Tampilkan postingan dengan label Seni Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seni Budaya. Tampilkan semua postingan

Sabtu

Rhoma Irama Hipnotis Warga Aceh di Tabligh Akbar di Bireuen

Rhoma Irama Hipnotis Ribuan Pengunjung Tabligh Akbar di Bireuen


Riforri - Luar biasa. Sambutan warga Bireuen terhadap kehadiran Si Raja Dangdut alias Rhoma Irama sangat antusias. Iya, mereka rela basah kuyup demi mendengar ceramah dari Bang Rhoma, Kamis (7/11) sejak lepas shalat Isya ribuan masyarakat Bireuen memadati alun-alun Pendopo Bupati Bireuen. 

Rhoma Irama Hipnotis Ribuan Pengunjung Tabligh Akbar di Bireuen | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat 
Bahkan hujan deras yang turun sejak beberapa jam lalu tak menjadi penghalang bagi penggemar Rhoma,  namun antusias ribuan masyarakat untuk menyaksikan Tabligh Akbar yang disampaikan Raja Dangdut Rhoma Irama sangat tinggi.  Mereka sudah menunggu sejak lepas Isya tak sabar menanti, warga yang sudah memadati halaman pendopo dan ruas jalan Alun-Alun Kota Bireuen, rela berdesak-desakan dalam hujan. Mereka bersorak yel..yel di depan panggung utama, mereka menyoraki meminta Rhoma untuk segera naik pentas.

Sementara para pengendara kendaraan bermotor terjebak kemacetan. Sehingga anggota Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Bireuen harus bekerja keras dalam hujan mengurai kemacetan. Hingga berita ini diturunkan hujan masih terus mengguyur Bireuen.

Rhoma hadir ke Bireuen sebenarnya bukan untuk manggung namun untuk mengisi tablig akbar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Bireuen.  Roma turut didampingi Menteri Tenaga Kerja,  Muhaimin Iskandar.

Rhoma Irama dalam Tabligh Akbarnya di Bireuen mengambil tema tentang "Persatuan". Ia mengajak seluruh umat untuk selalu bersatu dalam memperjuangkan Agama Islam dan memesan kepada masyarakat untuk tidak bercerai berai atau membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain.

Sebelumnya Rhoma Irama juga ceramah singkat di Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga. Dalam Tabligh Akbar sesaat itu Rhoma mengaku kagum melihat ribuan santri di dayah tersebut yang berpakaian putih-putih. Dikatakan Rhoma dengan adanya dayah-dayah di Aceh, Syariat Islam samakin kokoh dan kuat di Serambi Mekah. Rhoma juga memesan kepada seluruh santri untuk terus belajar dengan tekun untuk menjadi panutan bagi masyarakat. (Serambi/ajn)

Jumat

LCLD PAMMI 2013, Perjalanan 25 Tahun Berkarya

LCLD PAMMI 2013, Perjalanan 25 Tahun Berkarya 

Riforri - Tak terasa tahun 2013 ini adalah tahun ke-25 aku berkarir sebagai penyanyi Dangdut di Indonesia. Suka duka, jatuh bangun tentunya sudah menjadi bagian keseharian kehidupanku. Aku amat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk aku menapaki karir sebagai Penyanyi Dangdut hingga hari ini. Melalui music dangdut ini ada banyak berkah, manfaat dan keberuntungan yang aku rasakan.


Aku bisa lebih mengenal dunia, aku bisa berinteraksi dengan banyak khalayak dari berbagai kelas dan wilayah, aku dapat melihat keindahan alam dan ciptaan Tuhan di berbagai penjuru dunia. Aku dikenal banyak orang dan mendapatkan tempat yang lebih baik dari kebanyakan orang. Aku dapat membantu perekonomian keluarga, bahkan melalui music Dangdut ini pula aku menikah dengan seseorang.

25 tahun memang bukan waktu yang sebentar, meskipun untuk ukuran berkarya sepertinya kita tidak mengenal batasan waktu. Artinya dalam konteks yang lain, bisa saja 25 tahun berkarya dinilai belum terlalu lama. Dan masih banyak hal yang dapat digali melalui karir menyanyi. Termasuk mengabdi kepada music dangdut itu sendiri.

Dalam perjalanan 25 tahun karir menyanyi, aku telah berhasil mengoleksi 30-an Album dan beberapa Single Lagu Dangdut. Termasuk beberapa Penghargaan dari berbagai Ajang Apresiasi Musik di Tanah Air.
Memasuki usia 25 tahun berkarir ini yang masih mengganggu pikiranku adalah bagaimana aku tetap bisa berkarya dan memberikan pengabdianku kepada Musik Dangdut yang telah membesarkan namaku ini. Untuk itulah maka di tahun 2012 aku putuskan untuk terjun ke Organisasi PAMMI yang menaungi berbagai profesi seniman music dangdut di Indonesia. Semoga dengan begitu aku bisa lebih memahami kehidupan para Pencipta dan Musisi Dangdut umumnya. Salah satu program yang akan menjadi Perhelatan besar PAMMI ditahun 2013 ini adalah dengan menggelar Lomba Cipta Lagu Dangdut (LCLD) tingkat Nasional.

LAGU adalah sebuah MOMENTUM

Dalam kaitannya dengan Lomba Cipta Lagu Dangdut (LCLD) Nasional Pammi 2013 ini, aku ingin mengatakan bahwa Lama atau tidak nya karir seorang penyanyi amat ditentukan oleh sebuah Lagu. Termasuk karir ku. Jadi kalau hari ini --setelah 25 tahun berkarya—aku masih bisa diterima masyarakat, tentunya tak lepas dari keberhasilan Lagu yang aku bawakan dan tercipta dari hasil olah daya cipta para pencipta lagu itu sendiri.
Karir seorang penyanyi dimulai dari bagaimana ia menyanyikan sebuah Lagu yang telah diciptakan melalui proses cukup panjang. Melalui pengamatan, kontemplasi, dialog, diskusi hingga menjadi sebuah Lagu yang dianggap Pas oleh banyak pihak, termasuk oleh penikmat.

Setelah sebuah Lagu diputuskan untuk diproduksi, tugas seorang penyanyi adalah mempelajari benar arti, jiwa dan atmosfir dimana lagu itu akan dihadirkan di ruang fantasi para penikmat music. Sehingga tuntutan akan artikulasi, penjiwaan dan ekspresi penyanyi akan sangat menentukan apakah “pesan” yang terkandung dalam sebuah Lagu itu dapat diterima dan dinikmati para pendengarnya. Meskipun belum menjadi Jaminan bahwa lagu itu akan “meledak” dipasaran, namun dengan begitu bisa dipastikan bahwa Tugas penyanyi telah selesai dengan sempurna dan jarak dengan kesuksesan karir, tinggal soal hitungan waktu

Perlu disadari oleh para Penyanyi bahwa Lagu yang akan dinyanyikannya adalah sebuah “kendaraan” menuju kesuksesan karir profesionalnya. Melalui sebuah Lagu, seorang penyanyi tiba-tiba akan dikenal oleh masyarakat luas.
Ada beberapa pengamatan tak tertulis dari para Pekerja Industri Musik yang mengatakan bahwa:
1, Hubungan Kesuksesan antara Lagu dengan Penyanyi amat sangat dekat.
2. Kesuksesan Karir Penyanyi terbentuk adalah karena Lagu yang dinyanyikan dirasakan Pas oleh berbagai pihak.
3. Kesuksesan adalah miliki sebuah Lagu, bukan tentang Siapa yang menyanyikannya. Jadi Nama Besar bukan jaminan sebuah lagu itu akan diterima atau tidak oleh Masyarakat.
4. Lagu dalam Album atau Single pertama bukanlah penentu suksesnya Karir seorang Penyanyi, tetapi Lagu dalam Album atau Single setelah itu yang akan membawanya menjadi seorang Legenda.

Dari empat point di atas tampak jelas bahwa Lagu memiliki arti penting bagi karir seorang penyanyi Profesional. Bahkan Lagu memiliki kedudukan lebih penting ketimbang penyanyi itu sendiri.
Pertanyaannya kemudian, Lagu seperti apa yang akan mampu melambungkan Karir seorang Penyanyi?
Dalam konteks industry, lagu yang bagus adalah Lagu yang “meledak” secara komersial. Lagu yang mampu mendongkrak penjualan fisik maupun digital bisnis lainnya. Sehingga dengan begitu, secara otomatis mampu pula mengangkat popularitas Penyanyinya. Tak perlu dijelaskan disini bahwa setelah Populer, pastilah Job Show Off Air maupun On Air akan menghampiri para penyanyi tersebut.

Namun di ajang Festival Musik, sebuah lagu dapat dinilai sebagai Lagu Terbaik tentunya terkait dengan banyak factor. Selain soal Notasi, Tema dan Syair, tetapi juga tergantung bagaimana Lagu itu didendangkan oleh seorang Penyanyi. Artinya Penyanyi juga sangat menentukan penilaian atas sebuah lagu.
LCLD sebagai Bank Lagu

LCLD Pammi 2013 ini adalah LCLD ketiga yang digelar oleh Pammi. Event ini melibatkan para pencipta lagu Dangdut dari seantero Tanah Air. Baik yang memang berprofesi sebagai Pencipta, atau pun mereka yang tertarik untuk mencoba mengolah Daya Cipta nya.

Diharapkan lewat ajang ini akan terkumpul ratusan lagu dangdut baru berkualitas yang pada akhirnya akan menjadi Bank Lagu bagi para Penyanyi atau Producer Musik Dangdut di Indonesia. Sehingga bukan tidak mungkin LCLD ini juga akan menelurkan para Penyanyi Dangdut Profesional yang akan melegenda di kemudian hari. Dan menjadi perhelatan yang ikut menorehkan sejarah music Dangdut Indonesia. Semoga!. ( sumber : www.pammi.co.id )

Senin

Kenduri Cinta - Kesusuban Duri Dalam Daging

Kenduri Cinta - Kesusuban Duri Dalam Daging


Riforri - Undangan sebagai narasumber dari panitia Kenduri Cinta merupakan undangan yang kesekian kalinya diterima. Minimal setahun sekali diundang menjadi pembicara diskusi yang sangat cair di lapangan terbuka Taman Ismail Marzuki (TIM). Pesertanya dari berbagai kalangan dan agama. Coba tengok salah seorang penanya dalam diskusi ini sehari-hari nongkrong sama gelandangan proyek Senen. Dia minta perhatian kepada jamaah semua untuk memperhatikan para gembel (maaf) yang sudah mulai digusur di Senen. Lihat juga ada seniman dengan kotak sabun dan berpotongan rambut gimbal  Mbah Surip menampilkan nada-nada indah dari kotak sabun. Usai seniman tradisional tampil dilanjutkan dengan pemain Jazz dan juga penyanyi Blues tampil. Gila, kaya gado-gado. Semuanya tersedia dalam satu ulekan. 

Kenduri Cinta - Kesusuban Duri Dalam Daging | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Penulis masuk di sesi kedua jam 22.00. Pada sesi pertama moderator dan narasumber menyampaikan definisi tentang kesusuban. Kesusuban itu kemasukan benda asing, seperti kelilipan atau bisa juga kecugak. Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) biasanya menjadi host di sesi kedua atau ketiga. Cak Nun akan menguraikan filosofi tema acara dan mempersilahkan kepada  para narasumber untuk saling melengkapi tema. 

BENTENG TERAKHIR

Paparan penulis adalah bahan tulisan Riforri edisi kesatu dan kedua. disiapkan menjadi tiga poin paparan. Pertama, tentang penangkapan AM ketua Mahkamah Konstitusi yang masih menjadi isu hangat malam itu. Harapannya agar jangan dianggap satu nila dapat merusak sebelanga, karena mediumnya berbeda. Sepotong kayu tidak dapat menjadi medium aliran listrik, tetapi air dipastikan menjadi medium sempurna aliran listrik. 

Sekelumit kisah MK berawal pada tanggal 1 Oktober 2013 atau sehari sebelum penangkapan AM Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 115/PHPU.D-XI/213 terkait hasil Pemilukada Kota Tangerang 2013 berhasil menggugat peran Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). MK melakukan tindakan fenomenal dalam membuat putusan. Lembaga ini menguji terlebih dahulu Keputusan DKPP No. 83 dan 84 tahun 2013 yang menjadi dasar putusan KPU Provinsi Banten. Alhasil, MK menyatakan penetapan KPU Prov. Banten yang menerima putusan DKPP tanpa reserve dinyatakan cacat dan batal demi hukum. KPU dianggap MK tidak tepat menerima begitu saja putusan DKPP. KPU Provinsi Banten menggunakan dalil pasal 112 ayat 12 UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu yang menyatakan putusan DKPP bersifat final dan mengikat. 

Dengan adanya pasal ini, maka semua penyelenggara Pemilu tidak harus menerima begitu saja putusan DKPP yang berfinal dan mengikat. Mahkamah Konstitusi (MK) menurunkan peran dan fungsi DKPP dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilukada Kota Tangerang tanggal 1 Oktober 2013 kemarin. DKPP sebagai lembaga yang diberikan kewenangan sebagai lembaga etik dinyatakan MK tidak berhak memutuskan sengketa keputusan KPU dalam lingkup kewenangan lembaga ini. Keputusan DKPP dinyatakan sebagai keputusan yang cacat hukum, karena melampaui kewenangannya yang diberikan oleh Undang-Undang. Konsekuensinya keputusan DKPP ini difatwakan sebagai putusan tidak mengikat dan tidak wajib diikuti oleh semua penyelenggara.

Karuan, keputusan yang sangat keramat ini bagi penulis selaku pemohon uji materi Pasal 112 ayat 12 di UU No. 15 tahun 2011 terkait kewenangan DKPP, tiba-tiba keesokan harinya seolah-olah berubah. Pemenang uji uji materi UU atau juga pihak yang menang gugatan dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilukada akan dianggap sebagai pihak yang melakukan transaksi politik. Padahal keputusan MK adalah keputusan kolektif bukan keputusan individual ketua MK. Berbondong-bondong beberapa yang kalah dalam gugatan PHPU di MK melakukan rilis media. Stasiun televisi swasta TV One pada progam Indonesia Lawyer Club (ILC) Selasa Malam juga menampilkan tema tentang isu korupsi di MK saat itu. 

KETAHANAN PANGAN 

Kenduri Cinta - Kesusuban Duri Dalam Daging | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat
Kedua, terkait liberalisasi impor pangan. Ketahanan pangan kita hancur bang. Semuanya serba impor, karena  impor dianggap lebih murah dan praktis, seperti makan mie instan. Petani-pun enggan bertani. Ini disebabkan ongkos produksi bertani lebih mahal ketimbang harga-harga produk impor yang ada di pasaran. Pemerintah tidak punya kebijakan khusus untuk menghadang liberalisasi impor ini. Problem yang muncul hari ini adalah miskordinasi antara Kementerian Perdagangan dan Pertanian. Menteri yang satu menjadi anak emas dan ikut konvensi Partai Demokrat. Sementara, Menteri yang satunya lagi sedang di bully terkait masalah katabelece daging sapi dan produk pertanian lain. Jadilah kisrush manajemen negara menjadi problem bangsa Indonesia. Siapa yang rugi? Tentunya yang dirugikan adalah rakyat Indonesia.  

Harga barang-barang konsumsi impor memang murah, tetapi ini bukankah ini akibat praktek dumping?...di Negara dengan lahan sangat luas dan banyak penduduk seperti RRC lebih baik ekspor dulu kelebihan hasil panen ke Indonesia...soal harga belakangan...toh kalau harga mahal di RRC pemerintahnya memberikan subsidi...sementara Indonesia?

Solusi yang ditawarkan ada beberapa poin positif yang dilakukan oleh rezim sebelumnya untuk diaktifkan kembali Menawarkan beberapa hal positif yang pernah dijalankan Presiden Soeharto disaat semua orang membenci rezim Orde Baru bagaikan kesusuban benda asing. Perlu dibuat kesadaran media untuk memonitor semua kebutuhan pokok. Pada saat rezim Orde Baru kita tidak asing bahkan sangat familiar ketika semua stasiun radio merelay harga kebutuhan pokok, “harga cabai keriting di Pasar Induk Kramat Jati sebesar Rp…”. Sekarang kita sudah tidak pernah perduli harga-harga kebutuhan pokok yang ada di pasaran. Wajar saja kalau kemudian kita terperanjat kaget ketika harga daging melonjak menjadi Rp. 120.000,- atau Cabe menjadi Rp. 70.000,-. 

Rezim Orba juga selalu mengadakan kegiatan Kelompencapir di Stasion Televisi Pemerintah, TVRI. Kegiatan ini adalah  pertemuan antara para petani dengan Presiden. Berbagai persoalan muncul dalam diskusi yang dimoderatori Menteri Penerangan Harmoko. Entah kegiatan tanya jawab itu direkayasa atau tidak, tetapi semangat mengunjungi petani dan dialog dengan mereka sangat jarang sekali ditampilkan sekarang ini. 

Kelebihan Soeharto dari sejumlah sumber di Badan Urusan Logistik (Bulog). Hampir semua Kabulog saat itu selalu menghapalkan atau minimal mencatat harga-harga kebutuhan pokok. Jangan sampai Presiden bertanya kepada mereka, tetapi tidak mengetahui kenaikan komoditas vital. Bisa-bisa SK pemberhentian sebagai pimpinan Kabulog datang tiba-tiba. Apabila poin-poin kesusuban ini diperhatikan oleh Presiden sekarang ini, maka harga-harga kebutuhan pokok tidak melulu naik. 

SANG LEGENDA

Poin ketiga, tentang bang haji Rhoma Irama. Saya minta ijin kepada Jamaah Mahiyah untuk mendampingi bang haji sebagai konsultan politik. Tujuannya adalah untuk mengajak bang haji tidak selalu ada di pinggir kanan, tetapi ke tengah, kalau perlu ke kiri, ke depan atau ke belakang panggung politik nasional, sebagai negarawan tentunya. Ada misi lainnya tentunya yang perlu diperkenalkan kepada publik tentang sang legenda. Beliau selain rutin menjadi Khatib dan Imam Sholat Jum’at di sejumlah masjid juga menjadi Khatib dan Imam untuk Sholat Ied. 

Acara selesai sekitar pukul 03.30 dinihari.  Kami semua berdoa untuk keselamatan bangsa dan Negara ini. Usai acara panitia mengundang bang Haji Rhoma dalam diskusi Kenduri Cinta di TIM. Pesan ini sudah disampaikan dan Insya Allah bang Haji bersedia hadir untuk menyampaikan pesan dakwahnya. (watingpung)

Sabtu

Lagu Rhoma Memberi Nilai-nilai Positif Bagi Kemanusiaan

Lagu Rhoma Memberi Nilai-nilai Positif Bagi Kemanusiaan 


Rhoma dan Biksu - Lagu Rhoma Memberi Nilai-nilai Positif Bagi Kemanusiaan - Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Riforri - SAMPAIKAN KEPADA BANG HAJI, "Saya menyukai lagu-lagu bang haji. Syair-syair lagu bang haji rhoma memberi nilai-nilai positif bagi kemanusiaan.". Rupanya biksu dari Muara Karang, Jakarta Utara yang hendak pergi ke Bandar Lampung tidak bisa mengungkapkan secara langsung kekaguman terhadap lagu-lagu bang haji Rhoma. Padahal sejak diboarding room sudah terlibat akrab bicara dengan bang Haji. 


Rhoma dan Biksu - Lagu Rhoma Memberi Nilai-nilai Positif Bagi Kemanusiaan - Riforri Menuju Indonesia Bermartabat


Rhoma dan Biksu - Lagu Rhoma Memberi Nilai-nilai Positif Bagi Kemanusiaan - Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Setiba di Bandara Raden Inten II Bandar Lampung usai turun dari mobil yang menjemput dari pesawat ke bandara beliau masih bertanya, "jam berapa soneta tampil". Saya jawab besok minggu 27 oktober. Dia segera menjawab, "saya belum selesai dengan sembahyang-nya. Pengen juga menyaksikan bang haji secara langsung. Ah, ternyata penggemar dan sahabat bang haji dari berbagai kalangan. Fans Rhoma Irama tak hanya umat Islam. (Ramdan)

Rabu

MAKNA SEBUAH PENGORBANAN

MAKNA SEBUAH PENGORBANAN

Riforri - “Pengorbanan” merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan. Setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan. Sehingga, kesadaran untuk kembali kepada sifat ini merupakan suatu keharusan. Berbicara tentang ‘Pengorbanan’ mengingatkan saya pada lagu ‘Pengorbanan’ karya Rhoma Irama, Raja musik dangdut yang lirik lagu-lagunya bukan hanya sekadar menghibur, tapi sudah merambah zona lain seperti gerakan moral, agama dan politik. Berikut saya kutipkan penggalan lirik lagu ‘Pengorbanan’: 

Pengorbanan pasti dibutuhkan
Dalam setiap perjuangan
Dengan cinta, maka manusia
Sanggup menghadapi tantangan
Tanpa cinta, maka manusia
Tidak akan mampu berkorban
Pengorbanan harus diniatkan
Dalam mencapai ridha Tuhan

Lagu ‘Pengorbanan’ Rhoma mampu menggerakkan perubahan dan mengubah perilaku sosial masyarakat, kekuasaan dan sebuah tatanan yang menyimpang dari kelaziman. Lirik ini mencitrakan nilai estetis, tetapi memiliki nilai pesan moral yang dalam, mengena dan lugas. Dengan arti kata lain, lirik lagu ini mengungkap segi-segi sosial yang bersifat etis, terapis, konseptualis, dan kritis.

Di tengah “semesta simbolisme modernitas” sebuah masyarakat di mana gaya hidup begitu dikultuskan dan dipuja, manusia sebagai pelaku ke-sadaran, mulai “kehilangan rumah secara metafisik”, budaya tradisional dihancurkan, tak terkecuali di sini agama. Dalam kehilangan rumah itu, Rhoma seakan mengingatkan kita kepada Michel Foucault, yang mengajak kita untuk tetap optimis: “Jangan membuang moralitas, lebih baik Anda menguasainya, tetapi semata-semata sebagai salah satu kaidah, sebagai salah satu dari konvensi-konvensi yang sepenuhnya menantang, tetapi meskipun begitu ia tetap diperlukan agar permainan bisa berlangsung”. 

Dalam dunia seni, apa yang dilakukan oleh Rhoma dengan musiknya saat itu, sungguh tak lazim dan dianggap sebagai pekerjaan orang gila. Dan memang, Rhoma adalah “orang gila” dalam kewarasannya, yang terus melahirkan dangdut dengan pikiran kreatif. Rhoma, melalui musiknya, adalah aktor counter-culture dalam pengertian yang hampir sebenarnya. 

Nah, para pembaca yang budiman. Dalam menyambut ‘Idul Kurban yang dirayakan 16 Oktober 2013 sejatinya kita maknai sebagai kesediaan untuk rela berkorban sebagaimana ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Idul Kurban adalah sebuah momentum untuk membela nilai-nilai kemanusiaan, karena hakekat ibadah kurban adalah sarat dengan pesan-pesan moral sekaligus pesan sosial sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal tersebut terlihat jelas dari pesan dalam kisah al-Qur’an: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (QS Al-Kautsar : 1-2).

‘Idul Kurban menyimpan banyak harapan untuk self cleaning, menjanjikan peleburan jiwa ke dalam proses penemuan jati diri dan harga diri. Semangat ‘Idul Kurban itu dinamis, yakni dari dimensi makna yang bersifat vertikal menuju dataran horizontal. Secara lebih luas, ia tidak hanya berhenti untuk memperkaya horison pengalaman beragama secara individual, tapi juga berlanjut implementasinya pada dataran empiris-sosial. Karena kedudukan agama bukan semata-mata cultus privatus, tapi juga cultus publicus Roland Barthes menyebutnya sebagai deformasi.  

Dalam merayakan Idul Kurban, kita tidak cukup hanya dengan mempertahankan “semangat berkorban”, sebagaimana dicontohkan Ibrahim dan Ismail, tapi juga harus tetap mempertahankan “kerja-kerja” pengorbanan secara kreatif. Penggalian terhadap makna teks yang hanya berhenti pada isi teks, tanpa mau melihat latar belakang dan setting historis yang ada di balik teks, pada akhirnya hanya akan menghasilkan sebentuk “reduksi makna” yang sebenarnya dari teks tersebut.

Di tengah arus globalisasi dan arus informasi simbol-simbol budaya, sakralitaslah yang merangsang atribut-atribut agama untuk tetap survive. Karenanya simbol-simbol dalam agama pun penting untuk dilibatkan dalam melakukan interpretasi, sebab di sini terdapat makna yang mempunyai multi-lapisan. Interpretasi adalah usaha untuk “membongkar” makna-makna yang masih terselubung atau usaha untuk membuka lipatan-lipatan dari tingkat-tingkat makna yang terkandung dalam teks.

Beragamnya makna dan pandangan tentang kurban tentu saja menjadi sebuah hal yang sifatnya niscaya. Itulah agama. Ia datang bukan sekadar disapa, lebih dari itu ia datang dengan semangat dialektis, berhadapan dengan  manusia, perubahan ruang dan waktu. Dengan begitu, agama menuntut untuk dipahami dan ditangkap pesannya dengan pendekatan transformatif. Dengan kata lain, kemunculan agama tidak dengan tiba-tiba, tetapi terkait dengan problem kemanusiaan. 

Di sisi lain, ‘Idul Kurban mesti dipahami sebagai tanda penyerahan, bukan penyembelihan binatang itu sendiri. Momentum kurban dengan ritu-alnya menyimbolkan penyembelihan sifat kebinatangan manusia; nafsu serakah, sifat kikir, egoisme personal maupun komunal, dan nafsu menerabas yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ismail hanya simbol dari seorang manusia, benda, pangkat, realita dan kedudukan. Semua sifat dan kelemahan inilah yang harus dikorbankan, yang harus disembelih dan ditiadakan. 

Akhir kata, jangan sampai ibadah kurban ini hanya menjadi rutinitas tahunan yang miskin makna, yakni hanya sampai pada proses penyembelihan hewan kurban. Kita mesti berlari dari pemahaman ‘Idul Kurban yang identik dengan momentum sebuah pesta, menuju momentum keinsafan dan penyerahan secara total kepada Tuhan, Allah SWT. Wallahu ‘Alam bi al-Shawab.

Oleh Moh. Shofan
Peneliti di Yayasan Paramadina Jakarta, dan penulis buku ’Rhoma Irama: Politik, Dakwah dalam Nada’ [2013]

Selasa

Maret 2014 Revitalisasi Kota Tua Jakarta dimulai

Maret 2014 Revitalisasi Kota Tua Jakarta dimulai

Maret 2014 Revitalisasi Kota Tua Jakarta dimulai | Riforri menuju Indonesia Bermartabat
Riforri - Tahapan revitalisasi Kota Tua Jakarta akan mulai dilakukan bulan Maret 2014, kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Senin.  

"Maret 2014 akan ada launching tahapan-tahapan perencanaan Kota Tua," katanya di Balai Kota DKI Jakarta.

Ia mengatakan, pengerjaan perbaikan Kota Tua Jakarta akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama konsorsium pelaksana yang terdiri atas perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kalau semua Pemprov yang mengerjakan ya tidak mungkin karena di situ ada kepemilikian BUMN dan swasta juga," katanya.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta antara lain akan melakukan pengerjaan infrastruktur dan penanaman pohon di kawasan Kota Tua.

Jokowi mengatakan, proses revitalisasi Kota Tua Jakarta akan memakan waktu lama karena ada banyak prosedur-prosedur yang harus dijalankan mengingat gedung-gedung di kawasan tersebut bukan seluruhnya milik pemerintah provinsi.

"Kita mematuhi prosedur, sehingga nunggunya lama, kalau revitalisasi gedung sendiri gampang, tapi ini gedung milik orang lain, jadi harus ada prosedurnya," kata dia. (Mar/Ant)

Rabu

Budaya Lokal Dalam Dinamika Perubahan

Budaya Lokal Dalam Dinamika Perubahan


Budaya Lokal Dalam Dinamika Perubahan | Riforri Menuju Indonesia BermartabatRiforri - Apakah budaya lokal terancam dengan hadirnya budaya lain? Sejarah telah memberikan pelajaran bahwa budaya berubah. Beberapa budaya besar seperti budaya Sumerian, budaya Mesopotamia, budaya Mesir Kuno, budaya Babilonia, dan budaya Romawi telah tergusur. Dulu eksis, tapi sekarang kita hanya bisa melihat peninggalannya di museum. 

Piramid-piramid dari budaya Mesir Kuno masih eksis, tetapi piramid yang mirip tidakmungkin dibuat dibuat lagi. Hanya budaya Yunani, budaya Cina, budaya Hindu, budaya Buddha, budaya Islam, dan budaya Barat yang masih eksis. Budaya ini pun masih akan diuji oleh waktu; sampai kapan budaya-budaya ini bertahan.



Maju mundurnya atau timbul tenggelamnya satu budaya termasuk budaya lokal tergantung pada perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya.

Ini tergantung pada nilai-nilai, pandangan hidup atau sistem kehidupan yang tumbuh subur dalam masyarakatnya. Perubahan dalam masyarakat merupakan hasil dari 'pertemuan' nilai-nilai. Perubahan merupakan salah satu side effect dari 'interaksi' antara nilai yang satu dan nilai yang lain'; perubahan merupakan hasil 'dialog' antara pandangan hidup yang satu dan pandangan hidup yang lain. 


Masyarakat berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai dan pandangan hidup yang diterima.

Tindakannya merupakan pancaran dari sistem kehidupan yang yakini. Bagaimana masyarakat berpikir, bertindak, bekerja, menggunakan waktu, berkeluarga, berkehidupan sosial, bertetangga, dan melakukan aktifitas lainnya- ini semua merupakan gambaran dari nilai-nilai yang diterima masyarakat.

Perubahan dalam masyarakat tidak dapat lepas dari perubahan yang terjadi dalam unit masyarakat yang terkecil, yaitu keluarga. Bila dirinci, ini tidak lepas dari perubahan dalam tiap individu. Perubahan dalam individu merupakan induk dari perubahan masyarakat. 


Bila individu berubah ini bisa memicu perubahan dalam masyarakat dan perubahan budaya termasuk budaya lokal.

Individu yang terus berubah ke arah yang lebih baik akan menjadi manusia yang utuh. Ia menjadi sosok manusia yang bekerja dengan rasa tanggungjawab, mengerjakan pekerjaan sesuai bakat, bekerja secara rasional, bekerja secara sistematis, bekerja efisien, bekerja keras, bekerja dengan rajin, bekerja dengan tekun, bekerja dengan pengharapan, dan bekerja dengan rasa cinta kepada Tuhan dan sesama. Lambat laun ia mempengaruhi orang-orang di sekelilingnya bahkan berpotensi untuk mempengaruhi masyarakat. Jadi, perubahan individulah sebagai dasar perubahan masyarakat.

Perubahan yang terjadi pada masyarakat akan mempengaruhi budaya. Ini akan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan yang lain. Tidak heran bila budaya lokal akan mengalami perubahan. Ini terjadi dalam masyarakat Batak. 

Salah satu contoh yang terjadi di kota adalah bahwa mayoritas putra-putri Batak yang lahir dan besar di kota tidak bisa berbahasa daerah. Tulisan-tulisan dalam bahasa Batak sangat minim dan kalah bersaing dengan tulisan-tulisan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Apakah budaya Batak akan bertahan di masa-masa mendatang? Apakah budaya Jawa, budaya Sunda, dan budaya lainnya akan bertahan?

Tidak perlu kuatir kalau terjadi perubahan dalam budaya nasional. Bahkan kalaupun budaya daerah tergusur, tidak perlu risau selama nilai-nilai yang unggul diterima dan berkembang dalam masyarakat lokal.

Dengan kata lain, budaya yang berdasarkan pada nilai-nilai 'kebenaran yang parsial' tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Perubahan budaya- apakah itu budaya besar ataupun budaya lokal- merupakan konsekuensi dari benturan nilai-nilai antara budaya yang 'lebih tinggi' dengan 'budaya yang lebih rendah.' Sejauh mana kita mau menerima nilai-nilai dari budaya yang lebih tinggi dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selasa

FORSA Dukung Rhoma dan Soneta Berdakwah

FORSA Dukung Rhoma dan Soneta Dalam Berdakwah


Riforri - Kediaman Debby Veranasari, anak tertua Rhoma Irama pada April lalu tampak sedikit berbeda.  Rumah yang terletak di Jl. Kebon Baru H1, Tebet, Jakarta Selatan tersebut dipenuhi sejumlah penggemar dan pecinta Rhoma Irama yang tergabung dalam berbagai komunitas.

Diantara komunitas fans Rhoma Irama yang hadir adalah Soneta Fans Club Indonesia (SFCI), Soneta Fans Club (SFC), Rhomania, Sonetamania, dan Anak Buah Rhoma Irama (ABRI). Hadir juga sejumlah tokoh fans Rhoma Irama dari berbagai daerah seperti Jawa Timur, Jateng, Jabar, DKI, Sulsel, Sumsel, dan Lampung.

Diantara tokoh fans Rhoma Irama yang hadir adalah Ketua SFCI Endang Zulfikar, Ketua SFC Darmin Irama, pembina fans Debby Rhoma, H Dedy Irama (adik Rhoma) dan Waskito, Sekjen PAMMI.

Kehadiran sejumlah pecinta dan penggemar Rhoma Irama dikediaman Debby Veranasari adalah untuk menyaksikan deklarasi komunitas pecinta dan penggemar Rhoma Irama yang bernama FORSA (Fans Of Rhoma Irama and Soneta). Deklarasi tersebut dilakukan langsung oleh Sang Raja Dangdut, Rhoma Irama.

Sebelum deklarasi para tamu yang hadir menunaikan sholat Isya berjamaah. Tampil sebagai iman sholat Isya adalah Rhoma Irama. Pelaksanaan sholat berlangsung khidmat dan khusyu'.

Usai sholat Isya, Rhoma Irama mengatakan, saat ini semua organisasi pecinta dan penggemar Rhoma Irama akan melebur menjadi FORSA. Contohnya, organisasi SFCI yang saat ini tersebar di daerah, seperti SFCI Jatim maka langsung berubah menjadi FORSA Jatim, SFC Bandung menjadi FORSA Bandung dan seterusnya.

Apabila di suatu wilayah terdapat dua organisasi yaitu SFC dan SFCI, maka harus diadakan musyawarah untuk menentukan kepengurusan FORSA setempat. Seperti yang terdapat di wilayah Jakarta, Boyolali, Bandung dan lainnya.

"Saya nyatakan fans Soneta melebur menjadi satu bernama FORSA," tegasnya dihadapan para tamu undangan.

Menurut Rhoma, penyatuan nama fans club dilatarbelakangi sering terjadinya pertikaian dan disharmoni antar-organisasi fans. Dengan satu nama, diharapkan para fans dapat makin kokoh, dalam rangka memberikan dukungan yang bulat mendukung Rhoma Irama dan Soneta dalam ber-amar ma'ruf nahi mungkar.

"Dengan bersatunya organisasi fans ini diharapkan tak ada lagi perselisihan, semua saling menguatkan karena memiliki idola dan misi yang sama," papar Rhoma.

Rhoma menuturkan, agar organisasi berjalan demokrasi maka dalam waktu dekat atau tepatnya bulan Juni 2013 djadwalkan akan melaksanakan Munas FORSA yang pertama untuk memilih pengurus, mengesahkan AD-ART, lambang dan lagu organisasi, serta menyusun program kerja.

Saat ini juga telah terbentuk Panitia OC (Organizing Committee) Munas FORSA gabungan dari SFC, SFCI, Rhomania, ABRI, serta Sonia. Adapun Ketua Munas Endang Zulfikar, yang dibantu oleh Wakil Ketua Zainal Bintang, dan anggota Mulyani Azza.

Secara garis besar, FORSA bertujuan 3 hal, yaitu:
1. Mendukung Rhoma Irama dan Soneta dalam pentas maupun dakwah.
2. Melestarikan karya Rhoma Irama dan Soneta serta mengembangkannya pada pendidikan anak-anak muda.
3. Membantu Rhoma Irama dan Soneta memerangi pembajakan.
Sementara itu Surya Aka Syahnagra, Ketua FORSA Jawa Timur mengatakan, pihaknya sangat mendukung dengan penyatuan fans agar seluruh organ fans total memberikan dukungan kepada Rhoma Irama dan Soneta.
"Tak ada lagi friksi. Ini juga demi suksesnya Rhoma ke Istana," ujar Surya.
Menurut Surya, saat ini Rhoma adalah tokoh besar yang ada di Indonesia. Terlebih, Rhoma Irama juga dikenal sebagai 'Raja Dangdut' Indonesia, oleh karena itu karya-karyanya akan abadi hingga ratusan tahun mendatang. "FORSA akan berikan fasilitas dan jalan untuk melestarikan karya-karya Rhoma, sehingga akan terjaga dan terhindar dari pembajakan," pungkasnya.

Senin

Bali Tujuan Wisata Terbaik Tahun 2013

Tujuan Wisata Terbaik Dinobatkan Kembali Kepada Bali


Bali Tujuan Wisata Terbaik Dinobatkan Kembali | Riforri Menuju Indonesia BermartabatRiforri - Keindahan panorama alam perpaduan lembah, gunung, pesisir pantai dan sawah yang terasering serta keunikan seni budaya yang diwarisi masyarakat setempat menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah tujuan wisata Pulau Bali.


Meskipun Bali sebuah pulau kecil yang luasnya hanya 0,29 persen dari luas Nusantara ( 5.632,86 km2), namun memiliki semua unsur lengkap di dalamnya, mulai dari empat buah danau, ratusan sungai, gunung dan kawasan hutan yang membentang di pesisir utara dari barat ke timur.

Wisatawan mancanegara yang berulang kali menghabiskan liburan di Pulau "Seribu Pura" tidak pernah merasa bosan dan jenuh, karena selalu menemukan suasana baru serta atraksi yang unik dan menarik untuk dinikmati.

Bali memang tiada hari tanpa alunan suara gamelan mengiringi olah gerak tari, sehingga menjadi denyut nadi. Puspa ragam ekspresi seni tari itu tersaji dalam ritual keagamaan, tampil dalam upacara adat, peristiwa sosial sekuler maupun sebagai tontonan wisatawan.

Menari bukan hanya dilakoni remaja putri dan pemuda yang tampan, namun melibatkan masyarakat Bali dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua menari dalam ritual keagaan umat Hindu.

Menari adalah kesukacitaan yang mengasyikkan sebagai sebuah persembahan sekaligus ekspresi estetik pada ritual keagamaan yang digelar di masing-masing tiga pura dalam satu desa adat setiap enam bulan sekali.

Di Bali sendiri terdapat sekitar 1.400 desa adat, dan masing-masing desa adat itu memiliki tiga buah pura (Pura Bale Agung, Puseh dan Pura Dalam) yang ritualnya (odalan) setiap enam bulan yang umumnya dimeriahkan dengan menampilkan kesenian.

Kondisi demikian itu didukung masyarakat dan semua pihak di Bali secara sadar dan penuh tanggung jawab menjaga alam lingkungan, sekaligus mewujudkan Bali sebagai provinsi bersih dan hijau (Green Province) yang dicanangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Semua hal itu memberikan nilai lebih sehingga Bali kembali dinobatkan sebagai daerah tujuan (destinasi) wisata terbaik (Island Destination Of The Year) dalam ajang China Travel & Meeting Industry Awards 2013, tutur Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng.

Penghargaan tersebut diraih setelah Bali memperoleh nilai tertinggi dari dewan juri yang beranggotakan para pakar dan pengamat industri pariwisata di China yang diperkuat dengan hasil "voting online" masyarakat China melalui website majalah tersebut.

Dalam hasil voting, Bali mengungguli dua kandidat lainnya yakni Tahiti dan Mauritius. Penghargaan untuk Bali diterima oleh Dubes RI di Beijing, 4 September 2013.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan apresiasi atas penghargaan tersebut dan terima kasih kepada masyarakat China yang menjatuhkan pilihan kepada Pulau Dewata dalam ajang bergengsi tersebut.

Penghargaan ini dipandang sebagai salah satu wujud pengakuan masyarakat internasional terhadap Bali yang berhasil mengelola industri pariwisata dan Meetings, Incentives, Conference and Exhibition (MICE) kelas dunia.

"Meskipun Bali mendapat pengakuan masyarakat internasional, hal itu tidak membuat terlena dan berdiam diri, karena tantangan yang dihadapi ke depan semakin kompleks," harap Ketut Teneng.

Hal itu ditekankan, mengingat destinasi di berbagai negara belahan dunia terus berlomba dan berbenah untuk menjadi yang terbaik, sehingga Bali tidak boleh diam dan tetap mampu meraih prestasi yang gemilang itu.

Aman dan Nyaman di Bali

Daerah tujuan wisata Pulau Bali yang siap menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang dihadiri sekitar 6.000 delegasi, ribuan wartawan dan 21 kepala negara/pemerintahan ditekankan untuk terus berbenah diri memperbaiki mutu pariwisata.

Upaya itu dilakukan dengan memelihara dan mempertahankan rasa aman, nyaman, sopan santun serta pelestarian adat dan budaya sehingga tetap tampil terdepan di kancah internasional.

Bali yang menerapkan sistem keamanan berstandar internasional itu didukung dengan adanya penerbangan langsung dari kota-kota besar di mancanegara dengan harapan kunjungan turis di Bali semakin banyak.

Pantai Kuta, Pantai Sanur, perkampungan seniman Ubud, kawasan perhotelan elit Nusa Dua, serta potensi kerajinan tangan, gerak tabuh dan tari Bali, serta karya lukisan yang begitu indah menjadikan Bali cepat populer dibanding provinsi lain yang jauh lebih tua.

Dikenalnya Bali secara meluas di dunia internasional itu tidak semudah "membalikkan telapak tangan" namun memerlukan kerja keras dan dukungan semua pihak dalam jangka waktu yang lama.

Orang-orang asing antara lain Miguel Covarrubias, seorang penulis, pelukis dan antropolog kelahiran Meksiko pada tahun 1930 atau 82 tahun yang silam sempat menetap di Bali dan menulis buku berjudul "Island of Bali".

Seniman mancanegara sebenarnya sejak lama telah mengenal dan menetap di Bali seperti Andrien Jean Le Mayeur, seniman asal Belgia yang akhirnya mempersunting seorang wanita Bali.

Demikian pula Walter Spies (alm) warga negara Jerman, Antonio Blanco (alm) asal Spanyol, Arie Smith, warga negara Belanda dan banyak lagi sederetan nama seniman asing yang pernah menetap di Bali, khususnya di perkampungan seniman Ubud untuk menghasilkan karya-karya seni yang bermutu.

"Citra baik tentang Bali yang telah diperkenalkan itu, tetap ditindaklanjuti dengan mengirim misi kesenian dan promosi pariwisata ke berbagai negara di belahan dunia, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Bali jumlahnya terus meningkat," tutur Ketut Teneng, pria kelahiran Buleleng yang lebih dari tiga dasa warsa mengabdikan diri di berbagai instansi pemerintah.

Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2,94 juta orang selama tahun 2012, meningkat 4,34 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 2,82 juta orang dan tahun 2013 ini sudah mendekati dua juta orang.

Kunjungan turis itu melampaui sasaran dari yang ditetapkan Dinas Pariwisata setempat sebanyak 2,7 juta orang.

Bali Tidak perlu tambah hotel

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Gede Suarsa MSi menjelaskan, meskipun target wisman yang ditetapkan meningkat, Bali tidak perlu menambah atau membangun fasilitas pariwisata berupa kamar hotel berbintang.

Hal itu karena fasilitas yang ada masih memungkinkan untuk menampung peningkatkan kunjungan wisman, mengingat tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali selama 2012 itu rata-rata 66 persen atau meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 60,8 persen.

Fasilitas kamar hotel berbintang, khususnya di wilayah Kabupaten dan Denpasar selama ini dinilai cukup memadai tidak perlu ditambah. Namun tiga kabupaten yang selama ini belum memiliki fasilitas hotel berbintang sangat memungkinkan.

Ketiga daerah itu meliputi kabupaten Jembrana, Bali barat, Klungkung dan Kabupaten Bangli, mengingat wisatawan ingin menikmati suasana baru dalam berliburan ke Bali. Demikian pula daerah-daerah lain seperti Kabupaten Tabanan, Gianyar, Buleleng dan Karangasem masih sangat memungkinkan untuk menambah kamar hotel berbintang.

Bali jika bercermin dari hasil penelitian dan pengkajian SCETO, konsultan pariwisata dari Prancis tahun 1975, menurut Kepala Badan Penjamin Mutu Universitas Udayana (BPMU) Prof Dr Ir Wayan Windia, MS di Pulau Dewata maksimal dibangun 24.000 kamar hotel berbintang untuk menjaga daya dukung Bali.

Namun kenyataannya di Bali kini telah dibangun 55.000 kamar hotel berbintang atau dua kali lipat daya dukung Bali, sehingga Bali sudah saatnya melakukan moratorium terhadap pembangunan fisik terkait kepentingan pariwisata, ujar Prof Windia. (Ant)

Goyang Cesar Ungguli Gangnam Style

Demam Goyang Cesar Ungguli Gangnam Style

Demam Goyang Caser Ungguli Gangnam Style | Riforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran PolitikRiforri - Akhir-akhir ini jagat hiburan di Indonesia dihebohkan dengan kemunculan ‘Goyang Cesar’. Goyang yang dipopulerkana oleh Caisar Aditya Putra ini mengalahkan, goyang-goyang sebelumnya, seperti ‘Gangnam Style’ dan ‘Harleem Shake’. Goyang Caisar ini sempat merajai berbagai stasiun televisi nasional, bahkan manca-negara. Goyang ini diprediksi bisa mendunia. ‘Goyang Cesar’ dipopulerkan oleh Caisar Putra Aditya alias Cesar. Ia dan goyangannya kini menjadi topik hangat di sejumlah tayangan televisi. Berbagai event dan acara televisi yang on air dan off air kerap menghadirkan Cesar. 

Ketenarannya, dinilai mampu menyaingi pekerja seni papan atas di negeri ini. ‘Goyang Cesar’ mulai diperkenalkan oleh Cesar  sendiri dalam sebuah acara Yuk Kita Sahur di  Trans TV. Diiringi lagu dangdut yang gampang diingat, Cesar pun berjoget sesuai gayanya. Begitu booming nya joget Cesar sekarang, membuat joget ini menjadi perbincangan di berbagai jejaring sosial. Namun, tahukan Anda di balik ketenaran yang Cesar,  ternyata menyimpan sejumlah kisah masa lalu yang kurang menguntungkan secara ekonomi. Popularitasnya saat ini tidak diraih dengan sekejap mata. Membutuhkan perjuangan dan luluhan keringat. Namun Cesar percaya bahwa tidak ada keberhasilan yang diraih tanpa cucuran keringat. Setiap keringat yang jatuh, pasti ada balasannya. Alhasil, Cesar kini menjadi bintang baru yang banyak digandrungi banyak orang.

Sebelum menapaki ‘Goyang Cesar’, pria yang konon sampai saat ini masih disuapi sang ibu, pernah menjalani beberapa profesi, termasuk menjadi tukang ojek. Sebagai tukang ojek, Cesar mengantarkan penumpang dari satu tempat ke tempat lain. Itu dilakukan demi sebuah penghasilan guna menyambung hidup. Seperti diakui Cesar, saat menjadi tukang ojek, ia hanya mendapat penghasilan Rp 40 ribu sekali ngojek. “Dulu saya nggak kuliah karena orangtua anaknya banyak. Saya ngojek dapet Rp 40 ribu sehari itu. Buat tambahan uang jajan aja,” kisah Cesar belum lama ini. Tak puas menjadi tukang ojek, Cesar mencoba mencari peruntungan lain. Ia pun mulai merambah ke dunia dunia hiburan. 

Di dunia barunya itu, Cesar pernah menjadi asisten pelawak Yadi Sembako, Budi Anduk, dan Bopak. Dan itu ia peroleh lewat jasa sang kakak, yang memperkenalkannya kepada Yadi. Dia lantas bercerita bahwa kakaknya yang nomor 4, Wawan kerjanya jadi manajer beberapa komedian. Nh, dari kakaknya ini, dia diperkenalkan dengan Yadi, dan  akhirnya jadi asisten Yadi. Lalu setelah itu jadi asisten Budi Anduk, dan terakhir bersama Bopak. Dari situ, Cesar itu pun mulai kerap wara-wiri di televisi. Hingga akhirnya Cesar ditarik menjadi co host ‘Show Imah’ besama Yadi. Singkat cerita, Ramadan kemarin merupakan Ramadhan yang membawa berkah untuk Cesar. Lewat program ‘Yuk Kita Sahur’ Trans TV, Cesar benar-benar bersinar Caesar mengaku inspirasi goyangan khasnya itu berasal dari goyangan saat nyawer di panggung dangdut. 

Pria kelahiran Jakarta, 29 Agustus 1989 ini mengatakan dia kerap jadi perantara penyawer saat dangdutan jika ada orang mau memberi uang. ‘Goyang Cesar’ sudah menjadi fenomena tersendiri di Indonesia. Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap ‘Goyang Cesar’ diwujudkan dengan mencoba menirunya. Tak hanya kalangan orang awam, para pekerja seni dan artis papan atas pun mencoba menirukannya. Bahkan, salah seorang personel JKT48, Nabila, dengan baik mampu menirukan ‘Goyang Cesar’. Aksi Nabila vs Cesar yang diunggah di youtube, ternyata menyedot perhatian publik. Hanya dalam hitungan hari saja, ratusan ribu penggiat dunia maya menyaksikan video Nabila vs Cesar tersebut.

Minggu

Ekspor Dangdut vs Impor Miss World

Ekspor Dangdut Yes, Impor Miss World No

Riforri - Indonesia berlimpah sumber pangan dan sumber sumber lainnya. Di negara ini, setidaknya memiliki 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 buah-buahan, 75 sumber lemak dan 232 jenis sayuran. Sayangnya, sebagian pangan malah masih dipenuhi dari impor. Kondisi di lapangan, komoditas-komoditas unggulan pangan ini sebagian besar masih tergantung impor. Sebut saja, impor beras pada tahun lalu mencapai 1,95 juta ton, jagung 2 juta ton, kedelai 1,9 juta ton, dan gandum 7 juta ton. Lalu, daging sapi setara 900 ribu ekor, ayam indukan 900 ribu ekor, gula 3,06 juta ton dan  teh US$11 juta. Termasuk garam, ikan, susu, buah-buahan dan sayuran.
 
Ekspor Dangdut vs Impor Miss World | Riforri Informasi Inspirasi Edukasi Seni Budaya Konspirasi Kemakmuran Politik
Tejo Wahyu Jatmiko, Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS) mengatakan, hingga saat ini, kebijakan mengatasi masalah pangan selalu mengambil jalan pintas dengan impor. Padahal, negeri ini menyediakan sumber pangan melimpah. Padahal, lanjutnya, keragaman hayati menyediakan sumber pangan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang dapat mencukupi kehidupan rakyat. Dan ironisnya, bukan hanya di sektor pangan. Di bidang seni dan budaya, budaya impor juga merajalela. Lihat saja betapa banyak promotor yang mendatangkan artis artis luara ke Indonesia, bahkan artis Korea atau musik musik Korea yang lebih dikenal dengan K-Pop lebih bannyak digandrungi dibandingkan dengan musik local. Yang terakhir yang cukup mengundanng kontroversi penyelenggaran Miss World. Budaya pamer tubuh ini didopsi dan digelar di Indonesia. Kontes kecantikan yang sudah digelar sejak 1951 ini mereposisikan diri sebagai ‘kecantikan dengan sebuah tujuan’. Namun, dalam beberapa kali penyelenggaraan, umbar aurat adalah salah satu sesi yang memperoleh penilaian. Meski di Indonesia tidak ada sesi berbikini, Majelis Ulama Indonesia tetap berkeberatan dengan penyelenggaraa kontes kecantikan tersebut.
"Kontes itu hanya alasan untuk memperlihatkan bagian-bagian tubuh perempuan yang seharusnya ditutup," ujar Mukri Aji, ulama dari MUI Jawa Barat.
Fakta fakta ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari kita justru bangga saat menggunakan atau memakai budaya orang lain.
Padahal, kata HS Dillon budaya impor, apakah impor pangan atau impor lainyya hanya menguntungkan sekelompok pihak, karena menciptakan praktik kartel.
"Selain itu, impor kartel sangat bertentangan dengan filosofi bangsa Indonesia," kata HS Dillon yang juga utusa Khusus Presiden untuk Penanggulangan Kemiskinan.
Menurutnya, dahulu bangsa Indonesia maju dalam bidang pertanian, karena memiliki people power. Namun saat ini, kondisinya terbalik. Ia menilai, hal tersebut tak terlepas dari peranan para pemimpin negeri ini yang justru tak berpihak pada rakyat. Berbeda dengan Malaysia, kondisi masyarakat di sana lebih baik karena pemimpinnya berpihak pada rakyatnya.
 
Di luar negeri, lanjutnya, banyak kekuatan politik yang bisa memberangus praktik kartel agar negara ekonomi tidak rusak. Namun, lagi-lagi ia melihat kondisi yang terbalik di Indonesia, karena kekuatan politik tidak melakukan hal tersebut. Ia menilai, Kadin sebenarnya punya peranan dan bisa mendesak presiden agar melaksanakan kebijakan yang menguntungkan pemerintah serta rakyatnya dalam rangka memberantas praktik kartel.
Kenaikan harga pangan yang terjadi akhir-akhir ini merupakan permainan para kartel yang sudah terjadi sejak bertahun-tahun. "Kartel besar ada di balik semua ini. Pedagang-pedagang besar yang memiliki kekuatan menentukan harga," katanya. Permainan kartel juga melibatkan birokrat maupun instansi tertentu sehingga mereka mendapatkan keuntungan dengan tingginya harga. Menurut dia, Bulog selaku instansi yang diberi kewenangan untuk mengontrol harga di pasar pada kenyataannya tidak mampu melakukan fungsinya tersebut dan akhirnya harga  diserahkan ke pasar.
Padahal, tambahnya, tak ada satu pun negara di dunia berpenduduk besar yang pemerintahnya menyerahkan urusan pangan kepada pasar, sedangkan di Indonesia yang terjadi justru sebaliknya. Dirinya juga menyayangkan kebijakan pemerintah yang menjadikan Bulog sebagai Perusahaan Umum (Perum) sehingga peran lembaga tersebut untuk melindungi rakyat kecil berubah sebagai lembaga pencari keuntungan. Dillon mengakui, kenaikan harga pangan saat ini bisa dijadikan sebagai legitimasi pihak tertentu seperti Bulog maupun para pedagang dari luar negeri.

Dillon menambahkan, penyebab terjadinya gejolak harga komoditas pangan saat ini akibat ketidakmampuan dan rendahnya pola pikir pejabat-pejabat di Kementan dan Kemendag. Mereka dinilai hanya memikirkan rencana jangka pendek, sehingga tidak bisa merealisasikan program jangka panjang yang bertujuan mewujudkan swasembada pangan. Dikataka bahwa beberapa tahun lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memerintahkan kepada Menteri Pertanian untuk melakukan restrukturisasi sektor pertanian secara luas, tetapi instruksi ini tidak dijabarkan dalam program dan kebijakan yang konkret dan jelas. Akibatnya, hingga kini tidak terlihat ada keberhasilan dalam program ini. Untuk itu diperlukan pemikiran yang cermat dalam membereskan sistem tata niaga pertanian, serta keberpihakan kepada petani. Jika tidak, bukan tak mungkin ketergantungan RI akan produk pangan impor akan semakin berkepanjangan. Parahnya lagi, lanjutnya, importasi pangan tak hanya terjadi pada satu komoditas saja namun hampir di seluruh komoditas pertanian yang sanggup diproduksi di dalam negeri juga impor.


Ekspor Dangdut Yes

Dangdut adalah musik  yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan musik yang awalnya dipandang sebelah mata ini mulai unjuk gigi di dunia Internasional.
H. Rhoma Irama saat menghadiri acara peluncuran Album "Dangdut in America" yang menampilkan penyanyi muda asal Maryland AS, Arreal Tilghman, di Jakarta,beberapa waktu lalu mengatakan,  bahwa sejak revolusi dangdut yang pertama pada dasawarsa 1970 an, musik dangdut terus berkembang dan bahkan diminati masyarakat dunia. Saat ini tak kurang dari 70 negara mempelajari musik ini.
 
Kehadiran Arreal Tilghman sebagai penyanyi dangdut tentu saja merupakan kejutan yang besar bagi insan dangdut Indonesia. H. Rhoma Irama mengatakan bahwa suara Arreal Tighman sudah memenuhi spesifikasi untuk penyanyi dangdut. Arreal Tilghman merupakan juara audisi "Dangdut in America"   yang digelar selama 2 tahun di negara paman Sam tersebut. Saat ditanyakan mengenai ketertarikannya untuk mengikuti audisi, Arreal mengatakan bahwa lagu dangdut merupakan musik yang belum pernah ada di AS.
"Saya tertarik mendengar dangdut, karena musik ini tidak ada di negara saya. Saya mempelajari lagu "Dara Muda" ciptaan Rhoma Irama, dan saya menang. Lagu itu luar biasa, membuat orang asyik bergoyang," kata Arreal.

Promosi peluncuran album Arreal Tilghman di Jakarta merupakan kegiatan kedua, setelah peluncuran pertama kalinya di negara asalnya sendiri, Amerika Serikat November 2008 lalu. Saat ditanyakan mengenai antusiasme masyarakat Amerika Serikat mengenai album dangdut pertamanya, Arreal mengatakan bahwa sambutan masyarakat Amerika Serikat sungguh luar biasa. "Saya tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang. Tetapi peluncuran di Amerika kemarin mendapat sambutan luar biasa," ujar Arreal.
Sebelum memenangi acara audisi ‘Dangdut in America', Arreal Tilghman berprofesi sebagai petugas pemadam kebakaran. Luar biasa bukan???. Ada satu lagi, budaya Indonesia yang dikenal oleh negara-negara lain di penjuru dunia ini, tidak hanya di satu negara, tetapi 70 negara. Bersyukurlah karena Tuhan atas segala rahmatNya menaruhkan kita ada di bumi yang kaya akan kebudayaanIndonesia.
 

Dangdut Dipelajari 70 Negara

Rhoma Irama mengungkapkan, musik dangdut asal Indonesia telah dipelajari di 70 negara di dunia, dan 75 universitas di seluruh dunia. Rhoma melontarkan fakta tersebut, dalam sebuah acara yang digelar di sebuah kafe di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (3/2) sore. Angka-angka tersebut, kata Rhoma, didapatkannya dari sebuah riset yang dilakukan Profesor Andrew Weintraub dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat (AS).
Menurut Andrew, dangdut ternyata telah dipelajari di hampir 70 negara di dunia, di 75 universitas di dunia. Itu sebabnya saya diundang beberapa waktu lalu ke Pittsburgh, dimana saya diminta untuk memberikan sebuah makalah," ujarnya.
Weintraub, lanjut Rhoma, adalah salah seorang penerus musik dangdut yang berada di AS melalui kelompok musik dangdut yang didirikannya di Pittsburgh, Dangdut Cowboy. "Para pemainnya adalah para profesor dari University of Pittsburgh," tambahnya.
Rhoma menyatakan, dulu sempat terjadi sebuah revolusi dangdut yang berimbas pada sebuah perubahan pandangan terhadap industri tarik suara maupun musik dangdut. "Ada semacam sense of universalitas yang jadinya, ada yang bernuansa universal yang terdapat di dangdut itu. Sehingga, dangdut itu bisa diterima di mancanegara," katanya.
Hal tersebut telah terbukti dengan ditemukannya Arreal Tilghman, seorang pria berkulit hitam yang menjuarai kontes "Dangdut in America", yang di negeri Paman Sam tersebut pada beberapa waktu lalu.
Menurut rencana, untuk menjembatani kelangsungan musik dangdut antara Indonesia dan AS, Rhoma bakal menduetkan Tilghman dengan putranya, Ridho Rhoma, untuk sebuah proyek musik. 
 

Dangdut Adalah Indonesia

Jika menilik sejarahnya, dangdut berasal dari kulturisme musik India dan Melayu yang mengendap dengan irama dang dan dut (asal kata dangdut) yang dipadukan dengan harmonisasi aransemen dengan nada dicengkokan. Indonesia adalah dangdut, dan dangdut adalah Indonesia Begitulah kira-kira orang menyebut keakraban diantara keduanya. Padahal jika ditilik lebih jauh, dangdut bukanlah produk asli kebudayaan Indonesia, melainkan musik yang berasal dari India.Namun karena sudah disukai maka  dangdut telah menjadi  milik Indonesia.
 
Dangdut adalah jenis musik yang sangat unik. Dangdut dapat dipadukan dengan berbagai musik lain (bersifat konservatif) misalnya ketika rock didangdutkan berubah menjadi rockdut, pop didangdutkan menjadi popdut, dan musik jawa seperti keroncong didangdutkan menjadi campur sari, yang diperkenalkan oleh Didi Kempot. Dangdut memiliki birama 4/4 dan jarang ditemukan lagu dangdut yang memiliki birama3/4 kecuali pada berbagai lagu dangdut tahun 1960-an seperti burung nuri dan seroja. Musik dangdut dinilai sangat miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Walaupun demikian karena kekurangan itulah musik dangdut berbeda dengan aliran musik lain seperti pop, rock, keroncong dan mengandalkan ketukan tabla dan singkep. Musik dangdut dibawakan dengan nada dicengkokan, dan hal inilah yang menjadi daya tarik utama dangdut yang membawa penikmatnya dengan tanpa sadar berjoged. Dan saking nikmatnya, sebagian orang berpendapat stress dikepala hilang sesaat  apabila mendengar dan berjoged dangdut.

Dangdut Mulai Masuk Tahun 1940

Dangdut masuk ke Indonesia sekitar tahun 1940-an ketika musik melayu kontemporer masuk dan berpadu dengan unsur-unsur India (seperti penggunaan tabla) serta cengkok dan harmonisasi Arab. Perkembangan dangdut mulai matang tahun 1950-an sampai 1960-an ketika banyak bermunculan orkes-orkes melayu di Jakarta yang memainkan lagu Deli dari Medan. Dan bersamaan dengan masuknya musik India kedalam dangdut yang dibawa oleh  Eliya Kadam dengan lagu boneka Indianya dan Husein Banafie (salahsatu penulis lagu ratapan anak tiri)  yang berhasil membius masyarakat kita dengan nada-nada indahnya.  Gaya musik dangdut terus berkembang ditahun 1970-an dengan kemunculan Soneta Group yang dimotori Rhoma Irama.
Penyanyi yang memperoleh sebutan King of Dangdut, inilah yang akhirnya banyak mempengaruhi perkembangan musik dangdut. Bersama  Elvie Sukaesih yang disebut  ratu dangdut, dan A. Rafiq si Elvisnya dangdut, diaroma dangdut di Indonesia makin berwarna.   Mereka membawa musik dangdut menjadi musik yang digemari masyarakat Indonesia  khususnya kaum marjinal. Apalagi, pada tahun itu perkembangan musik Barat sedang panas-panasnya dan membawa angin segar bagi musik dangdut dengan kemunculan gitar listrik, mandolin, orgen listrik dan perkusi.  Nada dangdut yang lemah gemulai dan merayu-rayu serta sangat terbuka terhadap pengaruh musik lain mulai dari keroncong, laggam, rock, pop, bahkan house musik  makin menancapkan eksistensi dangdut pada waktu itu. Sebut saja lagu ‘adu domba’ ciptaan Rhoma Irama yang berhasil membius dan mengetarkan pinggul orang Indonesia untuk bergoyang.
 
Seiring perkembangan pemerintahan Soeharto dangdutpun makin melahirkan anak turunan. Ada Meggy Z, Kristina,  Mansyur S, Iis Dahlia, Evi Tamala, Ikke Nurjanah dan kawan-kawan.  Dangdut mulai meramaikan jagad hiburan dan industri musik tanah air sehingga Indonesia mulai terserang wabah dangdut. Bahkan  virus dangdut sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, beberapa negara Eropa, hingga negara adikuasa yaitu Amerika Serikat. Di negaraa negara wabah dangdut, terus merajalela.  Maka pada tahun 80-90 an  Rhoma Irama sang Raja dangdut menegaskan  bahwa Indonesia sudah swasembada dangdut.dan sampai akhir tahun 90-an saat runtunya rezim soeharto dangdutpun mulai tergerus dan mengalami masa reformasi dangdut.
 

Musik Dangdut Memang Fantastis.

 Dangdut  telah melewati berbagai kondisi yang berbaur dengan kultur masyarakat Indonesia. Dangdut adalah musik kebanggaan bangsa, karena melalui dangdut kita dikenal dunia dan melalui dangdut juga kita memiliki karakter musik tersendiri yang dimiliki bangsa lain. Fanatisme akan dangdut juga menjadi fenomena yang ajaib bahkan beberapa tokoh musik dunia menyebut itu sebagai the miracle of dangdut.
Fanatisme itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia saja, bahkan negara-negara lain seperti Arab Saudi, Qatar, Belanda , sampai negara adidaya yaitu Amerika Serikat tak luput dari fanatisme dangdut. Hal itu dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain,  lirik musik dangdut yang unik dan mudah dimegerti;  dangdut adalah musik rakyat, tidak ada pembeda baik sikaya atau si miskin; aransemen musik yang  familiar dan mudah mengajak badan untuk bergoyang, dan musik dangdut yang dipercaya dapat menghilangkan stres adalah faktor penentu kenapa dangdut sangat digemari .Dangdut juga kerap kali digunakan sebagai alat politik. Partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan musik dangdut untuk menarik massa.

Setelah reformasi dangdut mulai menapaki perjalanan baru  yaitu dangdut  yang lebih demokratis, dangdut menjadi lebih berani dan agresif. Media masa dan TV menjadi lebih sering mengadakan acara-acara dangdut yang dibumbui goyang erotis. Hal itu diawali dengan kemunculan Ainul Rokhimah atau lebih  familiar dipanggil Inul Daratista dengan goyang ngebornya merubah wajah musik dangdut menjadi sangat variatif dan kadang dicap murahan. Hal ini adalah evolusi dari berbagai  goyang dangdut di berbagai daerah yang memunculkan jiwa erotisme ini. Perlu disadari dangdut diberbagai pelosok dapat dikatakan sangat erotis, jika  Inul bergoyang dengan pantatnya, di daerah ada yang lebih seronok lagi. Ironis memang kondisi dangdut saat ini. Pasalnya setelah kemunculan goyang ‘ngebor’nya Inul, muncul ‘goyang ngecor’, ‘goyang gergaji’, ‘patah-patah’, ‘sedot tembok’ dan goyang perkakas bangunan lainnya. Bahkan banyak pihak yang menyebut dangdut adalah makanan pokoknya, dan erotis adalah lauknya.  Keadaan ini memaksa sang raja dangdut Rhoma Irama turun tangan dan ‘mencekal’  goyangan seronok milik Inul.
Pasca Inul, muncul goyang lain dan melahirkan idola lain yang juga ‘kontroversi’ seperti  Trio Macan, Duo San San dan lain lain. Akibatnya cekal- mencekal terjadi kembali, bahkan Dewi Persik dicekal walikota  Tanggerang karena dinilai goyangannya mengundang nafsu.
Di era sekarang  ini dangdut mengalami erosi karakter. Dangdut sekarang dipandang sebagai musik ‘murahan’, aliran musik orang kampung  dan musik dengan tampilan sensualitas yang mempertontonkan aurat khususnya kaum hawa. Tidak bisa dipungkiri hal ini telah menjadi paradigma baru  masyarakat saat ini. Mereka lebih senang menyayikan lagu berbahasa Jepang atau hip-hopnya orang Barat ketimbang dangdut is the music of my country. Kalangan musisi dangdutpun terkesan ‘apatis’ dan membiarkan sensualitas dangdut terus berjalan. Bahkan para penyayi dangdut kontemporer saat ini merasa bangga dan tidak ada rasa malu sedikitpun ketika ia mempertontonkan goyangan sensualitasnya. Banyak musisi dangdut yang berpendapat dangdut tanpa goyang itu bagai sayur tanpa garam. Tapi yang menjadi pertanyaan sekarang ini apakah goyangan yang berlebihan dengan sensualitas itu boleh. Jika itu dilegalkan bahkan dilumrahkan dimana letak moral orang timur dengan adat-istiadatnya. Benar, dangdut sedang mengalami krisis karakter?


Dangdut Merupakan Kebanggaan Indonesia

Dangut berkembang menjadi sangat Indonesia. Bahkan,  Dangdut ditampilkan sangat instan dan  ingin cepat sukses. Muncul berbagai kontes dangdut yang memunculkan bintang-bintang dangdut karbitan yang dipaksa untuk popular sebelum waktunya. Akibatnya, eksistensi mereka pun meredup tatkala kontes dangdut itu selesai. Dangdut juga dibuat dengan apa adanya. Banyak musisi dangdut saat ini cenderung membuat musik dangdut dengan nada seronok dan lirik yang sebetulnya tidak patut untuk dibuat lagu. Misalnya keong racun, jablai dan kucing garong yang sebetulnya tidak pantas diperdengarkan. Bahkan banyak anak- anak yang menyayikanya. Ironis memang. Dangutpun terkesan ‘munafik’ dan mengharapkan belas kasihan orang. Dangdut digunakan sebagai media penyayi untuk merauk rupiah dengan saweran yang memperontonkan erotisme. Jika melihat  fakta itu, maka wajar bila dangdut mendapat cap ‘murahan’ dari masyarakat.
Dangdut yang dijadikan media dakwah oleh H Rhoma Irama berubah menjadi dangdut sebagai media penyalur erotisme. Jauh  sebelumnya, dangdut juga mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan sekaten, karena penyayi dangdut wanitanya terlalu terbuka dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi sekaten. 
 
Terdapat berbagai alasan yang mengangap dangdut dinilai  sebagai musik ‘murahan’. Pertama, dangdut adalah musiknya orang marginal sehingga dipandang musik rendahan. Kedua,  Dangdut sekarang dipertontonkan dengan goyang-goyang yang aneh dan mengumbar hawa nafsu sehingga kerapkali dipandang dangdut adalah makanan pokok dan erotis adalah lauknya.Ketiga Dangdut terkesan ‘munafik’ dan mengharap belas kasihan orang lain, dangdut ditampilkan erotis hanya untuk meraup sedikit rupiah oleh penyayinya. Ke empat, banyak lagu dangdut yang sebetulnya melanggar norma kesusilaan baik dari aransemen maupun liriknya dan Ke empat Dangdut dipandang tidak indah lagi karena tidak bersifat mendidik lagi.

Dalam kondisi seperti ini, siapa yang harus disalahkan ? Pemerintahannya, pelakunya atau masyarakatnya?
Padahal musik dangdut sudah menjadi bagian dari warga Indonesia? Ingat bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta akan karya anak bangsanya. Memang dangdut bukan berasal dari Indonesi, akan tetapi dangdut telah menjadi ruh bangsa dan dapat dimasukan kedalam budaya bangsa. Dan ketika dangdut dicap murahan apakah kita sebagai bangsa Indonesia akan membiarkannya? Tentu tidak kita harus melakukan proteksi terhadap musik kebanggaan kita ini. Kita harus mengambil berbagai langkah seperti; menghapus Erotisme musik dangdut karena melanggar norma kesusilaan dan dapat menjadi racun bagi anak bangsa. Kedua  Pembibitan musik dangdut harus diperbaiki dari sifat instant. Ketiga, organisasi musik dangdut yang professional dan bila perlu buat undang undang khusus tentang dangdut.

Apalagi musik  Dangdut telah mewarnai relung hati rakyat Indonesia dari berbagai kalangan dan  Dangdut terbukti kerap kali mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar negeri. Perlahan tapi pasti, dangdut akan menjadi musik yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Sekarang Dangdut ada dimana-mana dan didengarkan kalanngan apa saja. Maka tak salah, jika   Project Pop menyebut Dangdut, sebagai  Dangdut is The Music of My Country.

Siapa tidak mengakui perbedaan
Tidak pernah diajari di skolahan
Semua orang macam2 diciptakan
Cakep atau jelek smua punya perasaan
Ada orang Batak, ada orang Jawa
Ada orang Ambon, ada juga orang Padang
Ada orang Menado, ada orang Madura
Ada orang Papua, nggak disebut jangan marah
* Apakah yang dapat menyatukan kita
salah satunya dengan musik
Dangdut is the music of my country

Reff :
Dangdut is the music of my country, my country, of my country
Dangdut is the music of my country, my country, of my country
Aaaaa, oh my country

Kalo ngaku ngerti tentang persatuan
Mengapa adu domba mudah dilakukan
Kenapa smua mudah hilang kesabaran
Kenapa smua mudah diprovokasikan
Ada kulit hitam, ada kulit putih
Ada rambut panjang, ada juga rambut keriting
Ada mata besar, ada mata sipit
Ada orang kaya ada juga orang miskin
(Project Pop)


Miss World, Jatuhkan Martabat Perempuan

Front Pembela Islam (FPI) menilai Miss World yang digelar di Bali merupakan ajang untuk menjatuhkan harkat dan martabat perempuan. Karena itu, Sekretaris FPI Kaltim, Masnari, mengajak semua kaum hawa untuk menolak ajang tersebut dan tidak menonton setiap tayangannya.
“Seperti fatwa Majelis Ulama Indonesia, ajang Miss World tidak sesuai dengan ajaran Islam yang mewajibkan Muslimah menutup auratnya. Ajang itu adalah ajang yang banyak mudaratnya. Hendaknya dijauhi dan tidak digelar di Indonesia,” tegasnya.
Ormas FPI juga mengatakan, dalam pelaksanaan Miss World di Bali banyak ditemukan pelanggaran Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi. Sebab, semua model berfoto menggunakan bikini. Bahkan, tuding Masnari, ada juga sesi foto bugil di kamar mandi.
“Ini merusak moral bangsa. Agama pun dilanggar. Kalau sudah begini siapa yang disalahkan?” ketusnya.
Di tengah polemik penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia, yang  ditolok oleh Umat Islam sebuah ajang bertajuk Miss World Muslimah 2013 telah digelar di Jakarta
Acara Miss World Muslimah 2013, dihadiri perwakilan dari 6 negara, yaitu Indonesia, Iran, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, serta Brunei.
Kegiatan ini adalah penyelenggaraan ketiga kalinya, yang mensyaratkan pesertanya mirip dengan penyelenggaraan Miss World, tetapi harus beragama Islam, mampu membaca Alquran, serta menggunakan kerudung dan menutup sebagian tubuh tertentu.
"Kita tidak meng-exposure (mengeskploitasi) kaum wanita, tapi kami ingin memperlihatkan kaum wanita Islam itu juga talented (berbakat),skill-nya (keahlian) juga ada, dan kami berharap ini bisa menjadi contoh yang baik buat kaum muslimah lainnya," kata Muhammad Reza Irawan, juru bicara Miss World Muslimah 2013.
Ditanya tentang kewajiban semua peserta harus menggunakan kerudung dan menutup sebagian tubuhnya, Muhammad Reza mengatakan bahwa kerudung itu merupakan kewajiban bagi kaum muslimah, menginngat wanita tidak boleh terlihat wajah dan telapak tangannya. Dia juga menegaskan bahwa penyelenggaraan Miss World Muslimah bukanlah untukmenandingi Miss World  2013.


MUI Sesalkan Miss World Digelar di Indonesia

 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan penyelenggaraan Miss World di Indonesia, karena dipandang bertentangan dengan Pancasila, ajaran agama dan budaya di Indonesia. Miss World, menurut MUI, menganut paham kebebasan, terutama dalam cara berpakaian yang diindustrialisasikan sehingga menguntungkan beberapa pihak.
"MUI menolak secara tegas terselenggaranya Miss World di Indonesia, karena bertentangan dengan agama dan Pancasila Sila ke dua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab," ujar Ketua Bidang Perekonomian dan Produk Halal MUI Amidhan di Jakarta, Sabtu (14/9).
Amidhan mengatakan, penyelenggaraan Miss World merupakan budaya barat yang sekuler, liberal dan kapital, karena secara keseluruhan, acara tersebut bermuara pada materi dan mencari keuntungan semata.
Untuk itu, katanya,  MUI berharap pemerintah dapat menghentikan acara tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi sebagian masyarakat dan komunitas yang menolak penyelenggaraannya.
Sementara, Ketua MUI Pusat Ma`ruf Amin mengatakan, MUI tidak mempermasalahkan demonstrasi yang digelar beberapa organisasi masyarakat untuk menolak penyelenggaraan Miss World di Indonesia, asal tetap menjaga ketertiban umum.
"Menurut kami, demo itu tidak masalah, asalkan tidak anarkis dan menjaga ketertiban. Kami juga berharap agar pemerintah mendengarkan aspirasi tersebut," ujar Ma`ruf.