Tampilkan postingan dengan label Soneta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Soneta. Tampilkan semua postingan

Rabu

"Forsa" Abadikan Ribuan Karya Rhoma Irama

"Forsa" Abadikan Ribuan Karya Rhoma Irama 


Riforri - "Fans Of Rhoma and Soneta" (Forsa) akan mengabadikan ribuan karya Rhoma Irama berupa lagu, lirik, musik, dan film yang pernah dibintanginya dalam bentuk CD,VCD, film, buku, pertunjukan dan sebagainya. "Kami akan mengabadikannya berbagai bentuk karena yakin karya Rhoma dan Soneta akan abadi sampai ratusan tahun mendatang," kata Ketua Umum DPP Forsa, Surya Aka Syahnagra, Selasa.

Riforri - "Fans Of Rhoma and Soneta" (Forsa) akan mengabadikan ribuan karya Rhoma Irama berupa lagu, lirik, musik, dan film yang pernah dibintanginya dalam bentuk CD,VCD, film, buku, pertunjukan dan sebagainya. "Kami akan mengabadikannya berbagai bentuk karena yakin karya Rhoma dan Soneta akan abadi sampai ratusan tahun mendatang," kata Ketua Umum DPP Forsa, Surya Aka Syahnagra | http://www.ri-for-ri.com

Melalui rilis media, seusai terpilih sebagai ketua umum dalam rapat formatur DPP Forsa yang berlangsung 16-17 November di TMII Jakarta lalu, Surya Aka mengungkapkan, ribuan karya Rhoma Irama yang populer di masyarakat diyakini banyak yang berhasil merubah sikap dan watak manusia.

"Seperti halnya orang yang dulunya berjudi berhenti setelah mendengar lagu 'Judi', orang yang suka mabuk, berhenti setelah dengar lagu 'Mirasantika'. Orang yang dulu berani kepada orang tuanya, menjadi taat setelah mendengar lagu 'Keramat'," ucapnya.

Sementara itu, Rapat Formatur Forsa di TMII dihadiri sejumlah Ketua DPW Forsa dari seluruh Indonesia berhasil terpilih Surya Aka Syahnagra menjadi Ketua Umum DPP Forsa 2013-2018.

Aka berhasil menang telak mendapatkan 12 suara dari 15 anggota formatur yang hadir. Anggota formatur tersebut terdiri dari para tokoh fans di berbagai daerah.

Selama ini, Surya Aka dikenal telah sukses memimpin Soneta Fans Club Indonesia (SFCI) Jatim. Mantan wartawan Jawa Pos dan Pimred JTV ini bahkan sudah berencana membuat Museum Soneta.

Mantan Komisioner KPID Jatim ini memiliki talenta menyanyi dengan penampilan mirip Rhoma. Bahkan menciptakan lagu "Untukmu Soneta" sebagai bentuk kecintaannya kepada Rhoma dan Soneta. (fiqih/ant))

Pimpin Forsa, Surya Aka Ucap 'Innalillah'

Pimpin Fans Rhoma, Surya Aka Ucap 'Innalillah'


Riforri - Dalam proses pemilihan ketua umum yang dihadiri sejumlah anggota dari seluruh Indonesia ini  berhasil terpilih H Surya Aka Syahnagra, SH, MH untuk menjadi Ketua Umum DPP Forsa 2013-2018. Aka berhasil menang telak mendapatkan 12 suara dari 15 anggota formatur yang hadir.

Anggota formatur tersebut terdiri dari para tokoh fans di berbagai daerah, antara lain: Indra Imran (Kepulauan Riau), Yayan Budiana (Jawa Barat), Darmin Irama (DKI Jakarta), Jiwwo Soewondo (Jawa Tengah), Gie Singke (Sulawesi Barat), Ahmad Khubby Ali R (Jawa Timur), Mustaman Mus (Papua), Surya-Aka Syahnagra (Jawa Timur), Julia Nur (Kaltim), Zainal Pengembara (DKI Jaya) dan Saefudin Latief (Sumsel).

Dalam pemilihan ketua umum DPP Forsa 2013-2018 ini hadir juga Rhoma Irama. Di kesempatan itu, sang raja dangdut juga memberikan berbagai wejangan agar kiprah Forsa bisa mendunia dan dikenal banyak masyarakat.

Forsa menjadi wadah pecinta Rhoma dan Soneta untuk berkreasi dan berkaryaForsa menjadi wadah pecinta Rhoma dan Soneta untuk berkreasi dan berkaryaKetua Umum Forsa Surya Aka merupakan tokoh fans Soneta dari Jawa Timur, yang berhasil mengembangkan organisasi Soneta Fans Club Indonesia (SFCI) di Jatim. Bahkan, telah menggagas berdirinya museum Soneta.

''Dengan mengucapkan Innalillahi wainn ilahi rojiun, kami terima tugas sebagai Ketua Umum DPP Forsa 2013-2018.'' begitu ucapan saya saat laporan di depan Rhoma Irama, The Legent Of Dangdut, saat hadir di forum Rapat Formatur DPP Forsa di Anjungan Jambi TMII Jakarta Minggu 17 November 2013. Ucapan 'innalillah..' kami ikuti Khalifah Umar Bin Khatab, (ada juga yg menyebut Khalifah Umar bin Abdul Azis), saat dilantik sebagai khalifah. Sungguh amanah ini, sangat berat memikul tanggungjawabnya. Untuk itu dengan memohon ridlo dari Allah Swt, kami minta doa dan restu seluruh fans Soneta di mana pun. Mari bersatu padu, bergandeng tangan untuk bersama-sama memajukan fans Soneta agar kiprahnya bermanfaat untuk agama negara dan bangsa. Dengan menggemari, melestarikan dan mengamalkan lirik dan lagu Rhoma Irama dan Soneta. Kami tak ada artinya apa-apa tanpa bantuan dan kerjasama dengan seluruh fans Soneta. Terima kasih kami sampakan kepada seluruh sahabat yang telah memberikan ucapan, doa dana harapan kepada kami, maaf bila tidak dapat membalas satu persatu," kata Aka dalam sambutan singkatnya.

Sementara itu, Rhoma Irama dalam sambutannya mengatakan, dirinya menyambut baik dengan terpilihnya Surya Aka, fans senior Forsa dari Jatim. Diharapkan Forsa bisa menjadi fans bintang-bintang dunia seperti Mick Jagger yang selalu memberikan support kepada idolanya.

"Apalagi Forsa bisa mengamalkan lirik lagu Soneta sehingga menjadi sumbangan positif bagi anak bangsa. Saat ini lirik Soneta telah dipelajari oleh ratusan universitas di dunia. Maka, tak berlebihan jika Forsa menjadi jembatan bagi generasi mendatang," tandas Rhoma.(Sbh/safari)

Dokumentasi forsa saat sidang 









Kamis

Capres Rhoma di Pelantikan DPC PAMMI Kabupaten Mojokerto

Capres Rhoma Irama di Pelantikan DPC PAMMI Kabupaten Mojokerto

Riforri - Si Raja Dangdut Rhoma Irama, kini makin banyak disebut-sebut sebagai salah satu capres. Setidaknya, itu menyeruak saat Bang Haji menghadiri pelantikan pengurus DPC Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) Kabupaten Mojokerto, Selasa (5/11/2013) malam, di Desa Sampangagung, Kecamatan Kutorejo.

Capres Rhoma Irama di Pelantikan DPC PAMMI Kabupaten Mojokerto | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Bahkan, Bang Haji, panggilan akrab Rhoma Irama, tampak semakin percaya diri disebut sebagai capres. Ini terlihat, saat salah satu pejabat dari Pemkab Mojokerto menyinggung bahwa artis dangdut yang sudah berusia 67 tahun itu sebagai capres. Rhoma Irama kian intens turun ke daerah berpromosi soal langkahnya masuk bursa calon presiden (capres) lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Kalau Bang Haji nanti presiden, dangdutan sak Indonesia," seloroh pejabat tersebut disambut aplus penonton dan fans berat pria yang kini berusia 67 tahun tersebut. 

Pejabat Pemkab Mojokerto itu, memberi sambutan di acara pelantikan PAMMI. Mendengar pernyataan ini, Ketua PAMMI pusat yang mulai debutnya di tahun 1970-an itu pun hanya tersipu di kursinya. Sementara, ribuan penggemar dan pengagum Rhoma Irama makin antusias dan terus memadati lapangan bola yang didirikan tenda dan panggung utama. Panggung ini memang khusus untuk Rhoma.

Capres Rhoma Irama di Pelantikan DPC PAMMI Kabupaten Mojokerto | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Bang Haji masih menjadi magnit bagi penyuka musik melayu. Pengagum pria bercambang ini pun membajiri lapangan bola Kutorejo tempat helatan PAMMI digelar. Ini terlihat, saat ia naik panggung, penggemarnya terus merangsek maju. Areal depan panggung yang semula steril kini dijubeli para penggemar.

"Tadi disebut-sebut, saya capres. Iya, memang saat inilah saya terpanggil dan termotivasi untuk maju mencalonkan diri sebagai capres dari PKB," tegas Rhoma dengan suara lantang yang khas.

Mendengar sikap Rhoma itu, ribuan warga yang hadir bertepuk tangan. Mereka sudah memadati areal lapangan Sampangreko sejak pukul 18.00. Mereka setia menunggu si Raja Dangdut yang baru tiba di Kutorejo pukul 22.00.

Selain menghadiri pelantikan pengurus DPC PAMMI Kabupaten Mojokerto, Bang Haji datang untuk mendendangkan beberapa lagu ciptaannya, ia pun menyelipi dengan menyampaikan tausiyah (pengajian). Tapi inilah salah satu cara Rhoma menyosialisasikan dirinya sebagai capres. 
Foto: surya aka

Selasa

JANGAN BANDINGKAN KONSER ERA 80 AN DAN ERA 13 TH REFORMASI

JANGAN BANDINGKAN KONSER ERA 80 AN DAN ERA 13 TH REFORMASI


Riforri - Kita harus maklum konser Bang Haji dan Soneta era 80 an dan era 13 th reformasi, tentu sangatlah berbeda era 80 bang haji masih berumur 40 an sekarang sudah diatas 60 an di era itu di ibaratkan sumber mata air masih jernih dan mengalir deras memancar dari perut bumi sehingga daya emajinasi , kreatifitas untuk menciptakan sebuah lagu dan eksperimen bermusik masih tinggi sehingga setiap konser tentu menyesuaikan dengan lagu baru dan pasti berganti ganti lagu

JANGAN BANDINGKAN KONSER ERA 80 AN DAN ERA 13 TH REFORMASI | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Dari fisik bang haji sendiri tentu tidak sefres masa lalu sekarang kadang syair lupa kadang melody juga lupa sementara bang haji tidak sekedar menyanyi tapi juga berdakwah sambil menyanyi sambil bergitar belum lagi mikir gerakan khas soneta sehingga bila harus berganti lagu tentu membutuhkan latihan yang cukup memakan waktu, sementara jadwal bang haji sangat padat selain harus konser juga berdakwah hampir keseluruh pelosok negeri dan luar negeri apalagi musim kampanye pilkada seperti sekarang ini tentu kita tidak akan pernah menikmati konser ala 80 an tetapi yang perlu di apresiasi dari bang haji dan Soneta adalah “istiqomahnya” dalam menegakkan amar makruf nahi munkar

Dalam syair soneta nya yang lebih 40 tahun masih belum tergantikan oleh siapapun, bandingkan dengan teman-teman segenerasinya baik dari insan dangdut sendiri maupun dari rock dan pop tanah air sudah pada tumbang semua, bahkan sudah kembali kealam baka, tentu seharusnya kita para fans Soneta harus tetap bersyukur masih bisa menyaksikan bang haji diatas pentas dengan segala keterbatasannya. Di usia yang hampir senja inipun kita masih mendengar kan lagu baru ciptaan bang haji walau hanya satu atau dua saja tapi baik syair maupun notasinya masih bernafaskan agama dan asyik untuk kita nikmati (tidak membosankan).

JANGAN BANDINGKAN KONSER ERA 80 AN DAN ERA 13 TH REFORMASI | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Seandainya bang haji konser di tv atau hadir di daerah saya pasti akan saya sempatkan untuk bisa menyaksikannya sekalipun hujan dan petir menyambar-nyambar tak akan saya lewatkan karena kesempatan langka yang jarang terjadi, maka syukurilah apa yang disuguhkan bang haji untuk kita walaupun saat ini sudah tidak sesuai dengan selera kita baik lagu-lagunya, gerakannya, kostumnya hanya “ itu itu saja” tetapi tentu kita kembali kepada keterbatasan manusia dimana ada saat-saat jaya, ada saat saat memudar, ada saat saat kreatif, ada saat saat stagnan itulah fitrah manusia karena pada hakekatnya tidak ada manusia yang mampu mempertahankan kemampuan dan kemapanan secara abadi kecuali Allah SWT.

Oke teman-teman mari kita sebagai Fans Militan Soneta (Familson) jangan membanding-bandingkan konser Soneta era 80 an dan era Reformasi yang kebablasan karena hanya akan melemahkan cinta kita kepada sang Legenda dan tetap semangat menyukai lagu-lagu Soneta Group, semoga Indonesia di tahun 2014 mempunyai pemimpin “minimal” seperti Bang Haji Rhoma Irama

oke Samson ......Salam Soneta. Semoga Allah SWT meridhoi niat kita semua amin 

Agus Santoso (Penulis tinggal di ujung timur pulau Jawa dekat pulau Bali dan sudah menyukai lagu-lagu bang haji sejak th 74 an, koleksi caset pita mencapai hampir 100 keping ) 

Rhoma Irama Temui Jusuf Kalla, Duet Capres Cawapres?

Rhoma Irama Temui Jusuf Kalla, Duet Capres Cawapres?


Riforri — Pedangdut Rhoma Irama mendatangi Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI), di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2013) sore. Rhoma datang untuk bertemu dengan Ketua Umum DMI Jusuf Kalla. Setibanya di lokasi, Rhoma langsung disambut oleh Jusuf Kalla yang telah lebih dulu datang dan menunggu Rhoma. Hubungan keduanya terlihat akrab. 

Rhoma Irama Temui Jusuf Kalla, Duet Capres Cawapres? | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Saat dikonfirmasi, Jusuf Kalla menyatakan bahwa kedatangan Rhoma ditujukan untuk melakukan pembicaraan tentang masjid di Indonesia. Ia pastikan, kapasitas Rhoma dalam pertemuan ini adalah sebagai Ketua Umum Forum Silaturahmi Ta’mir Masjid dan Musholla Indonesia (Fahmi Tamami). 

"Ini hanya soal masjid," kata Jusuf Kalla di sela-sela pertemuan tersebut. 

Saat ditanya mengenai adanya pembicaraan terkait pemilihan umum presiden, Rhoma hanya tersenyum. Sementara itu, Jusuf Kalla yang duduk di sebelahnya hanya menjawab singkat. 

"Nanti ya, nanti," ujarnya. 

Selain Mahfud MD dan Rhoma Irama, Jusuf Kalla juga dilirik PKB menjadi calon presiden 2014. Bahkan, Rhoma Irama mengaku siap berduet dengan JK dalam Pilpres 2014.

"Why not? Kenapa enggak?" tegas Rhoma saat ditanya terkait wacana duet dengan JK pada Pilpres 2014 di Kantor PP DMI, Jalan Borobudur No 22, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2013).
Rhoma Irama Temui Jusuf Kalla, Duet Capres Cawapres? | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Namun ungkap Rhoma, yang terpenting sebelum menghadirkan wacana pencapresan, perlu diingat akan pentingnya ambang batas untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden. "Presidential Threeshold Pilpres harus realistis," ujar Raja Dangdut itu.

Sementara, JK mengaku, sinergi dengan Rhoma Irama akan terus terjaga walaupun keduanya tidak berpasangan sebagai capres-cawapres.

"Apapun kejadian setelah 2014, kita akan tetap bersama-sama dengan menjadi pengurus Masjid," kata JK sembari tertawa.

"Kita tidak bicara politik di sini," imbuh JK sembari tersenyum

Untuk diketahui, Jusuf Kalla dan Rhoma saat ini tengah dikaitkan dengan calon presiden yang akan diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jusuf Kalla didukung oleh mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah, sedangkan Rhoma mengklaim telah dikukuhkan sebagai calon presiden dari PKB sejak beberapa bulan lalu. (Kom/Lip6)



Senin

Garis Hidup Rhoma Memperkuat Islam dan Pancasila

Garis Hidup Rhoma Memperkuat Islam dan Pancasila 


Riforri - Perjuangan ini mengingatkanku pada almarhum mama yg sejak thn 1977 mendampingi papa berjuang dipolitik (diantaranya). Dulu serangan pada kami nyata-nyata bersenjata, sekarang lebih ke pembunuhan karakter, penghinaan. Mama bilang... papa tidak akan bisa diam untuk memperkuat Islam dan Pancasila, itulah garis hidup papa... jiwanya, memang pejuang seperti kakek.

Garis Hidup Rhoma Memperkuat Islam dan Pancasila | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Dulu kami masih kecil, tidak bisa berbuat banyak. Hanya melihat dan mendengar riuh gaduh orang-orang di rumah. Tapi saat itu aku sudah mampu menangis karena ramai orang bilang papa mau dibunuh, mau ditangkap, mau diculik dan sebagainya dan sebagainya dengan bahasa-bahasa yang menakutkan.

Sekarang aku dan adik-adikku sudah dewasa. Dimana papa berjuang disitulah kaki kami berdiri untuk mensupport, menjaga dan membela beliau. 

Garis Hidup Rhoma Memperkuat Islam dan Pancasila | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Rasa sakit & sedih kami akan menjadi kekuatan kami untuk membela papa. 

Papa orang mukhlis, hatinya ikhlas, jiwanya tenang... tapi papa berhak mendapatkan pembelaan kami... papa berhak mendapatkan bakti kami. Airmata kami adalah do'a sebagaimana mengalirnya keringat papa, darah bahkan bertaruhkan nyawa papa berjuang untuk agamanya dan keluarganya. Kini saatnya kami mengabdi.

Inilah energi saya dan keluarga... subhanALLOH... do'a dan support teman-teman semua amat sangat berharga bagi kami... semoga ALLOH membalas dengan mencurahkan rahmat dan karunia kepada teman-teman semua. Alhamdulillah... terimakasih...(Debby)

Minggu

Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia

Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia   


Riforri - Penghargaan buat Raja Dangdut Rhoma Irama bertambah lagi. Kali ini dari direktur Museum Rekor Dunia MURI Jaya Suprana. Kemarin tanggal 2 November 2013, Jaya mengundang Rhoma Irama ke studio Jaya Suprana di Mall of Indonesia Kelapa Gading, Jakarta. Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia. 
  
Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia  | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Didalam Musium ada beberapa kegiatan hasil MURI yang dipajang.Saya sendiri sempat mejeng didepan MURI bersama anak istri dan salah satu penerima piagam MURI yakni Rhoma Irama. Tumben, biasanya orang mememerlukan piagam MURI sebagai kebanggaan, tetapi untuk Rhoma Irama setelah berulang kali diundang, baru kemarin bisa memenuhi hajat pak Jaya Suprana. Kata pak suprana, "Kalau hari ini bang haji-lah yang menyerahkan kepada MURI piagam penghargaan, bukan sebaliknya" statemen ini dapat dilihat di hasil rekaman yang akan ditayangkan di Stasiun TVRI pertengahan November 2013.


Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia  | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Menurut Jaya, sebenarnya sudah 2 kali mau dikasih, tapi Rhoma belum berkenan menerima. Penghargaan diberikan atas jasa Rhoma membuat dangdut musik yg disukai rakyat Indonesia dan telah menyebar ke seluruh dunia. (SAS)

Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia  | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat


Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia  | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat


Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia  | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Rhoma menerima penghargaan "Legenda Dangdut" Dunia  | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat


Sabtu

Saat Kecil Rhoma Hobi Berkelahi

Rhoma Irama Kecil PunyaHobi Berkelahi


Riforri - Tak banyak yang mengetahui mengenai keluarga besar Si Raja Dangdut Rhoma Irama. Dari data yang didapat. Rhoma memiliki 14 orang saudara kakak beradik. Delapan adalah saudara kandung, dan empat di antaranya merupakan saudara seibu dan dua saudara bawaan dari ayah tirinya.


"Hubungan di antara kami alhamdulillah baik, nggak ada masalah. Kalau soal berantem di waktu kecil sih biasa. Apalagi kami berempatbelas, delapan lelaki dan enam perempuan," kata Rhoma dalam sebuah kesempatan.

Di antara mereka yang terjun ke dunia musik adalah kakak perempuan Rhoma yang kini sudah meninggal, dan dua adiknya, Herry dan Dedy.

Karier musik Rhoma dibangun di Jakarta tanpa direncanakan olehnya. Sejak tahun 1950-an, dirinya memang sudah tinggal di Jakarta. Saat itu, Rhoma sekeluarga pindah ke kawasan Bukitduri, Manggarai. Rhoma kecil bersekolah di SR (Sekolah Rakyat) kawasan Manggarai Jakarta Selatan.

Saat itu, bakat sebagai penyanyi mendapat perhatian penyanyi senior, Bing Slamet. Suatu hari saat Rhoma masih duduk di kelas 4, Bing membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) di Manggarai. Ini merupakan pengalaman yang membanggakan bagi Rhoma.

"Bing mengenal saya di sekolah. Waktu itu saya menyanyi dalam pesta sekolah. Lagunya, saya lupa, tapi pasti lagu Barat. Rupanya penampilan saya waktu itu membuat Bing tertarik," kenang Rhoma.

Sejak itu, meski belum berpikir untuk menjadi penyanyi, Rhoma sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. Alat musik yang selalu dimainkannya adalah gitar, tanpa melalui bimbingan guru. Ia tergila-gila pada alat musik yang satu ini. Sampai-sampai, ibunya dibuat marah karena Rhoma lebih peduli kepada gitarnya.

Ceritanya, Ibunda Rhoma menyuruh dirinya menjaga adiknya, tapi Rhoma lebih suka bermain gitar. Akibatnya ibu merampas gitar itu lalu melemparkannya ke pohon jambu hingga pecah.

"Kejadian itu sangat menyedihkan saya, karena gitar bagi saya adalah teman nomor satu. Kalau saya pulang sekolah, yang pertama saya pegang adala gitar. Setiap keluar rumah, gitar selalu saya bawa. Pendeknya, saya hampir tak pernah keluar tanpa gitar," kata Rhoma.

Tapi, dunia Rhoma di masa kanak-kanak bukan hanya dunia musik. Lingkungan pergaulannya ketika itu tergolong keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam geng, dan satu geng dengan geng lainnya saling bermusuhan, atau setidaknya saling bersaing. Dengan demikian, perkelahian antar geng sering tak terhindarkan. Bagi Rhoma, mengenang perkelahian di masa kanak-kanaknya itu merupakan suatu yang mengesankan.

Entah mengapa teman-temannya hampir selalu menjadikan dirinya sebagai pemimpin. Akibatnya, bila gengnya bentrok dengan geng lain, Rhoma lah yang diharapkan tampil paling depan, untuk berkelahi. Tentu saja ia sering babak belur, bahkan pernah luka cukup parah.

"Pada waktu itu boleh dikatakan berkelahi adalah salah satu hobi saya. Rasanya ada kebanggan tersendiri setiap habis melakukan perkelahian," katanya.

Pada waktu itu perkelahian masih berlandaskan sportivitas tinggi, Setiap kelompok mengajukan seorang ‘jago’ yang diadu. Bukan tawuran seperti sekarang. Selain itu, mereka berkelahi menggunakan ilmu bela diri silat. Maklum tempat belajar silat waktu itu masih bisa dijumpai di setiap kampung. Gurunya juga guru mengaji anak-anak, dan merupakan kegiatan tambahan selain mengaji.

Rhoma mulai belajar silat dari ayahnya sendiri. Selanjutnya sejumlah guru membimbingnya, sehingga menurut kakaknya, Benny Muharam, dalam hal ilmu bela diri Oma kini bisa disebut guru. (Aditia Saputra/lip6)a

Asal Mula Nama Rhoma Irama

Nama Rhoma Irama Diambil dari Nama Grup Sandiwara Keliling

Riforri - Sejak kecil, Rhoma menjalani kehidupan yang keras dengan didikan sang ayah. Maklum, ayah Rhoma adalah seorang perwira TNI yakni, Kapten Raden Burda Anggawirja yang merupakan Komandan Batalion Garuda Putih di Tasikmalaya, Jawa Barat. Jika nakal, Rhoma kecil sering dihukum oleh ayahnya dengan dipukul menggunakan rotan. Di usia 12 tahun atau tepatnya tahun 1958, Rhoma harus kehilangan ayahnya karena meninggal dunia dan ibunya menikah lagi.

Asal Mula Nama Rhoma Irama Diambil dari Nama Grup Sandiwara Keliling | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Nama Rhoma Irama sendiri diceritakan bermula ketika sang ayah mengundang grup sandiwara Irama Baru dari Jakarta untuk menghibur pasukannya. Para bintang grup itu antara lain Fifi Young dan Pak Item (Tan Ceng Bok). Waktu itu Tuti Juariah, ibunda Rhoma sedang mengandung dirinya. Usai pertunjukan malah melahirkan di tanggal 11 Desember 1947.

Simpati Raden Burdah pada grup Irama Baru berpadu dengan kegembiraan kelahiran anak keduanya, menimbulkan inspirasi padanya akan nama bayi itu, yaitu Irama, tanpa disertai harapan agar si anak kelak menjadi pemusik atau penyanyi. Justru Raden Burdah ingin agar anaknya kelak menjadi dokter.

"Ayah saya adalah anak buah Pak Nasution. Salah seorang temannya adalah Pak Eddy Nalapraya. Suatu hari, waktu saya bertemu dengan Pak Eddy, beliau bercerita bahwa dulu saya sering digendongnya,” kata Rhoma.

Dikatakan oleh Rhoma jika masa kecilnya biasa-biasa saja. Namun dirinya mengakui jika sejak kecil sudah menyukai musik.

"Kalau ada yang boleh dikatakan istimewa, mungkin karena sejak kelas nol saya sudah memperhatikan lagu. Bahkan menurut Ibu, kalau saya menangis bisa langsung diam jika diperdengarkan lagu. Perhatian saya terhadap musik makin besar setelah saya masuk sekolah. Ketika duduk di kelas 2 SD saya sudah bisa membawakan lagu-lagu Barat dan India dengan baik. Saya ingat salah satu diantaranya berjudul No Other Love, lagu kesayangan ibu. Dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dinyanyikan oleh Lata Maagiskar. Saya juga menikmati lagu-lagu Timur Tengah seperti yang dinyanyikan Umm Kaltsum," ujarnya.

Asal Mula Nama Rhoma Irama Diambil dari Nama Grup Sandiwara Keliling | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Rhoma mengaku jika bakat musiknya berasal dari ayahnya yang gemar lagu-lagu Cianjuran, sebuah kesenian khas Sunda. Bahkan sang ayah dapat menyanyi gaya Cianjuran dengan baik. Selain itu, seorang pamannya yang bernama Arifin Ganda juga tidak disangkal pengaruhnya. Sang paman inilah yang suka mengajarinya lagu-lagu Jepang, ketika Rhoma masih kanak-kanak.

"Saya jadi tahu bahwa musik itu universal. Melalui musik, kebudayaan suatu bangsa bisa menyentuh bangsa lain, tanpa harus memahami dulu bahasanya," ujar Rhoma.

Namun ia merasa bahwa pada masa kecilnya lingkungannya tidak bersikap akrab terhadap bakat musiknya. Ayah dan ibunya adalah pasangan berdarah ningrat. Meski mereka menyukai musik, namun dunia musik bagi mereka bukan sesuatu yang patut dibanggakan, bahkan dianggap kurang terhormat . Kasarnya, bakat musik si kecil Irama, yang mendapat panggilan “Oma” tidak mendapat dukungan. 

"Akhirnya saya jadi berkembang di luar rumah,” katanya.

Sepeninggal sang ayah ibunya kemudian menikah lagi dengan seorang perwira ABRI lain, Raden Soma Wijaya yang juga berdarah bangsawan.

Ketika ayah kandungnya masih hidup, suasana di rumahnya feodal. Segalanya harus serba teratur dan menggunakan tata krama tertentu. Para pembantu harus memanggil anak-anak dengan sebutan Den (raden). Makan harus bersama-sama dan siang hari anak-anak harus tidur. Sang ayah tak segan-segan menghukum anak-anak dengan pukulan jika dianggap melakukan kesalahan, misalnya bermain hujan atau membolos sekolah.

Tapi suasana feodal itu tidak lagi kental setelah anak-anak mendapatkan ayah tiri yang lemah lembut. Bahkan dari ayah tiri inilah, disamping pamannya, Oma mendapat ‘angin’ untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat-alat musik akustik berupa gitar, bongo, dan sebagainya. Omapun lantas membentuk band bocah. (Adt/bs/lip6)

Rhoma : Koruptor Pantas Dihukum Mati

Rhoma : Koruptor Pantas Dihukum Mati

Rhoma : Koruptor Pantas Dihukum Mati | Riforri Menuju Indonesia Bermartabat

Riforri--Garut
Usulan hukuman mati terhadap Akil Mochtar yang dilontarkan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqiy memperoleh dukungan dari raja dangdut H Rhoma Irama. Lelaki yang digadang gadang menjadi pemimpin di Indonesia ini malah setuju seratus persen jika hukuman mati itu berlaku terhadap seluruh koruptor. 

Karena kejahatan korupsi itu tergolong kejahatan kemanusiaan yang tak berbeda jauh dengan kajahatan narkoba dan tindakan terorisme. "Terorisme dihukum mati, narkoba juga dihukum mati, Saya sangat sangat setuju para koruptor itu dihukum mati," ujar H Rhoma Irama sesaat sebelum Tabligh Akbar  di lapangan Garut, Jumat, (4/10/2013) malam.

Rhoma lebih lanjut mengatakan, dia cukup menyayangkan kasus korupsi kembali terjadi dan menimpa sebuah lembaga negara semacam Mahkamah Konstitusi. Padahal, MK   itu adalah garda terdepan dalam soal konstitusi. Jika undang-undangnya sudah dipermainkan dan bisa dibeli  akan menjadi apa negara ini. "Ini benar-benar memprihatinkan, sebagai bangsa kita harus sedih melihat peritiwa seperti ini," jelas Rhoma.

Rhoma menegaskan bahwa sejak lama dia sudah konsen dengan perkara korupsi ini. Itu bisa dlihat dari lirik liirik lagu yang dinyanyikan bersama Grup Soneta. Artinya, jauh sebelum perkara korupsi itu menjadi perhatian orang, Rhoma bersama Soneta sudah jauh jauh hari berbicara soal kejahatan yang merugikan bangsa ini.


Karena itu, imbuhnya, salah satu cara untuk menangkal perbuatan tercela dan nista ini maka tidak ada lain, kecuali meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Dengan iman dan taqwa, Insya Allah kita akan selamat," terangnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengakui  bahwa peran H Rhoma dalam soal menyuarakan pemberantasan korupsi dan masalah hak azazi manusia sudah tak bisa diragukan. Pasalnya, sejumlah lirik lagunya sudah menggambarkan bagaimana bahaya korupsi. Selain itu, persoalan hak azazi manusia juga tak luput dari sorotannya. "Kalau anda mendengarkan lirik lagu Pak Haji disana anda tahu bahwa beliau sudah lama menyuarakan persoalan korupsi tersebut," jelas Muhaimin. 

Tabligh Akbar yang juga dihadiri oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Muspida Garut, Para Kiai dan Habaib memperoleh sambutan meriah dari warga Garut. Sejak sore hari mereka berdatangan ke lapangan Garut. Bahkan, sejumlah warga ada yang datang dari Tasikmalaya, Bandung dan lain lain. "Kalau Pak Haji datang, sesibuk apapun saya di rumah saya usahakan hadir," kata Yayan, seorang warga yang jauh jauh datang dari Bandunng.Lelaki yang punya seluruh koleksi lagu Rhoma ini , bahkan, tidak sendirian. Dia datang dengan puluhan teman temannya yang memang sangat mengidolkan Haji Rhoma Irama. (Osur)

Rabu

Stop Meremehkan Rhoma Irama

Stop Meremehkan Rhoma Irama


Riforri - Rhoma Irama, sebuah nama yang saya kira lebih separuh dari rakyat negeri ini mengenalnya meski belum pernah sekali pun bertemu langsung dan cuma melihatnya melalui berbagai media. Rhoma Irama jelas lebih dulu terkenal daripada nama-nama ini; SBY, Wiranto, Prabowo Subianto, Habibie, Jusuf Kalla, Jokowi, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, serta sederet nama yang mulai terkenal dan sering muncul di berbagai media.

Rhoma Irama

Rhoma Irama sudah mulai dikenal oleh rakyat negeri di pertengahan tahun 1970-an ketika memunculkan sebuah grup musik bernama Soneta, yang namanya diambil dari salah satu jenis puisi dari Italia. Dekade 1980-an dan 1990-an merupakan masa-masa ketenaran dan produktivitas Rhoma Irama dalam bermusik. Sementara itu pada kedua dekade tersebut para tokoh yang nama-namanya saya sebut diatas entah sedang apa dan dimana, yang jelas cuma segelintir orang yang tahu nama dan mengenal mereka. Makanya saya sangat meragukan kejujuran pak Habibie yang pada sebuah tayangan Mata Najwa mengaku tak mengenal Rhoma Irama, terlalu.......

Pada tahun 1973 Rhoma Irama membentuk Soneta Grup yang mana pada tahun itu pula Susilo Bambang Yudhoyono lulus dari Akabri. Pada tahun 1973, Wiranto yang lulus Akademi Militer Nasional (AMN) pada 1968; berpangkat Kapten. Adapun Prabowo Subianto baru lulus dari Akademi Militer di Magelang pada tahun 1974. Kemudian BJ Habibie pada tahun 1973 baru kembali ke Indonesia atas permintaan Soeharto, Presiden masa itu. Pada tahun-tahun ini Jusuf Kalla sibuk mengurusi berbagai bisnisnya melalui NV Hadji Kalla. Lalu Jokowi sedang apa dan dimana ? Ketika Rhoma Irama membentuk Soneta Grup di tahun 1973, Jokowi baru berumur 12 tahunan, berarti ia baru duduk di bangku SLTP. Aburizal Bakrie baru menamatkan kuliahnya di Fakultas Elektro ITB di tahun 1973. Sedangkan Surya Paloh, pria brewokan ini masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Sosial Politik Universitas Islam Sumatera Utara sambil memulai merintis bisnis.

Nah, keterkenalan dan ketenaran Rhoma Irama di kalangan rakyat negeri ini, jelas lebih dulu daripada semua tokoh yang akhir-akhir ini sering muncul namanya di berbagai media. Untungnya di era reformasi ini terdapat banyak media yang bisa digunakan untuk melakukan pencitraan. Padahal di era rejim Orde Baru, dimana media belum begitu banyak dan dibawah kontrol pemerintah pula, Rhoma Irama sempat dilarang tampil di media terutama milik pemerintah, tak membuat ketenaran seorang Rhoma Irama terhalang.

Rhoma Irama itu fenomenal, setidaknya di negeri ini. Julukannya sebagai Raja Dangdut tak pernah tergantikan hingga kini. Terasa sangat aneh jika julukan tersebut disematkan kepada yang lain. Ketenaran Rhoma Irama tak pernah pupus dari benak para penggemarnya. Lagu-lagu ciptaannya sudah seperti semacam lagu wajib bagi para grup musik dangdut. Jangan remehkan seorang Rhoma Irama bila kita tak lebih terkenal dari dia.

(Imi Suryaputera/kompasiana.com/Simplepedia)