sebagai latihan untuk otak yang brilian, yang mengenalkan anak pada pola bicara, keterampilan-keterampilan sensory motor, dan strategi gerakan yang penting. Tak hanya perkembangan bahasa dan kosa kata anak meningkat melalui permainan yang mengandung musik, namun juga logika dan keterampilan-keterampilan beriramanya. Logika membuat anak nantinya mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah. 

Minggu

Laki-laki Lebih Takut Botak Dibanding Takut Impoten

Laki-laki Lebih Takut Botak Dibanding Takut Impoten

Riforri - Proses penuaan memang kerap dianggap menakutkan, tak terkecuali oleh para laki-laki. Berbagai gangguan kesehatan maupun penampilan, mulai dari impotensi hingga kebotakan menghantui setiap laki-laki sejak menginjak usia paruh baya.
Laki-laki Lebih Takut Botak Dibanding Takut Impoten | Riforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran Politik

Sebuah survei di Inggris mengungkap bahwa ketakutan paling besar yang dihadapi para laki-laki saat beranjak tua adalah jika kepalanya makin botak. Bahkan, jumlah laki-laki takut botak lebih banyak dibandingkan laki-laki yang takut mengalami impotensi.

Survei yang dilakukan terhadap 200 laki-laki dewasa tersebut mengungkap, 94 persen laki-laki takut botak sementara hanya 89 persen yang mengaku takut menjadi impoten. Di bawahnya, 75 persen laki-laki takut berubah dan 64 persen takut gemuk.

Selengkapnya, 8 hal yang paling ditakuti para laki-laki saat mengalami proses penuaan adalah sebagai berikut seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (22/9/2013).
1. 94 persen takut botak
2. 89 persen takut impoten
3. 75 persen takut beruban
4. 64 persen takut gemuk
5. 61 persen takut ompong
6. 45 persen takut rabun dan harus pakai kacamata tebal
7. 31 persen takut tuli
8. 24 persen takut punya bau mulut

Biasanya, penipisan rambut hanya dikeluhkan oleh para perempuan yang menganggap rambut sebagai mahkotanya. Laki-laki, meski jarang mengeluh secara terang-terangan, rupanya sama paniknya jika sudah mulai sering mendapati rontokan rambut di bajunya.

"Selain dengan memakai topi, tidak banyak cara untuk menyembunyikan kepala yang sudah botak total, kecuali Anda punya uang untuk perawatan seperti pigmentasi kulit kepala," kata seorang psikoterapis, Toni Mackenzie.Odtc

Raja Dangdut Dalam Sketsa Budaya

Rhoma Irama “Raja Dangdut” dalam Sketsa Budaya Massa (Sebuah Pengantar)


Rhoma Irama Raja Dangdut | Reforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran PolitikRiforri - Ketika saya berniat menulis tentang perjalanan Rhoma Irama dan Soneta Groupnya, ada sejumlah pertanyaan muncul di benak saya. Apa yang mau saya tulis tentang Rhoma? Mengapa Rhoma penting untuk ditulis? Seberapa penting pengaruhnya dalam merevolusi dangdut? Apa yang membedakan musik dangdut dengan berbagai genre musik lainnya? Benarkah musik dangdut kampungan? Apakah mereka yang menyukai musik dangdut mesti berselera rendah atau kampungan? Sejumlah pertanyaan tersebut tentu akan memunculkan jawaban yang tidak (mungkin) sama. Tergantung dari sudut mana kita akan memandangnya. Yang jelas, sederetan pertanyaan-pertanyaan di atas, membawa saya untuk melakukan sebuah pencarian…


Alasan saya menulis buku ini lebih karena sisi dukungan ilmiah pada musik dangdut sangatlah minim. Entah mengapa para peneliti enggan mengkaji jenis musik yang satu ini. Sejak pertama muncul dan dikenal lewat pemunculan Ellya Khadam, bintang pada era 60-an, dengan hitnya ”Boneka dari India”, baru ada beberapa kajian akademis tentang dangdut, di antaranya dari disiplin sejarah (Frederick 1982; Lockard 1998), musik (Hatch 1985; Yampolsky 1991; Wallach 2008), antropologi (Simatupang 1996; David 2009), dan kajian Asia (Pioquinto 1995 dan 1998; Sen dan Hill 2000; Browne 2000).


Berbeda dari semua kajian tersebut, Dangdut Stories yang ditulis oleh Andrew N. Weintraub, merupakan kajian musikologis pertama yang menganalisis perkembangan stilistika musik dangdut. Dengan memanfaatkan gaya vokal, melodi, irama, harmoni, bentuk, dan teks lagu, seperti diyakini penulisnya, dangdut bisa mengartikulasikan pergulatan simbolis atas makna dalam realitas kebudayaan Indonesia.[nbnote]Idi Subandy Ibrahim, Kisah Indonesia Lewat “Goyang Dangdut” Kompas, 30 Januari 2011[/nbnote] Saya belum membacanya secara tuntas. Namun upaya serius penulisnya layak mendapat apresiasi yang besar, terlebih penulisnya bukanlah asli orang Indonesia, tetapi dari Amerika.

Itulah dangdut. Sebuah dunianya yang begitu semarak, tapi sepi dari perhatian publik ilmiah. Fachry Ali, seorang peneliti sosial, pernah mengkajinya dengan serius. Beberapa tulisannya mengenai dangdut sangat memikat. Namun, sayangnya hal itu sekarang tidak dilanjutkan. Endo Suanda atau Lono Simatupang, melalui penelitiannya mengenai musik Melayu atau Dangdut, mampu menghadirkan sosok musik ini secara lebih utuh. Dalam penelitiannya, Endo mengatakan bahwa lagu dangdut juga dapat berperan sebagai corong untuk mengungkapkan perasaan rakyat atas kesewenangan yang terjadi dalam masyarakat. Banyak contoh protes sosial dalam lagu dangdut, sebagaimana saya akan menjelaskannya pada pengantar ini.


Rhoma Irama Raja Dangdut | Reforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran PolitikBaiklah, mari kita lihat lebih jauh lagi. Jika dilihat dari sudut profesi sebagai seorang seniman atau musisi, Madonna maupun Michael Jackson, sebagai penyanyi, sebenarnya tak jauh berbeda dengan Rhoma Irama. Mereka mampu menyentuh emosi ribuan bahkan jutaan massa yang haus akan tontonan penggemarnya. Daya tarik pesona Rhoma, membuat penggemarnya rela berdesak-desakan, berjoget ria, sambil mengeluh-eluhkan Sang Idola. “Rhoma.. Rhoma… Rhoma…”, begitu, kata penggemarnya. Tak jarang show Rhoma dan Sonetanya memakan korban hingga tewas, karena terlindas yang lain. Dalam pentas-pentas Rhoma dan Sonetanya, ada kegairahan dan kegembiraan yang luar biasa hingga mencapai “keadaan di luar kesadaran diri”, seolah tersihir dalam suatu kondisi psikologis yang telanjang.

Kegairahan dan ketakjuban akan kebahagiaan di luar batas, dan kerinduan untuk terus hidup dalam gaya memang merupakan ciri dari modernitas. Rhoma dengan Sonetanya adalah bagian dari tontonan sekaligus tuntunan dari para penggemarnya. Rhoma tak sekadar menawarkan musik sebagai sekadar struktur bunyi-bunyian atau iringan tari-tarian, yang hanya mementingkan sisi permukaan, penampakan, penampilan, hiburan, dan permainan tanda-tanda yang tanpa kedalaman.

Rhoma memasukkan unsur agama dalam musiknya dengan tujuan melakukan dakwah, amar ma’ruf nahi munkar ketika mengamati perilaku subkultur kelas bawah dan kelas menengah yang haus seks, minum-minuman keras dan berbagai perilaku amoral lainnya. Dengan dan melalui musik, Rhoma tak canggung menjadikan Soneta sebagai senjata untuk melakukan kritik sosial, nasehat yang sarat dengan seruan moral agama. Keberanian serta ijtihad Rhoma yang sering berujung adanya tuduhan “mengkomersialkan agama” tak menyurutkan langkahnya, justru Ia semakin menguatkan eksistensinya sebagai seorang musisi dengan julukan “Sang Raja Dangdut”.

Di tengah ”semesta simbolisme modernitas” sebuah masyarakat di mana gaya hidup begitu dikultuskan dan dipuja, manusia sebagai pelaku kesadaran, mulai “kehilangan rumah secara metafisik.” Karena “rumah-rumah” itu telah direnggutkan dari sesuatu yang asali yakni kepekaan akan moralitas yang tertanam dalam ruang batin manusia modern. Budaya tradisional dihancurkan. Tak terkecuali di sini agama.

Rhoma tampaknya sadar, bahwa era modernitas dengan segala pengaruhnya lambat laun menggeser peran agama sebagai sumber moral dan digantikan dengan nilai-nilai baru seperti komputer, media cetak, televisi, yang berpotensi besar memalingkan manusia dari Tuhannya, Sang Pencipta. Keprihatinan Rhoma dapat ditemui dalam syair lagunya, “Qur’an dan Koran”:

Sejalan dengan roda pembangunan
Manusia makin penuh kesibukan
Sehingga yang wajib pun terabaikan
Sujud lima waktu menyembah Tuhan
Karena dimabuk oleh kemajuan
Sampai komputer dijadikan Tuhan

Petuah moral Rhoma melalui lagu-lagunya terus bermunculan. Dalam lagu “Modern”, misalnya, menggambarkan bahwa menjadi modern memang membawa impian dan janji-janji. Simbol-simbol kemodernan yang serba wah dan gemerlap setiap saat menjejal bawah sadar masyarakat. Mereka merayakan kemodernan dengan kehidupan yang serba bebas, serba boleh, kumpul kebo, seks bebas, aborsi. Berikut petuah Rhoma melalui lagu “Modern”:

Modernisasi yang kini melanda dunia Menjadi masalah Ternyata masih banyak yang salah menafsirkannya Di dalam berkiprah Modern dicerna sebagai kebebasan Bebas lepas tanpa adanya batasan Berkemajuan dan juga berpendidikan di dalam segala bidang, ini modern Kemanusiaan, tinggi nilai peradaban Di segala pergaulan, ini modern

Lantas, apalagi hal yang paling telanjang dari yang Telanjang, yang paling real dari yang Real, dan yang paling absurd dari yang Absurd, kalau bukan gaya hidup yang tengah dipertontonkan oleh berbagai kekuatan dan subkultur dalam masyarakat? Inilah yang menjadi keprihatinan Rhoma. Nalurinya sebagai seorang musisi membuatnya peka terhadap fenomena ketidakadilan. Melalui lagu “Indonesia”, Rhoma melakukan perlawanan dan berharap mampu menembus dinding tebal telinga para koruptor yang seolah tak mampu mendengar jeritan derita rakyat jelata.

Negara bukan milik golongan
Dan juga bukan milik perorangan
Dari itu jangan seenaknya
Memperkaya diri membabi buta
Seluruh harta kekayaan Negara
Hanyalah untuk kemakmuran rakyatnya
Namun hatiku selalu bertanya-tanya
Mengapa kehidupan tidak merata
Yang kaya makin kaya
Yang miskin makin miskin…

Musik dangdut dan figur sentralnya Rhoma Irama secara detail menerobos jauh ke berbagai kontroversi yang mencuat ke permukaan. Musik dangdut di tangan Rhoma menjelma sebagai oposisi menyuarakan kegelisahan masyarakat bawah membuat pemerintah kebakaran jenggot. Tak heran jika, seorang William H. Frederick menulis tentang sosok Rhoma dan musik dangdutnya. Ia melihat realitas sukses “superstar” Rhoma yang fenomenal sebagai keberhasilan seorang pemusik memadukan bakat, lingkungan, dan terutama intuisi musiknya. Hal ini telah memperkuat citra Rhoma di mata publik. Rhoma bagi sebagian besar masyarakat bawah adalah sosok musisi hebat dan karenanya masyarakat menjadikannya sebagai medium dakwah dan saluran kritik sosial. Lewat alunan lirik-liriknya, “musik rock Islam pertama di dunia” ini selain bisa menarik orang untuk bergoyang, juga mendidik sensibilitas kerakyatan elite, dan sekaligus menghibur rakyat. Di bawah payung modernitas, “kehilangan rumah secara metafisik” bukan berarti membuat Rhoma lalu berputus asa. Rhoma terus menyerukan amar ma’ruf nahi munkar melalui syair-syair lagunya.

Dalam kehilangan rumah itu, Rhoma seakan mengingatkan kita kepada Michel Foucault, yang mengajak kita untuk tetap optimis: “Jangan membuang moralitas, lebih baik Anda menguasainya, tetapi semata-semata sebagai salah satu kaidah, sebagai salah satu dari konvensi-konvensi yang sepenuhnya menantang, tetapi meskipun begitu ia tetap diperlukan agar permainan bisa berlangsung”. Dengan cara ini, Rhoma telah menghadirkan genre musik dangdut yang khas.

Sebagai identitas sosio-kultural, dangdut, secara sosiologis telah bergerak secara lintas sektor, lintas etnik, lintas agama dan bahkan lintas partai. Maka, dengan perkembangannya yang semacam itu, dangdut dapat dipandang sebagai salah satu indikator modernitas yang dicapai bangsa ini. Terutama saat kita menyadari sepenuhnya kompleksitas modernisasi. Dangdut, setidaknya, memenuhi sejumlah prasyarat terjadinya modernitas di dalam suatu masyarakat yang plural. Terutama bila modernisasi hendak diasumsikan sebagai cara mengusahakan kemampuan menerjemahkan perubahan dan sistem secara berkelanjutan. Interaksinya dengan perkembangan politik dan ekonomi, tak memengaruhi banyak harmonitas produk budaya tradisional dengan teknologi modern. Bahkan, dangdut, kemudian memberi warna terhadap kehidupan bangsa.

Hingga kini tak pernah ada “kudeta” dangdut yang menerjang Rhoma sebagai Raja-nya. Tak pernah pula saingan yang serius mengancam untuk merebut posisinya. Ia seperti hendak membuktikan bahwa seorang raja bisa bertahan seumur hidup. Sudah lebih 40 tahun ia menjadi “raja” Dangdut. Fenomena Rhoma adalah suatu yang sangat menarik ditelusuri. Ia tak sekadar pimpinan sebuah perkumpulan musik sekaliber Soneta, tetapi telah memunculkan cita rasa yang khas dan unik hingga paling banyak diterima siapa saja. Di kalangan umat, Rhoma bahkan tampil sebagai dai yang brilian meski kadang kontroversial

Mengenal Dangdut Rhoma

Saya mengenal nama Rhoma Irama sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Persisnya kapan, saya lupa, tapi kira-kira kelas empat. Di rumah saya, banyak koleksi kaset dangdut, mulai dari A. Kadir, A. Rafiq, Ida Laila, Elvy Sukaesih, tak ketinggalan pula Rhoma Irama. Sebagian besar koleksi kaset Bapak saya, memang Rhoma Irama. Berbagai macam penyanyi dangdut hidup di rumah saya. Seingat saya, lagu Rhoma yang pertama kali saya dengar adalah “Yatim Piatu”. Saya seperti terhipnotis oleh suaranya. Tak perlu berpikir lagi, lagu itu mudah sampai di hati semua orang, walaupun saat itu saya belum paham liriknya. Saya nyanyikan lagu itu, baik di sekolah, maupun pada saat bermain bersama teman-teman. Bahkan, jika ada salah satu teman yang sudah lama ditinggal mati oleh Bapak-Ibunya, lagu ini saya nyanyikan, bukan untuk menghibur, tapi ngeledek.

Saya mengapresiasi sendiri semua yang saya dengar. Setelah itu, mudah di tebak, saya semakin mengikuti terus perjalanan karya-karya Rhoma, termasuk film-filmnya yang terus saya tonton. Salah satu momen paling mengasyikkan adalah ketika saya menyaksikan film di layar tancap, “Badai Diawal Bahagia”, “Menggapai Matahari” atau “Kemilau Cinta di Langit Jingga”. Masyarakat datang dari sejumlah desa demi menonton film Rhoma Irama. Salah satu yang wajib di jelaskan di sini ketika berbicara tentang Rhoma adalah kualitas vokalnya. Gaya vokal Rhoma, menurut saya sangatlah istimewa. Hampir tidak saya temukan di film-film Indonesia, aktor utamanya bersuara khas seperti Rhoma. Ya, saya menyebut suara bertipikal Rhoma. Dia memiliki suara yang berat bervibrasi, karakter yang khas dan memiliki aspek khusus. Sejak kecil, saya sudah familiar dengan suara Rhoma. Saya pun sering menirukan suaranya yang khas itu. Di mana-mana suaranya jadi pujaan, di mana-mana cintanya selalu dikejar. Itulah Rhoma…

Rhoma Irama Raja Dangdut | Reforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran Politik
Dalam sebuah filmnya, “Gitar Tua”, Rhoma dengan suara khasnya, “Jadi… merana dia…, gila dia…, tersiksa dia…, nah, sekarang kamu harus membawakan lagu ini, sesuai dengan perasaan-perasaan seperti itu… !” Komedian di televisi suka menyaru suaranya, dan dijadikan lelucon. Saya pernah menjumpai penyanyi pria dengan suara bertipikal suara Rhoma. Tak peduli tampang mereka, yang pasti mereka punya kesamaan: suara mereka harus seperti suara berjenis kelamin Rhoma Irama. Mengeluarkan suara komersialnya seperti suara Rhoma merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka. Terlalu…. !

Rhoma tak tergantikan. Ia makhluk langka yang dilahirkan ke dunia membawa perubahan besar di bidang musik. Rhoma Revolusioner besar di bidang musik. Tidak ada yang dapat menyamai Rhoma! Bahkan, anaknya sekali pun, Ridho maupun Vicky juga tidak! Rhoma itu manusia langka dan hebat. Yang paling sederhana, bayangkan betapa hebatnya ia mengantarkan kenangan personal melalui lagu-lagunya.

Rhoma, sosok yang pantas menyandang gelar “Raja Dangdut”. 

Karya-karyanya, seperti oase, membangun spirit dan mampu mengubah hidup seseorang. Seperti dalam lagu “Lagu Buat Kawan” :

Jangan suka mencela
Apalagi menghina, wahai kawan
Kesalahan berbicara bisa membawa celaka
Jangan menyebar fitnah
Di antara sesama, wahai kawan Jujurlah dalam bicara, janganlah suka berdusta
Berdosa… (o ya, ya) Berdosa…
Bersihkanlah hati jangan saling membenci
Atau berprasangka yang tak pasti
Saling menghormati itu lebih terpuji
Tanamkanlah rasa cinta-kasih
Perangilah rasa iri dan serakah
Yang menimbulkan kehancuran semata
Milikilah budi-pekerti mulia
Capailah damai sejahtera…

Rhoma, memang sungguh luar biasa. Ia ibarat raja atau “dewa” dari dunia lain. Apalagi kalau sudah tampil di panggung dengan jubah kebesarannya, dengan tekanan kata yang khas. Saya beberapa kali menyaksikan secara langsung konser maupun ceramah Rhoma, misalnya di Surabaya, Gresik, maupun di Malang. Di televisi tak terbilang lagilah. Tapi saya baru satu kali bertemu Rhoma secara langsung, di rumahnya, Mampang, Jakarta Timur. Itu pun tak berlangsung lama, karena ia harus pergi mengisi sebuah acara di Matraman, Jakarta Pusat. Sebagai seorang penggemar dangdut Rhoma, saya pun senang, meskipun belum sempat bincang-bincang.

Rhoma Irama Raja Dangdut | Reforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran PolitikSepanjang sejarah Indonesia, menurut saya, belum pernah ada musik yang membius begitu banyak orang Indonesia, kecuali dangdut. Album Rhoma, pertama yang bikin geger persada musik Indonesia tentulah begadang. Diterbitkan Yukawi pada 1974, album ini menampilkan lagu Begadang, Sengaja, Sampai Pagi, Tung Kripit, Cinta Pertama, Kampungan, Ya Le Le, Tak Tega, Sedingin Salju. Musik Melayu di tangan Rhoma—yang lebih popular dengan istilah dangdut—lebih dinamis, modern, dengan sentuhan rock rasa Deep Purple. Rhoma sukses melakukan revolusi musik Melayu yang tadinya biasa-biasa saja dan tak bertenaga.

Di film-film yang dibintanginya, Rhoma menjadi sosok yang sempurna. Jika Anda bertanya kepada saya tentang apa saja film yang dibintangi Rhoma, maka saya langsung dengan cepat menyebut sejumlah film. Mulai dari Penasaran, Gitar Tua, Berkelana, Darah Muda, Satria Bergitar, Pengorbanan, Jaka Swara, Menggapai Matahari, Nada-Nada Rindu, hingga Tabir Biru. Saya juga ingat apa kisahnya dan dengan siapa Rhoma berpasangan. Begitu pun dengan lagu-lagunya.

Awal masa kuliah, di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), saat pembukaan Ospek di Fakultas Agama Islam, tahun 1995, saya melakukan pelanggaran, entah pelanggaran apa, saya tak begitu mengingatnya. Saya dihukum oleh kakak panitia Ospek, namanya Jaiz Kumkelo—sekarang dosen di UIN Malang. Dengan wajah cengar-cengir saya menunggu hukuman apa yang mau diberikan kepada saya. “Kamu bisa menyanyi?” tanya Kak Jaiz. “Bisa, tapi lagu dangdut Rhoma Irama,” jawab saya. “Boleh, sekarang kamu nyanyikan,” katanya. Saya pun dengan spontan menyanyikan lagu “Kehilangan” karya Rhoma. Kak Jaiz dan kakak panitia lainnya, mendengarkan saya menyanyi, sambil senyum-senyum. Liriknya begini:

Kalau sudah tiada baru terasa
Bahwa kehadirannya sungguh berharga
Sungguh berat aku rasa
Kehilangan dia
Sungguh berat aku rasa
Hidup tanpa dia
Kutahu rumus dunia
Semua harus berpisah
Tetapi kumohon
Kuatkan, kuatkanlah
Bukan aku menyesali
Apa yang harus terjadi
Tetapi kumohon
Tangguhkan, tangguhkanlah

Terus terang, saya memang penggemar Rhoma. Mohon maaf atas pengakuan ini. Mungkin Anda menganggap saya kampungan, norak, berselera rendah, atau apapunlah namanya. Terserah saja. Sudah lama saya memendam pengakuan ini. Bagi saya, Rhoma adalah kepingan-kepingan kecil dari episode masa silam saya yang tinggal di kampung. Rhoma adalah raja, dan kamilah rakyatnya. Mereka yang sinis dan mengatakan dangdut musik kampungan, Rhoma dengan hati dingin menanggapi para pembenci dangdut hanyalah “bagi pemusik—termasuk penikmat musik—yang anti melayu / boleh benci jangan mengganggu / biarkan kami mendendangkan lagu / lagu kami lagu melayu…..

Hampir semua film-filmnya, tak ada satu pun yang terlewat. Semua sudah pernah saya tonton. Saya tak peduli, film itu bermutu atau tidak, saat itu kalau ada film Rhoma, saya pasti menontonnya, entah di layar tancap yang diputar di lapangan desa, maupun yang dijual. Belakangan, saya menyaksikan film yang dibintangi Rhoma bersama anaknya, Ridho Rhoma, Chaty saron dan Delon. Di film itu, ia tidak lagi menjadi satria bergitar. Ia hanya membimbing Ridho putranya. Dan sepanjang film, saya tersenyum membayangkan masa silam, masa yang penuh lagu-lagu Rhoma. Rhoma adalah magnet yang menarik kami dan semua warga lain untuk merapat dan mendengarkannya dengan penuh penghayatan.

Saat ini, jika saya menyaksikan poster film Rhoma, saya sering senyum-senyum sendiri. Bukan tersenyum melihat suasana jadul. Tapi saya senyum membayangkan banyaknya kejadian masa silam yang masih membekas di masa kini. Mendengar lagu Rhoma, ibarat memutar waktu dan menyaksikan diri sendiri di masa silam, sekaligus jalan untuk merefleksi diri di masa kini. Rhoma memang artis yang saya gandrungi. Lagu-lagunya yang syahdu, romantik, dan menggetarkan. Tapi saat dewasa, saya mulai benci karena saat menyebut diri penggemar Rhoma, maka saat itu juga dicap kampungan.

Saat kuliah di Malang, ada teman yang sering memproklamirkan diri sebagai penggemar The Beatles. Mungkin dia melakukannya karena ingin dianggap memiliki cita rasa tinggi karena menyukai band-band berkualitas. Sementara, tak bisa saya pungkiri bahwa musik yang mengalir di tubuh saya, adalah musik dangdut Rhoma. Ia mengalir sebagai darah daging di situ. Saya yakin, saya tidak sendirian. Jangan-jangan, anda juga suka Rhoma tapi malu-malu mengakuinya.

Kita jarang jujur dengan diri sendiri sehingga mengabaikan diri kita yang sesungguhnya. Kita tidak sedang menjadi diri kita sendiri. Kita menjadi apa yang dicitrakan oleh media sebagai lapis atas. Kita merekayasa segala yang ada pada diri kita demi sebuah kata berkelas, keren, atau kata papan atas. Namun, untuk apakah semua pencitraan itu? Emangnya kenapa kalau saya ndeso? Memang itu faktanya kok. Jika ndeso yang dimaksudkan adalah sebuah geografi yang terletak di udik sana tempat kita berasal, maka saya memang seorang ndeso. Terus, apa pentingnya mempersoalkan ndeso dan tidaknya seseorang?

Justru kosa kata ndeso atau kampungan adalah gambaran tentang subkultur dari mana kita berasal. Kita berangkat dari satuan teritori yang masih memelihara kekerabatan, jaringan sosial, dan masih menganggap diri satu tubuh dengan masyarakat sekitar. Kampungan adalah konsep di mana seluruh warga yang berdiam di satu tempat memiliki solidaritas yang tinggi serta saling memiliki. Kampungan adalah konsep masyarakat yang sehat di mana masing-masing saling mngenal serta mengidentifikasi diri sebagai satu kesatuan. Hajatan pada satu keluarga adalah hajatan seluruh warga.

Anda tak menemukan konsep saling mengenal dan saling membantu seperti ini pada masyarakat kota yang [sok] modern. Simak lagu Rhoma ini:

Setahun sekali belum tentu
Dengan tetangga bisa bertemu
Di Ibu Kota 3x
Pagar rumahnya pun tinggi-tinggi
Hidupnya pun sudah nafsi-nafsi
Di Ibu Kota 3x
Berbagai macam kesibukan
Meliputi warganya
Hingga sedikit kesempatan
Untuk berbagi rasa…
Menipis sudah tali jiwa
Yang mengikat warganya
Berkurang sudah tenggang rasa
Di antara sesama
Rasa perseorangan
Sikap warga ibu kota
Rasa kebersamaan
Sudah memprihatinkan
Hidup selalu terburu-buru
Seakan-akan dikejar waktu
Di ibu kota 3x

Jangan malu disebut kampungan. Jangan pula malu menyebut diri sebagai penggemar Rhoma. Setidaknya kita sedang berdamai dengan diri kita sendiri. Lagu-lagu Rhoma mewakili semua suasana: ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. Sebagai sebuah musik hiburan, dangdut mampu menjadi penghibur dalam kesedihan dan kesusahan. Apakah itu persoalan percintaan, kegelisahan, kesedihan, atau masalah kehidupan lainnya yang dialami manusia.

Karena itu, mengatakan dangdut sebagai musik kampungan, menurut saya hal ini agak aneh kedengarannya, dan rumit menjelaskannya. Bukankah ketika kita berbicara mengenai musik, kita bukan sekadar berbicara mengenai alunan musiknya ataupun liriknya, tetapi lebih dari sekadar itu adalah selera individu. Nah, ketika membicarakan selera, tentu saja bersifat universal dan relatif. Dengan kata lain, selama tujuan mendengarkan musik itu tercapai, lalu apa dasarnya menjustifikasi bahwa jenis musik dangdut itu kampungan? Sekarang, Anda berhak menilai, apakah musik dangdut itu kampungan atau tidak? Saya sendiri ketika mendengar lagu Rhoma, seolah mampu meringankan kesedihan itu dan membangkitkan nilai semangat yang positif. Seperti itulah yang saya alami, dan mungkin juga dialami oleh banyak orang.

Menurut saya, penggemar dangdut tidak usah malu-malu lagi, karena kini orang bule pun tergila-gila dengan dangdut. Dangdut menjadi fenomena di Mancanegara, terutama Amerika dan Jepang. Andrew N. Weintraub, seorang Professor of Music dari University of Pittsburgh, America, di samping menulis buku Dangdut Stories, juga seorang Pendiri sekaligus Pimpinan Group Band Cowboys Dangdut. Kalau Anda melihat video live musik ”Dangdut Cowboys”, band dengan musik berirama dangdut—meskipun dengan menggunakan instrumen yang sangat terbatas—saya menilai mereka mampu menghadirkan ”cita rasa dangdut” yang khas kepada penonton. Lihatlah ketika mereka membawakan lagu-lagu Rhoma, misalnya Kegagalan Cinta atau Terajana.

Pergerakan musik dangdut yang begitu dahsyat memang tak mudah untuk dilawan. Dangdut tidak lagi menjadi ikon musik kaum pinggiran melainkan ikon musik populer yang digemari oleh seluruh kalangan. (Bungin, 2005: 97) Seni musik, tak terkecuali dangdut, merupakan jiwa dari manusia karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai rasa keindahan. Oleh sebab itu manusia selalu ingin tahu tentang seni dan selalu ingin menikmatinya. Seni musik bisa mengubah identitas manusia dan membuat perubahan-perubahan yang sangat besar dalam suatu peradaban manusia. Suatu kesenian merupakan bagian dari kebudayaan oleh karena itu manusia yang berkesenian tentu saja manusia yang berbudaya. Coba kita simak bagaimana Rhoma berpesan melalui lagu Seni:

Seni adalah bahasa
Pemersatu antarbangsa
Seni indah dan mulia
Suci murni tiada dosa
Hayo gunakan seni ‘tuk kebaikan
Hayo gunakan seni ‘tuk keindahan
Hayo gunakan seni untuk agama
Hayo gunakan seni untuk negara
Mari bernyanyi dan bergembiralah
Tapi tetap dalam kesopanan dan iman

“Seni memang bagai sebersit kabut yang bisa ditata menjadi suatu gambaran,” begitu kata Khalil Gibran. Seni itu indah, putih, bersih, dan takkan berubah warna tak dinodai oleh manusia. Untuk itu kita harus menjaganya, karena—seperti dikatakan Aristoteles—seni musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Musik adalah karya seni yang baik dan tinggi nilai estetikanya, karena syairnya dapat berisi pesan, perintah dan isyarat tertentu. Seni musik adalah bahasa ekspresi manusia yang masih harus diterjemahkan, emosi saja tidak cukup untuk menerangkan musik; oleh sebab itu diperlukan kaidah-kaidah logis untuk mendasari kesenian. Musik dikatakan indah bila memiliki bentuk saling mempengaruhi nan harmonis antara imajinasi dan pengertian. Seni yang indah—menurut Wagner—adalah seni dari seorang jenius.

Dan, Rhoma adalah salah satu musisi dunia yang jenius itu. Sepak terjangnya di dunia musik sudah mencatat banyak sejarah. Rhoma adalah “Wali” yang berdakwah lewat seni. Beliau selalu menyerukan kepada umat (penggemar) agar senantiasa punya iman yang kokoh demi untuk membela agama. Tidak cuma itu, kiprahnya di dunia film pun sudah terbukti dari jumlah film-film yang diperaninya. Sukses Rhoma bukanlah hal yang kebetulan saja. Pemusik ini, yang pada 1970-an telah merenungkan dengan saksama gayanya sendiri, dan mempraktikkan kemahirannya dengan cermat. “Ia termasuk bintang Indonesia paling cerdas dan bekerja keras,”[nbnote ]Mengapa dangdut Rhoma jadi penting, Tempointeractive Edisi. 18/XIV/ 30 Juni-06 Juli 1984[/nbnote] begitu kata William H. Frederick, yang pada 1985 menulis “Rhoma Irama and The Dangdut Style: Aspect of Contemporary Indonesia Popular Culture”.

Rhoma telah melahirkan musik yang menembus segala lapisan masyarakat. Menyandang pesan dalam bahasa yang semua orang paham dan benar-benar Indonesia. William sangat menyayangkan para kritikus yang sama sekali mengabaikan kedisiplinan dan kesungguhan Rhoma dalam proses kreatifnya. Jelaslah, empat puluh tahun lebih, Rhoma membuktikan bahwa popularitasnya adalah hasil kerjanya yang sesuai dengan, dan sanggup mencerminkan, masyarakat Indonesia sekarang. Bukan masyarakat gedongan, tapi golongan mayoritas yang tersebar dari kota besar sampai pelosok kampung.

Sayangnya, tak banyak yang mengapresiasi karya seni musik Rhoma. Keengganan para pemikir Indonesia untuk berbuat dan peduli pada kreatifitas Rhoma, sungguh membingungkan saya. Rhoma, meski nampaknya mengalami berbagai kisah pro dan kontra, namun terlepas dari semuanya, karena setiap manusia di dunia ini tak ada yang sempurna, sesempurna malaikat, tapi tak bisa dinafikan bahwa ia adalah seorang musikus hebat dan berbakat. Bukan hanya itu, ia mampu membius jutaan manusia Indonesia dengan lagu-lagunya, pertunjukan musiknya paling banyak dibanjiri penonton, petuah moralnya didengar, bahkan suara dan gaya pentasnya pun jadi rujukan para penyanyi dangdut.

Akhirnya, kepada para pembaca dan penggemar dangdut, fans berat Rhoma, khususnya, buku ini saya persembahkan. Saya sangat menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dalam buku ini. Atas kekurangan tersebut saya haturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, baik kepada Bang Rhoma Irama, kru Soneta, fans Rhoma, penggemar dangdut dan para pembaca

@Mohammad Shofan (Paramadina.or.id)

Senin

Fakta Tentang Indonesia Yang Mendunia

Tujuh Fakta Tentang Indonesia Yang Mendunia


Riforri - Banyaknya persoalan dan pandangan negatif yang sedang dihadapi oleh Indonesia, diantaranya tentang dunia politik, keamanan, bahkan kesejahteraan rakyat kecil, sedikit banyak memang mempengaruhi citra pemerintah dan negara di mata masyarakat Indonesia sendiri maupun dunia internasional. Namun sebenarnya, sekedar saling mengingatkan bahwa negeri kita adalah negeri yang sangat kaya dan berpotensi, baik dari sumber daya alamnya ataupun dari budaya asli seperti sebagai negara dengan suku, bangsa, dan bahasa yang terbanyak di dunia. Selain itu juga terdapat beberapa prestasi dari anak-anak bangsa yang begitu membanggakan. Dan berikut 7 fakta tentang Indonesia yang mendunia.

  1. Fakta yang pertama adalah bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terdapat 17.504 pulau, dimana 9.634 pulau belum diberi nama dan 6 ribu pulau tidak berpenghuni. Yang semakin membanggakan adalah 3 dari 6 pulau terbesar di dunia ada di Indonesia yaitu Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Selain sebagai negara kepulauan, Indonesia juga terkenal sebagai negara maritim terbesar di dunia. Bayangkan saja, luas perairan Indonesia mencapai 93.000 km dan panjang pantai sekitar 81 ribu km² atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

    Peta Indonesia - Fakta tentang Indonesia yang mendunia - Indonesia Tanah Airku Rindu Pemimpin Yang Amanah

  2. Fakta kedua, Dunia telah mengakui bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat banyak dan beragam. Hutan dengan luas 39.549.447 hektar di pulau sumatera, kalimantan, dan sulawesi terdapat keanekaragaman hayati dan plasma nutfah terlengkap di dunia. Jika hutan tersebut hilang maka bumi akan hancur karena bumi sangat tergantung pada hutan tropis untuk menjaga keseimbangan iklim, selain ditopang oleh hutan hujan yang ada di amazon. Hal itu membuktikan bahwa bumi dan kelangsungan hidup seluruh makhluk di dunia bergantung pada Indonesia. Selain itu Indonesia juga memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman bakau bermanfaat untuk mencegah pengikisan air laut atau abrasi.
    Hutan di Indonesia - Fakta tentang Indonesia yang mendunia - Indonesia Tanah Airku Rindu Pemimpin Yang Amanah

  3. Fakta ketiga, Kekayaan alam laut Indonesia ternyata juga luar biasa. Kekayaan itu antara lain adalah terdapatnya spesies ikan hiu terbanyak di dunia yaitu sekitar 150 spesies, terdapatnya ikan terkecil di dunia tepatnya di Sumatera yang panjang tubuhnya 7.9 mm, transparan, dan tidak bertulang kepala. Indonesia juga memiliki gugusan terumbu karang terbanyak dan terindah yang disebut segitiga coral, namun 65% dari 75.000 km² segitiga coral itu ada di Indonesia. Itulah sebabnya Indonesia menyumbang 18% terumbu karang bagi perairan dunia.
    Indahnya Laut Indonesia - Fakta tentang Indonesia yang mendunia - Indonesia Tanah Airku Rindu Pemimpin Yang Amanah

  4. Fakta keempat, Kopi merupakan minuman yang banyak di sukai di seluruh dunia. Dan kopi yang diakui dunia sebagai kopi terbaik karena rasanya yang enak sekaligus menjadi kopi termahal adalah kopi luwak. Brazil boleh menjadi negara penghasil kopi terbesar sementara Indonesia berada di posisi ketiga, tetapi kopi luwak kopi yang dihasilkan bersama kotoran oleh musang ini asli berasal dari Indonesia. Walaupun mahal, kopi fenomenal itu banyak di cari terutama oleh penikmat kopi.
    Nikmatnya Kopi Indonesia - Fakta tentang Indonesia yang mendunia - Indonesia Tanah Airku Rindu Pemimpin Yang Amanah

  5. Fakta kelima, Kita tentu mengenal produk peragaan busana terkenal kelas dunia GUCCI asal Italia. Produk langganan publik figur dunia tersebut ternyata menggunakan kain tenun asal Indonesia sebagai bahan bakunya. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa kain tenun asal Indonesia telah diakui oleh dunia. Seperti kain tenun yang mendunia, ternyata orang Indonesia pun telah banyak yang berkarya untuk dunia. Salah satunya yaitu, Ir. Ahmad Murdijad, warga negara Indonesia yang memang bermukim di Kuala Lumpur, Malaysia selama belasan tahun lamanya itu adalah perancang menara Kuala Lumpur di Malaysia yang merupakan menara keempat tertinggi di dunia.
    Gucci bahannya dari Indonesia - Fakta tentang Indonesia yang mendunia - Indonesia Tanah Airku Rindu Pemimpin Yang Amanah

  6. Fakta keenam adalah fakta bahwa banyak peninggalan purbakala yang ternyata ada di Indonesia. Di dunia fauna ada komodo yang merupakan kadal terbesar di dunia dan peninggalan hewan purba dan komodo hanya ada di Indonesia tepatnya di Nusa Tenggara Timur. Kini kepopuleran komodo terutama setelah terpilih menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia semakin mendunia. Ditemukannya fosil manusia purba tertua di dunia yang diperkirakan berasal dari 1.8 juta tahun yang lalu. Fosil yang disebut phitecantrophus erectus itu ditemukan di Jawa Tengah.
    Komodo binatang khas Indonesia - Fakta tentang Indonesia yang mendunia - Indonesia Tanah Airku Rindu Pemimpin Yang Amanah

  7. Fakta ketujuh yang mendunia dan membanggakan dari Indonesia adalah tentang Nelson Mandela yang ternyata terinspirasi oleh Syekh Yusuf dari Makassar. Syekh Yusuf yang merupakan tokoh agama sekaligus pejuang melawan Belanda memang pernah dibuang ke Afrika Selatan oleh Belanda. Ternyata perjuangannya telah mengispirasi Nelson Mandela, bapak pejuang hak asasi manusia dunia untuk menghapus apharteid atau pemisahan ras yang pernah berlaku di Afrika Selatan. Apa yang dilakukan Syekh Yusuf telah memberi andil bagi perubahan dunia. Bahkan Nelson Mandela pernah berkata tentang Syekh Yusuf “pahlawan Indonesia tersebut adalah salah seorang putra Afrika terbaik”.
    Nelson Mandela pengagum Syekh Yusuf dari Indonesia - Fakta tentang Indonesia yang mendunia - Indonesia Tanah Airku Rindu Pemimpin Yang Amanah