Senin

Teroris itu Bukan Masalah Agama, Melainkan Masalah Politik

Teroris itu Bukan Masalah Agama, Melainkan Masalah Politik


Riforri - Bakal calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa Rhoma Irama melantunkan lagu Kita Adalah Satu saat ditanya soal konflik agama yang kerap terjadi di Tanah Air. "Walau kita beda dalam bahasa, walau kita beda dalam budaya, walau kita, beda dalam agama, kita adalah satu," Rhoma bernyanyi dengan suara khasnya saat menggambarkan semboyan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

Riforri | Jika, dalam konflik terdapat kekerasan, maka pemerintah harus tegas menindak para pelakunya. "Tidak memandang apa pun agamanya," kata Rhoma sambil tersenyum. Ia mengatakan bahwa perdebatan soal agama kerap terjadi di Indonesia. Namun, ia menekankan agama yang diakui negara hanya enam. Selebihnya harus diserahkan kepada ulama untuk dinilai apakah sesat atau tidak, barulah pemerintah yang bertugas menindak. "Ini konsekuensi bernegara, harus patuh pada Pancasila," kata dia menambahkan.  'Raja Dangdut' ini mengatakan terorisme bukanlah masalah agama, permasalahan politik. "Pernah saya katakan bahwa teroris itu bukan masalah agama, melainkan masalah politik," ujar Bang Haji sapaan akrab Rhoma Irama.
Rhoma melantunkan lagu saat menjadi pembicara seminar bertajuk "Indonesia Menjawab Tantangan : Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang". Ia dijadwalkan menyampaikan visi dan misinya dalam membangun masa depan Indonesia di Aula Fakultas Kedokteran Kampus UI Salemba, Jumat, 20 Desember 2013.

Menurut dia, semua agama memiliki aliran sesat. Untuk itu, jika ia menjadi presiden, ia akan memberikan kewenangan pada ulama untuk menentukan apakah aliran tersebut menyimpang atau tidak, kemudian pemerintah yang akan menjadi eksekutornya. "Kalau dinyatakan menyimpang, harus dilarang, jangan sampai mencederai agama induknya," kata dia.

Jika, dalam konflik terdapat kekerasan, maka pemerintah harus tegas menindak para pelakunya. "Tidak memandang apa pun agamanya," kata Rhoma sambil tersenyum. Ia mengatakan bahwa perdebatan soal agama kerap terjadi di Indonesia. Namun, ia menekankan agama yang diakui negara hanya enam. Selebihnya harus diserahkan kepada ulama untuk dinilai apakah sesat atau tidak, barulah pemerintah yang bertugas menindak. "Ini konsekuensi bernegara, harus patuh pada Pancasila," kata dia menambahkan.

'Raja Dangdut' ini mengatakan terorisme bukanlah masalah agama, permasalahan politik. "Pernah saya katakan bahwa teroris itu bukan masalah agama, melainkan masalah politik," ujar Bang Haji sapaan akrab Rhoma Irama.

Rhoma berujar bahwa semua agama tidak membenarkan tindakan membunuh. "Dalam firman Allah, disebutkan, barang siapa membunuh orang yang tidak berdosa sama saja dengan membunuh satu manusia, begitupun dalam Islam" ucapnya.

"Begitu juga dengan konflik ulama di Indonesia. Setiap agama, tidak hanya islam, ada aliran-aliran yang menyimpang," kata pria berusia 67 tahun itu.

Saat ditanya peran pemerintah terkait hal tersebut, Rhoma menjawab, "Tentunya mesti ada penegakan hukum yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah."

Tampil di kampus sesungguhnya bukan barang baru bagi Rhoma. Sebelum ke UI, misalnya, dia pernah mengisi acara di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya, UIN Makassar, UIN Palembang, dan Universitas Negeri Jakarta. Di kampus-kampus itu, Rhoma menjadi narasumber dialog kebangsaan.

Dunia politik sebenarnya juga bukan panggung yang asing bagi lelaki kelahiran Tasikmalaya itu. Pada 1977, Rhoma mendukung Partai Persatuan Pembangunan. Gara-gara emoh bergabung ke Golkar, selama 11 tahun dia dicekal tampil di layar kaca TVRI oleh penguasa Orde Baru. "Sejak 1970-an identitas saya 3 in 1, yakni musik, dakwah, dan politik," kata Rhoma di suatu kesempatan. (Temp/Metr)

Wiranto merasa tak menghina, Rhoma Irama : Jangan Suka Jatuhkan Orang!

Wiranto merasa tak menghina, Rhoma Irama : Jangan Suka Jatuhkan Orang!  


Riforri - Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto menegaskan dirinya tidak pernah melecehkan calon presiden ataupun tokoh lainnya sehingga tidak benar jika diberitakan sampai menyinggung nama Rhoma Irama.

"Saya sama sekali tidak menyebut nama orang. Hanya saja partai boleh saja merekrut kader di luar partai apakah sebagai birokrat, pengusaha, seniman, akrobatik, penyanyi, dan sebagainya. Yang penting memenuhi syarat kompetensi dan kualifikasi sebagai capres. Selain tak sebut nama, saya juga tak bermaksud menghina Rhoma," kata Ketum DPP Partai Hanura Wiranto kepada wartawan di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Selasa.

Riforri | Wiranto merasa tak menghina, Rhoma Irama : Jangan Suka Jatuhkan Orang!  |Dikesempatan terpisah Hanura mewakili Wiranto meminta maaf atas sindiran soal pedangdut jadi capres. Namun raja dangdut Rhoma Irama punya pesan khusus buat capres Partai Hanura itu.  "Sebelum Hanura meminta maaf, saya tidak pernah marah. Hanya saja saya mengingatkan sesama manusia untuk tidak saling menjatuhkan," kata Bang Haji Rhoma.  Hal ini disampaikan Rhoma usai peresmian posko Rhoma Irama for President RI di Jl Dewi Sartika, No 44, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (14/12/2013).
Sebelumnya, beredar pemberitaan sebuah media online yang menyatakan Wiranto seolah-olah telah menghina Rhoma Irama sebagai bakal calon presiden atau bacawapres Partai Kebangkitan Bangsa itu sebagai bacawapres akrobat atau pedangdut yang tidak kompeten, itu sama sekali tidak benar.

Wiranto menjelaskan bahwa dirinya memang mendapat undangan diskusi yang dilakukan oleh LIPI bersama Yusril Ihza Mahendra di LIPI Jakarta, Jumat (13/12/2013).

Dalam diskusi tersebut dirinya menjelaskan bahwa rekrutmen calon pemimpin dilakukan oleh parpol. Dan, parpol bisa saja merekrut calon-calon pemimpin atau capres itu, bisa berasal dari mana saja seperti birokrat maupun seniman sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

Hanya saja kata Wiranto, saat ini partai tak mempunyai waktu untuk merekrut dan medidik artis dan seniman lainnya untuk dijadikan sebagai birokrat atau calon pemimpin.

"Hanura sendiri merekrut artis seperti Meriam Bellina dan Krisdayanti. Akan tetapi, mereka tidak menjadi caleg Hanura karena belum memenuhi kompetensi. Itu yang saya maksud. Jadi, saya tak sebut orang," katanya.

Jadi, tambah Wiranto, dirinya tidak pernah sama sekali bermaksud melecehkan Rhoma Irama maupun yang lainnya. Wiranto menegaskan bahwa dirinya tidak pernah ada persoalan atau permusuhan secara pribadi dengan Rhoma Irama.

Menyinggung soal tantangan berdebat dengan Rhoma Irama sebagai bacawapres, Wiranto menyatakan siap-siap saja. Hanya saja kata Wiranto, debat capres itu sudah diagendakan resmi oleh KPU. Sebagaimana sebelumnya, Wiranto sudah dua kali berdebat sebagai capres dalam pilpres pada tahun 2004 dan 2009.

"Nanti pasti ada debat capres untuk Pilpres 2014 setelah ditetapkan oleh KPU. Akan tetapi, bukan debat karena emosi atau desakan masyarakat," katanya.

Wiranto menjelaskan yang namanya debat capres itu tidak berdasarkan emosionalitas, tetapi tetap kritis konstruktif sebagai calon pejabat negara untuk memberikan konstribusi terhadap persoalan bangsa dan negara ke depan.

"Jadi, debat itu bukan berdasarkan emosionalitas, tetapi tetap kritis, sehat, dan objektif untuk kepentingan bangsa dan negara ke depan," katanya.

Dikesempatan terpisah Hanura mewakili Wiranto meminta maaf atas sindiran soal pedangdut jadi capres. Namun raja dangdut Rhoma Irama punya pesan khusus buat capres Partai Hanura itu.

"Sebelum Hanura meminta maaf, saya tidak pernah marah. Hanya saja saya mengingatkan sesama manusia untuk tidak saling menjatuhkan," kata Bang Haji Rhoma.

Hal ini disampaikan Rhoma usai peresmian posko Rhoma Irama for President RI di Jl Dewi Sartika, No 44, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (14/12/2013).

Rhoma menuturkan dirinya tak dendam kepada Wiranto. Meskipun sempat sakit hati karena merasa dihina.

"Sebelum Hanura meminta maaf saya sudah memaafkan dia (Wiranto)," kata Rhoma.

Sindiran Wiranto memang membuat Rhoma Irama murka. Rhoma mengingatkan Wiranto agar tak sembarangan menghina orang.

"Tanpa bermaksud membuat ketersinggungan apa pun, saya atas nama Partai Hanura mohon maaf dan kami tidak bermaksud menyinggung siapa pun," kata Ketua DPP Hanura Yuddy Chrisnandi, kepada detikcom, Sabtu (14/12/2013).

Menurut Yuddy, Wiranto hanya menganalogikan bahwa calon pemimpin harus konsisten. Tidak ada maksud untuk menjatuhkan Rhoma Irama.

"Tidak bermaksud menyerang Rhoma Irama, Pak Wiranto hanya bicara sebagai konteks yang umum. Kalau sudah menjadi capres ya jangan manggung dan sebagainya," kata Yuddy. (Ant/dtk)

Rhoma Tentang Kepemimpinan Wanita Dalam Politik

Rhoma Tentang Kepemimpinan Wanita Dalam Politik  


Riforri - Raja dangdut Rhoma Irama, yang menjadi kandidat calon presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menjanjikan jabatan menteri kepada guru besar Universitas Indonesia, Profesor Eni Menara. Rhoma mengatakan, akan mengangkat Eni sebagai salah satu menteri di kabinetnya jika ia terpilih sebagai presiden.

"Nanti kalau saya jadi presiden, Ibu bisa jadi menteri," jawab Rhoma kepada Eni, dalam sesi tanya jawab seminar "Indonesia Menjawab Tantangan: Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang" di Kampus UI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2013).

Riforri | Meski dalam konsep rumah tangga, posisi perempuan menjadi nomor dua setelah laki-laki atau suami. Tetapi pada sistem kenegaraan peran perempuan tetap harus mendapat tempat.  Bagaimana dengan posisi laki-laki dan perempuan dalam politik? Menurut Rhoma, keduanya memiliki posisi dan hak yang sama. "Dalam tata negara, perempuan punya hak yang sama dengan laki-laki," ujarnya.  Pada kehidupan politik atau pengambil kebijakan, sosok perempuan (gender) tetap penting dilibatkan. Apalagi, demokrasi pemilu menganut sistem 30 persen keterwakilan perempuan (zeeper system). Terlepas dari itu, pria yang akrab disapa 'Bang Haji' ini tetap mengaku perempuan tak bisa melebihi porsi laki-laki sebagai pemimpin. Sebab, kata dia, secara struktur fisik dan mental, kalangan laki-laki lebih kuat ketimbang perempuan.  "Allah menciptakan laki-laki itu dari tanah, dan perempuan diciptakan dari unsur laki-laki (tulang rusuk)," ujarnya. Sehingga, tambah dia, untuk kepemimpinan Indonesia ke depan, demokrasi tetap memberikan ruang sebanyak-banyaknya untuk peran perempuan. Akan tetapi, untuk tanggung jawab besar lebih baik dibebankan kepada kaum laki-laki.
Pernyataan Rhoma itu bagian dari jawaban saat ditanya soal pandangannya terhadap isu jender dalam kepemimpinan dan pemerintahan. Dia mengatakan, laki-laki ditakdirkan menjadi pemimpin bagi perempuan. Menurutnya, secara alami, laki-laki diciptakan lebih kuat daripada perempuan.

Meski dalam konsep rumah tangga, posisi perempuan menjadi nomor dua setelah laki-laki atau suami. Tetapi pada sistem kenegaraan peran perempuan tetap harus mendapat tempat.

Bagaimana dengan posisi laki-laki dan perempuan dalam politik? Menurut Rhoma, keduanya memiliki posisi dan hak yang sama. "Dalam tata negara, perempuan punya hak yang sama dengan laki-laki," ujarnya.

Pada kehidupan politik atau pengambil kebijakan, sosok perempuan (gender) tetap penting dilibatkan. Apalagi, demokrasi pemilu menganut sistem 30 persen keterwakilan perempuan (zeeper system). Terlepas dari itu, pria yang akrab disapa 'Bang Haji' ini tetap mengaku perempuan tak bisa melebihi porsi laki-laki sebagai pemimpin. Sebab, kata dia, secara struktur fisik dan mental, kalangan laki-laki lebih kuat ketimbang perempuan.

"Allah menciptakan laki-laki itu dari tanah, dan perempuan diciptakan dari unsur laki-laki (tulang rusuk)," ujarnya. Sehingga, tambah dia, untuk kepemimpinan Indonesia ke depan, demokrasi tetap memberikan ruang sebanyak-banyaknya untuk peran perempuan. Akan tetapi, untuk tanggung jawab besar lebih baik dibebankan kepada kaum laki-laki.

"Secara struktur fisik dan mental laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan. Itulah sebabnya laki-laki ditakdirkan sebagai pemimpin. Itu dalam konteks keluarga," kata Rhoma.

"Dan laki-laki itu mencari nafkah untuk istrinya. Tapi itu konsep dalam rumah tangga," tutupnya.

Begitu, pemaparan bakal Calon Presiden (Capres) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Rhoma Irama, di hadapan guru besar dan mahasiswa UI. Menurutnya, perempuan nomor dua hanya ada pada kehidupan rumah tangga.

Niat Rhoma maju sebagai kandidat calon presiden ditunjukkan dengan peresmian Posko Pemenangan RIFORRI (Rhoma Irama for Republik Indonesia) pada Sabtu (14/12/2013) lalu. (sindo/jpnn)


Suara PKB Diprediksi Meningkat karena Hadirnya Rhoma Irama

Suara PKB Diprediksi Meningkat karena Hadirnya Rhoma Irama 


Riforri - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam sejumlah survei dinilai berpeluang jadi "kuda hitam" dengan masuk ke dalam tiga besar perolehan suara partai pada Pemilu 2014 mendatang. Menurut pengamat politik dari LIPI, Syamsuddin Haris, PKB akan bersaing dengan Partai Demokrat, Nasdem dan Gerindra dalam persaingan mencapai posisi ketiga dalam daftar perolehan suara Pemilu Legislatif 2014.

"Seperti dikonfirmasi sejumlah hasil survei, PDIP memiliki peluang paling besar dalam memenangi pemilu legislatif, kemudian diikuti oleh Golkar. Tempat ketiga akan diperebutkan oleh PKB, Demokrat, Nasdem dan Gerindra," kata Syamsuddin dalam diskusi di Akbar Tandjung Institute, Jakarta, Kamis (19/12).

Riforri - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam sejumlah survei dinilai berpeluang jadi "kuda hitam" dengan masuk ke dalam tiga besar perolehan suara partai pada Pemilu 2014 mendatang. Menurut pengamat politik dari LIPI, Syamsuddin Haris, PKB akan bersaing dengan Partai Demokrat, Nasdem dan Gerindra dalam persaingan mencapai posisi ketiga dalam daftar perolehan suara Pemilu Legislatif 2014.  "Seperti dikonfirmasi sejumlah hasil survei, PDIP memiliki peluang paling besar dalam memenangi pemilu legislatif, kemudian diikuti oleh Golkar. Tempat ketiga akan diperebutkan oleh PKB, Demokrat, Nasdem dan Gerindra," kata Syamsuddin dalam diskusi di Akbar Tandjung Institute, Jakarta, Kamis (19/12)  Syamsuddin menambahkan, bakal membaiknya posisi PKB dalam Pemilu 2014 bukan karena kinerja Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum PKB. Sebab, naiknya perolehan suara PKB tak lepas dari peran Rhoma Irama sebagai salah satu bakal calon presiden yang akan diusung partai yang kelahirannya dibidani almarhum Gus Dur itu.  "Muhaimin Iskandar jangan besar kepala dulu dengan prediksi posisi tersebut. Membaiknya posisi PKB itu karena Rhoma Irama dijanjikan PKB untuk jadi calon presiden PKB dalam Pemilu 2014 mendatang. Jadi bukan karena Muhaimin hebat," tegasnya.
Syamsuddin menambahkan, bakal membaiknya posisi PKB dalam Pemilu 2014 bukan karena kinerja Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum PKB. Sebab, naiknya perolehan suara PKB tak lepas dari peran Rhoma Irama sebagai salah satu bakal calon presiden yang akan diusung partai yang kelahirannya dibidani almarhum Gus Dur itu.

"Muhaimin Iskandar jangan besar kepala dulu dengan prediksi posisi tersebut. Membaiknya posisi PKB itu karena Rhoma Irama dijanjikan PKB untuk jadi calon presiden PKB dalam Pemilu 2014 mendatang. Jadi bukan karena Muhaimin hebat," tegasnya.

Selain itu, berbagai survei juga mengonfirmasi bahwa Golkar tidak akan mampu menyaingi PDIP. Sebab, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical terlalu memaksakan diri untuk menjadi calon presiden di Pilpres 2014.

"Kalau saja Aburizal Bakrie tidak ngotot menjadi capres dan kasus Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tidak terungkap menjelang 2014, Golkar berpeluang bersaing dengan PDIP," ulas Syamsuddin.

Lebih lanjut, dia memperkirakan persekongkolan antara dunia usaha (bisnis) dan politik masih akan mewarnai Pemilu legislatif dan Pilpres 2014. "Itu terjadi karena dunia usaha di satu sisi memerlukan proyek melalui APBN dan APBD, sementara di sisi lain partai politik dan politisi memerlukan logistik Pemilu dari para pengusaha hitam," ungkapnya.(fas/jpnn)

Jumat

Dari Politisi Menjadi Negarawan

Dari Politisi Menjadi Negarawan


Riforri - “Jika Fungsi Mahkamah Konstitusi sama dengan Mahkamah Agung, maka cukup dileburkan saja jadi satu”. Kalimat ini terucap dalam dialog kebangsaan Fraksi PKB di Gedung Nusatara V, MPR RI, Jakarta. Pernyataan ini cukup menghebohkan. Pernyataan Rhoma Irama masuk menusuk ke jantung konstitusi. Kapasitas Capres bergeser dari seorang politisi menjadi negarawan. Sayangnya statemen ini berubah menjadi kepingan puzzle, ketika dikutip hanya separuh saja.

Riforri - “Jika Fungsi Mahkamah Konstitusi sama dengan Mahkamah Agung, maka cukup dileburkan saja jadi satu”. Kalimat ini terucap dalam dialog kebangsaan Fraksi PKB di Gedung Nusatara V, MPR RI, Jakarta. Pernyataan ini cukup menghebohkan. Pernyataan Rhoma Irama masuk menusuk ke jantung konstitusi. Kapasitas Capres bergeser dari seorang politisi menjadi negarawan. Sayangnya statemen ini berubah menjadi kepingan puzzle, ketika dikutip hanya separuh saja.   Pernyataan Rhoma ditujukan untuk mengkritisi posisi Mahkamah Konstitusi. MK sebagai banteng terakhir penjaga konstitusi mulai tidak dipercaya oleh publik setelah ketuanya dituduh melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Setelah tragedi Ketua MK, sidang Pemilukada bergeser menjadi ajang cacian dan pengrusakan aset-aset Negara oleh mereka yang berperkara.

Pernyataan Rhoma ditujukan untuk mengkritisi posisi Mahkamah Konstitusi. MK sebagai banteng terakhir penjaga konstitusi mulai tidak dipercaya oleh publik setelah ketuanya dituduh melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Setelah tragedi Ketua MK, sidang Pemilukada bergeser menjadi ajang cacian dan pengrusakan aset-aset Negara oleh mereka yang berperkara.

Berawal dari keberadaan MK yang mulai tidak dipercaya publik, Calon Presiden yang akan diusung i PKB ini mulai mengajukan wacana peleburan MK. Sebelum menyampaikan pernyataan peleburan didepan khalayak peserta seminar Rhoma menyampaikan premis mayor terlebih dahulu yakni, “diperlukan amandemen konstitusi ke V sebelum melakukan perubahan sistem ketatanegaraan”. Statemen ini kemudian dilanjutkan dengan premis minor perlunya peleburan MK kedalam MA. Pernyataan Rhoma Irama ini juga sesuai dengan konteks seminar. Halaman 3 Term of Reference (TOR) Seminar PKB yang diterima Riforri mempertanyakan “apakah konstitusi kita UUD 1945 hasil amandemen sudah cukup memadai sebagai fondasi untuk memperkuat sistem pemerintahan presidensial?”. Berdasarkan statemen ini kemudian Rhoma mengajukan tesis untuk meleburkan MK pada amandemen konstitusi kelima.

Riforri yang hadir dalam seminar kebangsaan terkejut ketika statemen Rhoma Irama dipelintir hanya mengungkapkan premis minor tanpa didahului premis mayor. Akibatnya muncullah pernyataan miring bahwa Rhoma Irama tidak paham dengan UUD 1945. Sikap kenegarawan bang haji muncul dalam menghadapi pernyataan miring. Rhoma bukannya melakukan counter isu terhadap masalah ini, tetapi keesokan harinya Selasa, 4 Desember 2013 menyampaikan kembali pernyataannya secara proporsional. Dalam Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ia mengulangi kembali pernyataan tentang perlunya penegakan kepercayaan publik terhadap Mahkamah Konstitusi.

Pernyatan bang haji Rhoma untuk membangun kembali kepercayaan terhadap MK diulang kembali malam harinya (4/12/2013) dalam acara live TV One Apa Kabar Malam bersama dengan Irma Putra Sidin (Pengamat Hukum Tata Negara), Taslim Chaniago (Komisi III DPR RI), dan Mahfud MD. Irma Putra Sidin mendukung keinginan Bang Haji Rhoma untuk memperkuat kembali kepercayaan publik terhadap MK, tetapi dengan cara mempromosikan Mahkamah Konstitusi dan mengajak Rhoma Irama untuk melakukan kampanye ini.

Riforri - “Jika Fungsi Mahkamah Konstitusi sama dengan Mahkamah Agung, maka cukup dileburkan saja jadi satu”. Kalimat ini terucap dalam dialog kebangsaan Fraksi PKB di Gedung Nusatara V, MPR RI, Jakarta. Pernyataan ini cukup menghebohkan. Pernyataan Rhoma Irama masuk menusuk ke jantung konstitusi. Kapasitas Capres bergeser dari seorang politisi menjadi negarawan. Sayangnya statemen ini berubah menjadi kepingan puzzle, ketika dikutip hanya separuh saja.   Pernyataan Rhoma ditujukan untuk mengkritisi posisi Mahkamah Konstitusi. MK sebagai banteng terakhir penjaga konstitusi mulai tidak dipercaya oleh publik setelah ketuanya dituduh melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Setelah tragedi Ketua MK, sidang Pemilukada bergeser menjadi ajang cacian dan pengrusakan aset-aset Negara oleh mereka yang berperkara.

Seakan tidak puas dengan statemenstateman yang dianggap menyentil masalah kebangsaan, media diajak kembali oleh Bang Haji untuk bicara santai tentang masalah kebangsaan. YKS (Yuk Kita Santai) Rhoma dan Media dilakukan kembali di Hotel Sari Pan Pasific. Media cetak, online dan televisi diajak santai menanyakan persoalan kebangsaan selama 1 (satu) jam. Media mempertanyakan kembali persoalan MK, isu duet Rhoma-Jokowi dan masalah pencalonan Rhoma oleh PKB. Ketiga isu panas di media dijawab dengan santai oleh Calon Presiden dan didampingi oleh Riforri.

Tim Riforri akan melanjutkan secara berkala kegiatan YKS (Yuk Kita Santai) Rhoma Media di Ruang Media Centre Riforri setelah Pusat Posko Pemenangan Riforri diresmikan. Tujuannya sederhana untuk terus menerus menyampaikan paham kebangsaan Rhoma Irama kepada publik dan akhirnya menjadikan Rhoma bukan hanya sebagai politisi, tetapi bergeser menjadi Negarawan.

Upaya untuk menjadikan Rhoma sebagai negarawan dilakukan dengan melakukan berbagai upaya untuk bertemu dan berdiskusi dengan para tokoh bangsa. Upaya mempertemukan Rhoma Irama dengan Jusuf Kalla selaku Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) menunjukan kapasitas Rhoma sebagai ahli agama dan negarawan. Terlepas dialog yang muncul di media adalah pengembangan Masjid/Musholla di Indonesia, tetapi pemberitaan menggeser posisi Rhoma sebagai penyanyi.

Pertemuan Rhoma irama dengan 8 calon presiden Pilihan Kompas di Kompas TV turut menggeser posisi Rhoma untuk menjadi Negarawan. Kapasitas Rhoma mulai tampak ketika membicarakan masalah penegakan hukum, Sumber Daya Manusia dan Kesehatan Masyarakat. Berulangkali Jaya Suprana selaku pembawa acara menimpali positif pernyataan Rhoma Irama.

Practise makes perfect demikian ungkapan peribahasa. Untuk menjadi negarawan, maka perlu berlatih. Berlatih menjadi politisi yang terus menerus mengedepankan isu-isu kebangsaan. Isu-isu tersebut harus dialogkan dengan tokoh-tokoh besar dan forum-forum kebangsaan. Hasilnya kemudian disampaikan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian menjadi Presiden ataupun tidak dalam Pemilu 2014 nantinya, Rhoma Irama akan selalu dikenang lebih dari seorang politisi, tetapi Negarawan. Semoga.