Kamis

Nilai Sosial Idul Adha

Nilai Sosial Idul Adha


Riforri -Allah SWT telah mengaitkan Idul Adha ini dengan nilai sosial yang abadi dalam bentuk pengorbanan. Pengorbanan artinya menyerahkan sesuatu yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkannya. Pada hari raya Idul Adha  dan hari-hari tasyrik, Allah mensyariatkan bagi yang mampu untuk menyembelih hewan kurban yang dibagikan kepada fakir miskin, karib kerabat, dan sebagian untuk keluarganya sebagai upaya menebar kebahagiaan di muka bumi.
 

Dalam syariat kurban terkandung makna pengokohan ikatan sosial yang dilandasi kasih sayang, pengorbanan untuk kebahagiaan orang lain, ketulusikhlasan, dan amalan baik lainnya yang mencerminkan ketakwaan.

 Esensi dari pengurbanan  ini diungkap Allah dalam Surah al-Hajj ayat 37, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan daripada kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Di antara nilai sosial yang harus menghiasi setiap Muslim pada hari raya adalah menghilangkan berbagai bentuk kedengkian dan iri hati dalam diri, melupakan macam-macam permusuhan dan pertentangan, serta kita tingkatkan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.

Mari bersama mengorbankan hawa nafsu, membuang sikap individualistis dan fanatis mekelompok, demi ukhuwah insaniyah. Dengan Idul Kurban, kita teladani Ibrahim dan Ismail AS, serta bersama menebar kasih sayang
 

Jangan Kehilangan Jatidiri

Semua manusia yang produktif dalam kehidupannya dapat disebut pemuda dan pengorbanan dapat dilakukan oleh siapa saja tidak dibatasi oleh usia atau kelompok dan golongan apapun.Sementara  jika seorang  pemuda sudah mampu melakukan pengorbanan dalam bentuk apapun dan dalam konteks yang sesuai kemampuan, maka  pemuda semacam itu  bisa dikategorikan sebagai pemuda  yang produktif.  Pemuda yang bisa  memaknai secara sederhana perayaan sumpah pemuda dan makna Idul Qurban.

Dan sebagai seorang muda, jangan sampai kehilangan jati diri, para pemuda hendaknya dapat mengintropeksi diri apakah dirinya sebagai pemuda,  Indonesia dapat membuatnya bangga. Sebagai pemuda apa yang telah kita perbuat bagi bangsa dan tanah air Indonesia.Apakah kita selalu rendah diri dan menganggap bangsa lain lebih hebat.Sebagai seorang pemuda, kita janganlah kebablasan dalam menonjolkan bahasa asing dan menyepelekan bahasa sendiri, malah disekolahsekolahyang berlebel sekolah internasional lebih mengutamakan bahasa asing sebagai pengantar pembelajaran dibanding bahasa Indonesia. Akibatnya bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua. Padahal kita sebagai seorang pemuda harus mampu mengembalikan jatidiri kita sebagai sebuah bangsa yang berdaulat dan duduk sejajar dengan bangsa manapun di dunia.

Sementara pemahaman berkurban dalam hal ini bagi pemuda adalah berkorban untuk menaklukkan hawa nafsu untuk pergaulan yang tidak terk-endali, pergaulan bebas, berkurban untuk menahankan diri untuk tidak mengenal dan mencoba obat-obat terlarang, bergaul dengan lawan jenis yang melebihi batas, (Al farabi)

0 komentar:

Posting Komentar