Rabu

"Forsa" Abadikan Ribuan Karya Rhoma Irama

"Forsa" Abadikan Ribuan Karya Rhoma Irama 


Riforri - "Fans Of Rhoma and Soneta" (Forsa) akan mengabadikan ribuan karya Rhoma Irama berupa lagu, lirik, musik, dan film yang pernah dibintanginya dalam bentuk CD,VCD, film, buku, pertunjukan dan sebagainya. "Kami akan mengabadikannya berbagai bentuk karena yakin karya Rhoma dan Soneta akan abadi sampai ratusan tahun mendatang," kata Ketua Umum DPP Forsa, Surya Aka Syahnagra, Selasa.

Riforri - "Fans Of Rhoma and Soneta" (Forsa) akan mengabadikan ribuan karya Rhoma Irama berupa lagu, lirik, musik, dan film yang pernah dibintanginya dalam bentuk CD,VCD, film, buku, pertunjukan dan sebagainya. "Kami akan mengabadikannya berbagai bentuk karena yakin karya Rhoma dan Soneta akan abadi sampai ratusan tahun mendatang," kata Ketua Umum DPP Forsa, Surya Aka Syahnagra | http://www.ri-for-ri.com

Melalui rilis media, seusai terpilih sebagai ketua umum dalam rapat formatur DPP Forsa yang berlangsung 16-17 November di TMII Jakarta lalu, Surya Aka mengungkapkan, ribuan karya Rhoma Irama yang populer di masyarakat diyakini banyak yang berhasil merubah sikap dan watak manusia.

"Seperti halnya orang yang dulunya berjudi berhenti setelah mendengar lagu 'Judi', orang yang suka mabuk, berhenti setelah dengar lagu 'Mirasantika'. Orang yang dulu berani kepada orang tuanya, menjadi taat setelah mendengar lagu 'Keramat'," ucapnya.

Sementara itu, Rapat Formatur Forsa di TMII dihadiri sejumlah Ketua DPW Forsa dari seluruh Indonesia berhasil terpilih Surya Aka Syahnagra menjadi Ketua Umum DPP Forsa 2013-2018.

Aka berhasil menang telak mendapatkan 12 suara dari 15 anggota formatur yang hadir. Anggota formatur tersebut terdiri dari para tokoh fans di berbagai daerah.

Selama ini, Surya Aka dikenal telah sukses memimpin Soneta Fans Club Indonesia (SFCI) Jatim. Mantan wartawan Jawa Pos dan Pimred JTV ini bahkan sudah berencana membuat Museum Soneta.

Mantan Komisioner KPID Jatim ini memiliki talenta menyanyi dengan penampilan mirip Rhoma. Bahkan menciptakan lagu "Untukmu Soneta" sebagai bentuk kecintaannya kepada Rhoma dan Soneta. (fiqih/ant))

Di Jepara, Rhoma Kian Yakin Capres PKB

Di Jepara, Rhoma Kian Yakin Capres PKB

Riforri - Raja dangdut Rhoma Irama optimistis akan melaju menjadi calon presiden pada Pemilu 2014. Dia yakin menjadi calon presiden karena merasa mendapat dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai pengusungnya.

Pernyataan tersebut diungkapkan Rhoma saat menghadiri pengajian akbar di Desa Jambu, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa (19/11/2013) sore. Rhoma optimistis bisa melenggang menjadi kandidat presiden karena merasa didukung PKB.

Disinggung adanya kandidat lain yang merapat ke PKB, Rhoma mengaku menyerahkan keputusan akhir kepada partai. Meski demikian, dia yakin PKB akan mengusungnya sebagai calon presiden, karena baru dirinya yang menjalin komitmen dengan PKB.

“Sejauh ini melakukan sosialisasi ke sejumlah wilayah Indonesia guna pengukuhan posko-posko kemenangan. Sosialisasi yang dilakukan baru sebatas lingkup kultural PKB saja bukan deklarasi secara terbuka,” kata Rhoma.

Kehadiran Rhoma di tengah masyarakat Jepara itu menjadi pengobat rindu para penggemarnya. Dalam kesempatan tersebut Rhoma sebagai pendakwah yang menyampaikan tausyiah bukan menyanyi untuk membawakan lagu-lagunya.
(Alip/oke/tbn)

Pengarahan Rhoma pada DPP Forsa

Pengarahan Rhoma Irama pada Penutupan Sidang Formatur DPP Forsa 


Riforri - Rhoma Irama : Saya ucapkan selamat kepada para formatur Forsa yg telah selesai melaksanakan tugasnya. Ternyata gagasan bersama untuk menyatukan fans Soneta dalam satu wadah, akhirnya tercapai. Kini formatur sudah berhasil memilih ketua umum Dewan Pimpinan Pusat. Selamat untuk Mas Surya Aka, yang telah dipercaya rekan-rekannya memimpin organisasi Forsa ini. Memang tidak mudah memimpin Forsa ini, karena tidak saja membutuhkan dedikasi, keseriusan dan kecintaan terhadap sang tokoh idola. Seperti tokoh-tokoh Indonesia dan dunia lain, fansnya membuat lembaga atau organisasi. Ada Wahid Institut, Habibie Centre dan sebagainya. Kini lahir satu ormas yang mengelola ketokohan seorang, bernama Forsa. Bila Forsa dipimpin secara kontinyu, akan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan agama, negara dan bangsa. Bahkan sampai kapanpun, diharapkan Forsa ini tetap eksis.


Karena saya lihat tadi, visi misinya antara lain mensosialisasikan karya-karya Rhoma Irama dan Soneta, untuk diamalkan dan disosialisasikan. Pekerjaan ini suatu upaya yang bisa dikatakan abadi, tidak terbatas ketika ada Rhoma dan Soneta. Karena Rhoma dan Soneta telah membaku dalam teknologi ekosistem berbagai macam. Sebagaimana dikatakan Prof Andrew Weintroup guru besar musik pada Pittsbergh University Amerika Serikat mengkofirmasikan bahwa lagu karya Rhoma telah dipelajari di ratusan universitas di dunia. Beliau mengatakan tak ada pembahasan dalam konteks kebudayaan di Asia Tenggara, tanpa membahas Rhoma Irama. Artinya Rhoma di situ tahaddut bin nikmah, merupakan aset nasional, mudah2an dia juga aset Islam. Adanya suatu upaya untuk melestarikan dan sosialisasi karya Rhoma itu upaya yang sangat terhormat dan patut dihargai. Jadi bukan semata ini milik keluarga Rhoma Irama. Tapi karya ini bermanfaat untuk bangsa negara dan agama.

Menurut analisis Prof Andrew, lirik lagu Rhoma mempunyai suatu upaya motivasi yang kuat terhadap tingkah laku manusia. Setiap orang telah ditakdirkan Allah Swt memilik sense of art and music. Baik itu pop, rock, jaz, dangdut. Semua manusia tanpa kecuali, itu suatu fitrah, juga punya sense of religion, humor dan lainnya. Musik dengan pengelolaan yg serius ternyata (sebagaimana kami uraikan dalam pidato ilmiah di Amerika) musik itu dapat membentuk akhlah seseorang. Musik dakwah  dapat memotivasi, membentuk pendengarnya secara kongkrit. Hal itu sudah saya buktikan, maupun laporan langsung penggemar dan banyak contoh.

Salah satunya, bukti musik Soneta berhasi memotivasi seseorang. Saat itu saya sedang syuting ‘Menggapai Matahari’ di Surabaya. Saya sedang break di sudut restoran, tiba2 masuk seseorang yang parlente (busana rapi berjaz dan yang bertas ecolac). Dia terlihat mencari2 seseorang, rupamya dia mencari saya. Ya coba saya temui di tengah2 break syuting itu. Dia tanya ke petugas,  ‘mana Rhoma Irama’. Akhirnya ditunjukkan posisi duduk saya. Begitu ketemu saya, dia peluk saya. Lama banget sambil menangis. Trus saya tanya. Anda siapa? Dia jawab, ‘Anda guru saya. Saya ini dosen bahasa Inggris di Universitas Airlangga’ katanya. Terus saya tanya, kenapa anda bilang saya guru anda? Dia jawab: Karena lirik2 anda telah memotivasi dan merubah diri saya. Lirik-lirik Soneta telah menjadi pola hidup saya. Banyak sekali problem hidup saya, solusinya adalah lirik dari lagu2 anda. Jadi betul2 lagu anda merubah diri saya. Lirik Soneta tak sekedar lagu, tapi memiliki filosofi yang kuat. Sehingga saya menyampaikan kepada teman2 saya bahwa ‘’Anda harus dengar soneta’. Nah, kisah itulah yang saya muat di makalah saya di konferensi Pittsberg AS, ketika menghadiri internasional conference “Islam and Popular Culture in Indonesia and Malaysia,” Dalam makalah itu, saya sebutkan bahwa musik adalah media edukasi dan dakwah. Disitu saya kisahkan dosen di Surabaya tadi sebagai bukti dakwah melalui musik ini efektif. Memang selama ini banyak pertanyaan, apakah musik itu efektif untuk dakwah dan bisa membentuk karakter seseorang? Ternyata bisa. Bukan hanya itu, banyak dari penggemar yang dulunya suka berjudi berhenti setelah mendengar lagu ‘Judi’. Berhenti mabuk setelah dengar 'Mirasantika'. Berhenti berzina setelah dengar lagu ‘Haram’, dan sebagainya. Ini semua saya yakin bahwa musik Soneta itu ternyata mampu memotivasi pendengarnya. Berarti karya-karya tadi sesuatu yang berharga untuk dipelihara, untuk dikembangkan dan disosialisasikan. Mungkin anda bisa menjadi saksi atas kebenaran tesis ini. 
Maka lahirnya Forsa, suatu yang sangat penting untuk bisa memberikan kontribusi pada pembangunan bangsa ke depan. Karena semakin lama, kita ini liberalism telah melanda pemerintahan indonesia bahkan lifestyle rakyatnya. Individualistik dan liberatlistik telah meracuni anak bang. Nah lagu2 Rhoma kiranya bisa menjadi media counter menghadapi liberalime yg melanda sekarang ini. Betapa pentingnya forsa ini, mudah2an bisa memberi kontribusi pada bangsa dan agama. Amien.***

Anjungan Jambi TMII Jakarta, Minggu 17 November 2013.

Pimpin Forsa, Surya Aka Ucap 'Innalillah'

Pimpin Fans Rhoma, Surya Aka Ucap 'Innalillah'


Riforri - Dalam proses pemilihan ketua umum yang dihadiri sejumlah anggota dari seluruh Indonesia ini  berhasil terpilih H Surya Aka Syahnagra, SH, MH untuk menjadi Ketua Umum DPP Forsa 2013-2018. Aka berhasil menang telak mendapatkan 12 suara dari 15 anggota formatur yang hadir.

Anggota formatur tersebut terdiri dari para tokoh fans di berbagai daerah, antara lain: Indra Imran (Kepulauan Riau), Yayan Budiana (Jawa Barat), Darmin Irama (DKI Jakarta), Jiwwo Soewondo (Jawa Tengah), Gie Singke (Sulawesi Barat), Ahmad Khubby Ali R (Jawa Timur), Mustaman Mus (Papua), Surya-Aka Syahnagra (Jawa Timur), Julia Nur (Kaltim), Zainal Pengembara (DKI Jaya) dan Saefudin Latief (Sumsel).

Dalam pemilihan ketua umum DPP Forsa 2013-2018 ini hadir juga Rhoma Irama. Di kesempatan itu, sang raja dangdut juga memberikan berbagai wejangan agar kiprah Forsa bisa mendunia dan dikenal banyak masyarakat.

Forsa menjadi wadah pecinta Rhoma dan Soneta untuk berkreasi dan berkaryaForsa menjadi wadah pecinta Rhoma dan Soneta untuk berkreasi dan berkaryaKetua Umum Forsa Surya Aka merupakan tokoh fans Soneta dari Jawa Timur, yang berhasil mengembangkan organisasi Soneta Fans Club Indonesia (SFCI) di Jatim. Bahkan, telah menggagas berdirinya museum Soneta.

''Dengan mengucapkan Innalillahi wainn ilahi rojiun, kami terima tugas sebagai Ketua Umum DPP Forsa 2013-2018.'' begitu ucapan saya saat laporan di depan Rhoma Irama, The Legent Of Dangdut, saat hadir di forum Rapat Formatur DPP Forsa di Anjungan Jambi TMII Jakarta Minggu 17 November 2013. Ucapan 'innalillah..' kami ikuti Khalifah Umar Bin Khatab, (ada juga yg menyebut Khalifah Umar bin Abdul Azis), saat dilantik sebagai khalifah. Sungguh amanah ini, sangat berat memikul tanggungjawabnya. Untuk itu dengan memohon ridlo dari Allah Swt, kami minta doa dan restu seluruh fans Soneta di mana pun. Mari bersatu padu, bergandeng tangan untuk bersama-sama memajukan fans Soneta agar kiprahnya bermanfaat untuk agama negara dan bangsa. Dengan menggemari, melestarikan dan mengamalkan lirik dan lagu Rhoma Irama dan Soneta. Kami tak ada artinya apa-apa tanpa bantuan dan kerjasama dengan seluruh fans Soneta. Terima kasih kami sampakan kepada seluruh sahabat yang telah memberikan ucapan, doa dana harapan kepada kami, maaf bila tidak dapat membalas satu persatu," kata Aka dalam sambutan singkatnya.

Sementara itu, Rhoma Irama dalam sambutannya mengatakan, dirinya menyambut baik dengan terpilihnya Surya Aka, fans senior Forsa dari Jatim. Diharapkan Forsa bisa menjadi fans bintang-bintang dunia seperti Mick Jagger yang selalu memberikan support kepada idolanya.

"Apalagi Forsa bisa mengamalkan lirik lagu Soneta sehingga menjadi sumbangan positif bagi anak bangsa. Saat ini lirik Soneta telah dipelajari oleh ratusan universitas di dunia. Maka, tak berlebihan jika Forsa menjadi jembatan bagi generasi mendatang," tandas Rhoma.(Sbh/safari)

Dokumentasi forsa saat sidang 









Pamfata Siap Kawal Rhoma Irama Selama Kegiatan

"Pamfata" Siap Kawal Rhoma Irama Selama Kegiatan


Riforri- Pasukan khusus pengamanan Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musholla Indonesia atau Fahmitamami (Pamfata) siap mengawal dan mengamankan Rhoma Irama dan Soneta Grup selama berkegiatan seperti dakwah maupun konser, khususnya Jawa Timur.

"Pasukan ini dulu bernama Paspamrhoma atau Pasukan pengamanan Rhoma Irama. Namun sejak Januari 2013 menjadi 'Pamfata', menyesuaikan dengan pusat yang lahir sejak akhir 2012," ujar Ketua Dewan Pembina "Pamfata" Jatim Surya Aka Syahnagra di Surabaya, Selasa.

Ia menjelaskan, "Pamfata" merupakan satu tim keamanan yang berlokasi di Surabaya dan dibentuk Soneta Fans Club Indonesia (SFCI). Tugas utamanya mengawal dan mengamankan pribadi Rhoma Irama.

Sampai saat ini, sudah 25 orang yang tercatat sebagai anggota "Pamfata" Jatim. Semua anggota bertugas untuk keamanan selama konser, namun 10 diantaranya memiliki tugas tambahan yakni pengamanan Rhoma Irama selama berdakwah atau melakukan kunjungan.

"Mereka merupakan sukarelawan dari anggota pilihan fans Soneta. Kriterianya tinggi minimal 160 centimeter, sehat jasmani dan rohani, terampil, dan berakhlaq mulia. Selain itu, loyalitas kepada Rhoma telah teruji," kata Ketua SFCI Jatim tersebut.

Surya Aka mengungkapkan, pengalaman selama 10 tahun menjadi wartawan yang pos di wilayah keamanan, ketertiban masyarakat Polda Jatim dinilai menjadi modal cukup sebagai tahapan awal membina "Pamfata".

"Pengalaman itu yang saya tularkan ke anggota. Kelak, kami ingin mengadakan pelatihan dengan mengundang perwira Polda Jatim untuk memberikan pembekalan teknis," kata Humas DPP Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) tersebut.

Apa tidak khawatir dicap terkesan protokoler karena melibatkan pasukan pengamanan? Surya Aka mengelaknya. Menurut dia, "Pamfata" tidak menghambat fans atau jamaah yang ingin bersalaman atau berfoto dg Rhoma Irama. Namun hanya mengatur agar tidak sampai berebut dan tidak tertib.

"Di lapangan, biasanya terjadi dorong-dorongan karena ingin mendekat dan bersalaman dengan Rhoma Irama. Belum lagi harus membelah ribuan massa. Seringkali mereka memegang surban, baju, tangan, atau sekedar melambaikan tangan. Kalau sudah begini, fungsi 'Pamfata' sangat diperlukan untuk melancarkan kegiatan," kata dia.

Pihaknya mengaku bekerja sama dengan keamanan panitia, termasuk TNI, Polri, dan petugas keamanan acara lainnya.

"Kami hanya mengeliminir hambatan menuju panggung dan membelah massa ketika Rhoma hendak naik ke panggung. Tidak ada niatan memberikan jarak antara Rhoma Irama dengan rakyat," katanya. (fiqih)